35. Mengungkap Kebenaran

11.6K 760 119
                                    

Aku akan menyelesaikan kesalahan yang telah aku perbuat. 
Itu Adalah resiko yang harus aku tanggung.

.
Dewa

___________________________________

Happy Reading

Kara terdiam saat Khairah mengatakan kalau dirinya menyukai Rifaldi. Dia mengelengkan kepalanya seolah mengatakan kalau dia tidak menyukai Rifaldi.

"Tidak kok Umi Khairah," kata Kara mencoba mengelak.

Khiarah hanya menyungingkan senyumannya, dia tau kalau Kara saat ini sedang membohonginya dirinya sendiri sama seperti ibunya dulu.

Dia jadi ingat kepada Karin, dulu wanita itu juga sama seperti Kara membohongi dirinya sendiri. Tapi dia sudah tau sekarang jawabannya.

"Kamu tidak bisa membohongi dirimu sendiri Kara, berdo'alah semoga kamu berjodoh dengan Rifaldi," kata Khairah.

Kara menyerengit saat mendengar perkataan dari Khiarah barusan, rasanya percumah saja sekarang, dia tidak bisa berjodoh dengan Rifaldi karena laki-laki itu sudah akan menikah sekarang.

Kara ingin menjawab perkataan dari Khiarah, tapi dia mendengar suara ketukan pintu dari arah luar.

Tok tok tok... 

Terdengar suara ketukan dari luar.
"Maaf Umi Khairah, aku membuka pintu dulu," kata Kara meninggalkan Khairah pergi dari dapur.

Kara berjalan menuju kedepan untuk membukakan pintu rumah itu.

"Assalamualaikum," kata Karin.

"Umi," kata Kara sambil memeluk uminya.

"Kamu baik-baik saja disini Kara," kata Karin.

"Iya umi, Kara baik-baik saja," kata Kara.

"Karin," kata Khiarah yang melihat keberadaan sahabat lamanya itu.

Karin melepaskan pelukan anakanya, kemudian mengamati Khairah.

"Kamu apa kabar Khairah? Sudah lama kita tidak bertemu," kata Karin lalu memeluk Khairah.

Khairah juga melihat kearah Karin, kemudian dia membalas pelukan dari sahabat lamanya itu.

Kara melihat interaksi antara keduanya, ternyata Uminya dan Umi Rifaldi sangat dekat dulu. Dia baru mengetahuinya.

"Umi, Abi mana? Katanya tadi berangkat bareng kesini," kata Kara.

"Abimu langsung ke gedung, dia mau bantu-bantu membereskan disana," jelas Karin.

Kara mengangukan kepalanya, mengerti, kemudian dia pergi ke dapur untuk mengambilkan minum untuk uminya.

Sedangkan Karin dan juga Khairah mengobrol dan bernostalgia sambil duduk di ruangan tamu.

💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙

Di Yogyakarta, Azka, Indah, Sofi dan Dewa saat ini sedang duduk di sebuah kafe, mereka sebelumnya sudah janjian dengan Pak Abdulah dan juga Sania untuk bertemu.

Mereka hanya ingin memastikan kalau Kamelia benar adalah Ayunda.

"Assalamualaikum," kata Pak Abdulah dan juga Santi menghampiri mereka berempat.

"Waalaikumussalam," jawab mereka.

"Ayo silahkan duduk," kata Sofi ramah kepada mereka.

"Apa apa kalian ingin bertemu dengan kami?" Tanya Pak Abdulah.

Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang