33. Bertemu Umi Rifaldi

13.7K 708 79
                                    


Hari ini orangtua Rifaldi akan datang ke Jakarta untuk menemui sang calon besan mereka. Khairah dan juga Abizar kini sudah sampai di kediaman Farah dan juga Sandy.

"Assalamualaikum," kata Khiarah sambil mengetuk pintunya.

"Waalaikumussalam," kata Kara yang membukakan pintu tersebut.

"Calon menantu umi," kata Khairah langsung memeluk Kara yang saat ini sedang berada dihadapannya.

Deg..

Sedangkan Kara malah membeku seketika ketika Khairah memeluk dirinya dan juga mengatakan bahwa calon menantunya.

"Kamu apa kabar Safira? Sudah lama tidak bertemu jadi lupa sama wajah kamu," kata Khairah kepada Kara.

"Eh maaf Tante saya bukan Mbak Safira, Saya Kara," jelas Kara tidak enak.

Khairah menyerengit bingung, kemudian Abizar menghampiri sang istri, "Dia itu anak Karin dan Ilham," kata Abizar menjelaskan.

"Kamu kok tau bi?" Tanya Khairah kepada Abizar.

"Karena wajahnya mirip mereka, tapi wajar sih kalau kalau bilang Kara mirip dengan Safira merekakan sepuouan," kata Abizar.

Sedangkan Kara hanya mendengarkan percakapan suami istri yang ada dihadapannya itu.
"Ayo Om dan Tante masuk dulu," kata Kara.

"Panggil saja Umi jangan Tante, sama panggil suami saya Abi saja jangan Om, maaf yah tadi umi kira kamu Safira," kata Khairah merasa tidak enak.

"Iya tidak apa-apa Tan.. eh umi maksudnya," kata Kara sedikit canggung.

Khairah dan juga Abizar masuk kedalam rumah tersebut, Farah tiba-tiba datang langsung memeluk Khairah. Sedangkan Kara pergi kedap air untuk mengambilkan minum untuk tamu.

"Aku kira tadi Kara adalah anakmu, aku lupa soalnya," kata Khairah.

"Bukan dia keponakanku, anaknya Karin teman kamu dulu," kata Farah menjelaskan.

"Mas Sandy mana?" Tanya Abizar.

"Mas Sandy masih di jalan, Safira sedang menjemputnya," kata Farah.

Abizar mengangukan kepalanya. Kemudian Kara datang sambil membawakan minuman dan sedikit cemilan.

"Tak usah repot-repot, ayo duduk disini," kata Khairah mengajak Kara untuk duduk disebelahnya.

"Iya Umi," kata Kara sedikit cangung.

"Gak usah cangung gitu, aduh umi gak nyangka kamu udah besar sekarang, dulu ibu kamu waktu mau melahirkan sempat ngidam Rifaldi loh, dia gak mau melahirkan sebelum Rifaldi datang ke Yogyakarta, alhasil kami langsung pergi ke Yogyakarta saat itu jauh, iya kan bi?" Kata Khairah meminta pendapat sang suami.

Abizar mengangukan kepalanya saja.

"Sampai kamu lahir, Rifaldi malah bagus dan gak mau pulang ke Bandung, dia malah ingin tinggal di Yogjakarta terlebih saat itu dia punya teman yaitu Azka," cerita Khairah.

Kara hanya menjadi pendengar saja disana, tidak tidak menyangka kalau Azka dan Rifaldi sudah dekat dari kecil, dan juga orangtunya dan juga orangtua Rifaldi sangat dekat dulu.

"Dulu Rifaldi waktu masih kecil saat kamu masih merah suka mencium pipi kamu loh, dia juga sempat bilang kalau dia mau...... " Belum sempat Khairah mengatakan semuanya. Ucapannya terlebih dahulu terpotong oleh Abizar.

"Khairah sepertinya itu Sandy sudah datang," kata Abizar yang mendengar suara mobil dari luar.

"Oh iya, kamu benar bi," kata Khairah.

Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang