Happy Reading.
Kara dan juga Sofi mencoba untuk berkeliling kampung ini, mereka berdua penasaran dengan keadaan kampung disini dan mereka juga baru tau ternyata nama kampung di pesisir pantai ini namanya Kampung Kuluhan.
Tak banyak dari warga disana tersenyum dan bertanya kepada Kara dan juga Sofi.
"Orang disini pada ramah-tamah yah," kata Kara.
"Iya Kara, pada baik-baik," kata Sofi.
Kara dan Sofi berjalan tak tentu arah, sebenarnya mereka ingin mengetahui keadaan kampung ini untuk sebuah penelitiannya.
Tiba-tiba Kara dan juga Sofi melihat 4 orang pria, 3 orang pria menarik paksa seorang kakek tua. Kata melihat kearah tangan kakek tua itu yang di ikat.
"Maaf yah Pak, kenapa kakek itu di tarik paksa seperti itu,?" Tanya Kara.
"Maaf yah neng, kakek ini orang jahat, sebaiknya neng jangan dekat-dekat dengan dia," kata orang tersebut.
Kemudian tiga orang tersebut pergi sambil menarik kakek tua itu dengan paksa. Kakek tua itu tidak melawan maupun berontak.
Sofi yang melihat kakek itu tiba-tiba merasa iba dan kasihan, dalam hati dia seperti tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh 3 pria tadi.
"Masa sih kakek itu orang jahat, kok keliatannya baik," kata Sofi bingung.
"Ikutin yuk," kata Kara menarik tangan Sofi agar mengikutinya.
"Tapi Kara, bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan kita," kata Sofi ketakutan.
"Udah jangan takut, aku penasaran dengan itu," Kata Kara.
Kara dan juga Sofi mengikuti orang itu secara diam-diam. Ternyata mereka membawa Kakek itu ke dalam rumah kosong. Mereka diam-diam melihat di jendela, ternyata orang tersebut menyekap kakek tua itu.
Kara dan Sofi mengintip dibalik jendela. "Tuh kan benar kalau kakek itu tidak jahat, buktinya mereka mengikat kakek itu, bukanya kalau orang jahat itu harus di bawa ke kantor polisi bukan malah di ikat seperti itu," kata Sofi.
"Iya kamu benar, eh Sof orang itu menuju kesini,"
Kemudian mereka bersembunyi saat ketiga orang yang sedang menyandra kakek tua itu berjalan kearahnya. Sampai ketiga orang pria itu kelaut dari rumah tua itu baru Sofi dan juga Kara bisa bernafas lega.
Kemudian mereka masuk keruamah tua itu mencari keberadaan kakek yang tadi sedang disandra di dalam sana.
"Kakek tidak apa-apa?" Tanya Kara.
Kakek itu mengeleng lemah. "Jangan mendekat!!" Perintah si kakek itu.
"Kenapa kek?" Tanya Kara bingung.
"Kami akan menolong kakek keluar dari tempat ini," kata Sofi.
"Percumah kalian tidak akan bisa menyelamatkanku," kata kakek itu.
"Apa maksud kakek?" Kata Kara.
"Orang-orang itu pasti akan membunuhku kemanapun aku berada, jadi percumah saja kalian akan menyelamatkanku karena pada akhirnya aku akan tertangkap juga oleh mereka," kata kakek itu.
"Kalau boleh tau kenapa orang-orang itu menyandra kakek? Apa sebelumnya kakek melakukan kesalahan?" Tanya Sofi.
"Aku tidak melakukan kesalahan, mereka semua memang tidak suka padaku," kata Kakek itu.
Sofi menyerengit bingung, kalau tidak melakukan kesalahan lalu kenapa kakek itu disandra disini.
Kini giliran Kara yang bertanya, "lalu kenapa orang itu tidak menyukai kakek?" Kata Kara.
"Karena aku selalu melarang mereka untuk membuang mayat kearah pantai sebagai persembahan, karena itu sama saja dengan musyik," kata kakek itu.
"Iya benar juga, aku juga pernah melihat para penduduk disini membuang mayat ke area pantai,"
"Wah aku juga kalau jadi kakek akan melakukan hal yang sama dengan kakek," ucap Sofi.
"Lalu bagaimana kita bisa menolong kakek?" Kata Kara kebingungan.
Sofi sedang memikirkan ucapan kata barusan, saat ini dia sedang buntu. Dia tidak bisa berpikir bagiamana menolong kakek tesebut, terlebih kakek itu bilang kalau kemanapun dia pergi pasti akan di tanggap oleh orang tiga tadi.
"Temuin orang yang suka datang ke mesjid, hanya dia yang bisa menolongku saat ini," kata Kakek itu.
"Siapa orang yang kakek maksud suka ke mesjid itu?" Tanya Sofi bingung.
"Pemuda baik yang sedang mengembangkan dahwahnya di daerah sini, kalian bisa menemukannya di mesjid," kata Kakek itu.
Kakek itu tidak menyebutkan nama mejid itu karena di daerah sini hanya ada 1 mesjid tua Al-Hasim dia sana.
"Kakek yakin?" Kata Kara karena sedikit ragu, bagaimana bisa kakek hanya meminta bantuan kepada pemuda itu. Dia sendiri pun tidak tau yang mana pemuda yang kakek maksud, dan dia juga sedikit ragu apa pemuda itu bisa menolong kakek.
Kakek itu mengangukan kepalanya. "Biasanya dia akan sholat kemasjid berjamaah dengan saya," kata Kakek itu lagi.
"Baiklah kek, sebentar lagi akan duhur aku dan temanku akan pergi ke mesjid itu," kata Kara.
"Pergilah sebelum orang tadi datang lagi kesini anak muda," kata Kakek itu.
"Baiklah kek, kami pamit pergi dulu," kata Sofi.
"Hati-hati di jalan," Kata Kakek itu.
Kara dan juga Sofi akhirnya menuruti apa yang dikatakan oleh kakek itu, walaupun Sofi sedikit ragu.
"Kamu mau menemui pemuda itu? Sedangkan kita juga gak tau pemuda mana yang kakek maksud," kata Sofi.
"Iya, lagian aku merasa kasian dengan kakek itu, dia tidak bersalah sama sekali," kata Kara.
"Tapi bagaimana kalau kita salah memangil pria yang kakek maksud?" Kata Sofi.
"Yaudah kalau begitu kita ajak semua pemauda yang datang ke masjid itu," kata Kara.
Sofi melongo dengan apa yang dikatakan oleh Kara barusan. Dia harus mengajak semua pemuda yang datang ke masjid berarti itu artinya banyak banget pikir Sofi kerena bisasanya orang yang datang ke masjid itu banyak pemudanya.
Tak terasa mereka telah sampai di mesjid Al-Hasim itu. Sebelumnya mereka berwudhu terlebih dahulu mereka akan melaksanakan sholat duhur disana.
Sofi menyerengit saat melihat keadaan masjid ini, sudah terdengar suara azdan tapi hanya ada 2 orang yang datang.
"Sof, apa pemuda itu yang kakek maksud?" Kata Kara kepada Sofi.
"Sepertinya soalnya tidak ada pemuda lain selain mereka," kata Sofi.
Tak lama terdengar suara komat.
"Eh kok di cuman mereka berdua aja yang datang kemejid?" Kata Sofi bingung."Solat dulu Sof, nanti kita lanjutan lagi bicaranya," tegur Kara karena tadi sudah terdengar suara komat itu artinya sholat akan segera di mulai.
__________________________________
Siapa yah kira-kira pemuda yang di maksud oleh kakek itu??..
Jangan lupa kasih vote dan juga comen yah..
Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)
EspiritualSquel Biarlah Takdir Yang Menentukan Rifaldi Ahmad Muzaki. Dia sedang memperluas dakwahnya di pesisir pantai. Mengungkap tabir misteri yang mengusik damai. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang membuat hatinya terpaut dalam Takdir. Akankah Takd...