42. Pulang Ke Yogyakarta.

17.9K 1K 140
                                    

Hal yang paling indah adalah disaat kita bisa kembali ke tempat dimana kita berasal.

__________________________________

Happy Reading

Jangan lupa kasih vote...
.
.
.
.
.
.
Maaf kalau banyak typo yang bertebaran. . .
.
.
.
.

.
.nanti di revisi kalau sudah tamat.

.

.
.

Rifaldi memperhatikan saja Kara sehingga membuat Kara salah tingkah. Dia menutup mukanya dengan kedua tangannya.

"Ngapain sih liatin terus," kata Kara.

"Aku suka melihatmu seperti ini Sawo Manila," kata Rifaldi.

"Mas Rifaldi mau ngapain?" kata Kara saat Rifaldi membuka kedua tangannya dari mukanya kemudian Rifaldi mendekat kearah Manila.

Kara sudah mulai was-was, sedangkan Rifaldi mendengan kepala istrinya sembari membacakan do'a sebelum akhirnya dia mengecup kening istrinya.

Deg...

"Cuman mau Mendokan istri mas saja, hayoh tadi mikir apa?" Kata Rifaldi sambil tersenyum jahil.

"Ih Mas Rifaldi ngeselin," kata Kara sambil memukul Rifaldi pelan.

"Oh udah berani yah," kata Rifaldi menggelitiki pinggang istrinya.

"Ah mah sudah ampun, geli," kata Kara.

"Gak ada ampun untuk kamu sayang," kata Rifaldi.

Pipi Kara sudah bersemu merah saat Rifaldi memanggilnya sayang, itu panggilan yang terasa saat aneh menurutnya. Padahal bisa saja kalau menurut orang lain.

"Assalamualaikum," kata Azka masuk kedalam ruangan.

"Waalaikumussalam," kata Rifaldi menghentikan aksinya.

"Rifaldi, Istri kamu baru bangun dari koma udah mulai di serang aja," kata Azka mengelengkan kepalanya.

Indah mencubit pinggang Azka, "Aww sakit tau," kata Azka lagi sambil melihat kearah indah.

Kara baru tau kalau Azka datang bersama dengan indah.  Kemudain dia tersenyum kearah indah. "Hai kak indah," sapa Kara.

"Kamu sudah sehat?" Tanya indah kepada Kara.

Kara manganggukan kepala, kemudain Azka memberikan sebuah undangan kepada Kara.
Kara hanya melihatnya sekilas, dan dia sudah bisa menebak kalau ini adalah undangan pernikahan.

"Kalian akan menikah?" Tanya Kara yang belum membaca undangan tersebut.

Azka dan indah malah saling lirik, kemudian Azka menatap tajam kearah Rifaldi. "Jangan bilang kamu belum memberitahu semuanya?" Tanya Azka kepada Rifaldi.

Rifaldi malah menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia belum sempet memberitahu Manila tantang ini.

"Ada apa Mas Rifaldi?" Tanya Manila.

"Sebaiknya kamu jelaskan, oh yah kita kesini gak akan lama, hanya ingin memberikan undangan ini, dan ini buah-buahan untuk kalian, jangan lupa dimakan, semoga cepat sembuh," kata Azka.

Indah memberikan parsel buah yang ada ditangannya kepada Kara. "Dimakan yah," kata Indah.

"Makasih kak, maaf jadi merepotkan," kata Kara.

Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang