Happy Reading.Di taman kampus Kara dan juga Sofi sedang duduk berdua, Kara nampak tidak semangat hari ini, terlebih sebuah kenyataan yang dia terima waktu itu.
Kara belum siap untuk bercerita tentang Dewa yang menghitbahnya tiga kali, dia menjaga perasaan Sofi yang menyukai Dewa. Dia juga belum cerita kepada Sofi tentang Azka yang dijodohkan dengan dirinya.
"Hei kenapa malah bengong sih, kamu dengerin aku cerita gak?" Kata Sofi.
"Emang kamu cerita apa?" Kata Kara.
Sofi menghela nafasnya, ternyata benar kalau Kara tidak mendengarkan dia bicara.
"Kamu lagi ada masalah Kara?" Tanya Sofi.
"Nggak, kamu tadi cerita apa? Maaf yah aku tadi kurang fokus dengerinnya," kata Kara.
Sofi tau temanya itu pasti sedangan dan masalah, tapi Sofi tidak memaksa Kara untuk bercerita karena nanti pasti sahabatnya itu akan cerita sendiri terhadap dirinya.
"Aku tadi cuman bilang kalau sekarang Kak Kamelia lebih dekat dengan Kak Dewa daripada dengan Kak Indah," cerita Sofi kepada Kara.
Kara hanya mengangguk saja, jadi jadi teringat lagi dengan Dewa yang waktu itu berbicara dengan Abinya.
"Emang mereka lagi ada masalah apa kok jadi jauhan gitu?" Tanya Kara.
"Aku dengar-dengar sih dari yang lain ayahnya Kak Kamelia itu di tangkap polisi dan Kak Indah jadi ngejuah gitu," kata Sofi.
Sesungguhnya Kara tidak tertarik dengan apa yang diucapkan Sofi itu karena menurutnya itu hanya sebuah gosip, tapi Kara menghargai Sofi yang berbicara seperti itu. Tapi kasih juga kalau sampai Kak Kamelia dijauhin sama Kak Indah.
"Kamu tau gak Kak Indah makin gencar buat dapetin Kak Azka," kata Sofi.
Kara melihat kearah Sofi. "Kamu setuju kalau Kak indah jadi kakak ipar kamu?" Tanya Kara kepada indah.
"Aku sih lebih setuju kamu yang jadi kakak ipar aku," kata Sofi.
Kara yang sedang minum pun selesai tersedak dengan apa yang diucapkan Sofi barusan. Ternyata Sofi mendukungnya dengan Azka.
"Pelan-pelan minumnya, tadi aku cuman becanda doang kok, aku tau kamu sukanya sama Mas Rifaldi," kata Sofi sambil menepuk pundak Kara.
Saat mereka sedang berbicara tiba-tiba Dewa dan Kamelia jalan berdua melewati mereka. Kara melihat Dewa entah dengan tatapan apa sedangkan Sofi menatap Dewa dengan pandangan sendu.
Dewa melewatinya saja sadangkan Kamelia menetap kedua perempuan itu dengan senyuman. Kata membalas senyuman tersebut tetapi berbeda dengan Sofi.
"Pergi dari sini yuk," kata Sofi.
Kara tau Sofi pasti merasa cemburu dengan kedekatan Dewa dengan Kemelia. Pantas aja tadi Sofi bercerita tentang mereka berdua. Kara mengangukan kepalanya sebelum akhirnya dia pergi dari tempat itu juga.
Tanpa Kara dan Sofi sadari, Dewa melihat pergian dua wanita tersebut. Tapi untuk saat ini Dewa harus Fokus kepada Kamelia karena wanita itu sedang butuh support dari dirinya.
💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚
Azka duduk di kursi dekat pesantren ini, entah apa yang dilakukannya saat ini sampai dia tidak sadar ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Azka menoleh kepada orang tersebut.
"Eh Ustadz Ilham," kata Azka sambil menyalami tangan ustadz Ilham.
"Sedang apa kamu sendirian disini Azka?" Tanya Ustadz Ilham kemudian ikut duduk disamping Azka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)
SpiritualSquel Biarlah Takdir Yang Menentukan Rifaldi Ahmad Muzaki. Dia sedang memperluas dakwahnya di pesisir pantai. Mengungkap tabir misteri yang mengusik damai. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang membuat hatinya terpaut dalam Takdir. Akankah Takd...