Kara hari ini akan pergi ke Jakarta untuk menemui sepupunya itu, dia kesana sendiri karena orangtuanya sedang sibuk dan Sofi tidak mungkin menemani Kara karena hubungannya sedang rengang.
Sebenarnya Azka sudah menawarkan diri untuk mengantar Kara pergi ke Jakarta, tapi Kara menolaknya, dia bisa pergi sendiri.
Sampai saat ini Kara Sudah sampai di kota yang penuh akan penduduknya itu. Dia melihat alamat yang ada di ponselnya dan menyalakannya.
Saat sudah sampai dia mengetuk pintu itu berhadap penghuni rumahnya datang.
Tok tok tok..
Kara mengetuk pintu rumah itu, "Assalamualaikum," kata Kara.
Kemudian ditangani seorang wanita paruh baya dari rumah tersebut.
"Waalaikumussalam," jawab wanita tersebut kemudian melihat kearah Kara. "Eh Kara, kamu kapan datang kesini? Ayo masuk," kata wanita paruh baya itu mempersilahakan Kara untuk masuk kerumahnya.
Kara masuk kedalam rumah bibinya itu, "makasih Bude Farah," kata Kara kemudian matanya melihat kepenjuru ruangan rumah itu.
"Mbak Safira kemana Bude Farah?" Tanya Kara.
"Dia masih di kantor, kamu istirahat dulu dikamar, sini biar bude antar ke kamar kamu," kata Farah kemudian mengantarkan Kara kembarnya.
Kara istirahat di kamar tersebut, kemudian dia menghubungi Safira kalau dirinya saat ini telah sampai ke Jakarta.
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
Di tempat kerjanya Safira sedang mengerjakan tugasnya, tiba-tiba dia mendapat notifikasi dari sepupunya, dia membuka ponselnya dan membaca pesan tersebut.
Manilkara:
'Mbak aku sudah sampai di Jakarta, saat ini kau sudah ada di rumah,
Safira
Kamu disana dulu, aku sedang kerja nati aku pualng kita ketemu dengan calon suamiku.
Manilkara
Baik Mbak, aku mau istirahat dulu kalau begitu.
Safira membaca pesan itu kemudian dia kembali mengejarkan pekerjaan karena takut sang bos besar itu akan memarahinya.
Hingga Safira telah selesai mengejakan tugasnya kemudian dia memberikan filenya kapada sang bos menyebalkan itu.
"Assalamualaikum," kata Safira saat masuk kedalam ruangan sang bosnya itu.
"Waalaikumussalam," kata sang Bosnya itu masih berkutat kedalam laptopnya tanpa melihat kearah Safira
"Permisi Pak Arfan, ini file yang Bapak minta," kata Safira takut bos galaknya itu akan marah kepada dirinya.
"Taro saja disana," kata Arfan.
Safira mengangukan kepalanya. Kemudian dia menaruh film itu di meja sang Bos.
"Kalau begitu saya permisi dulu," Kata Safira kemudian dia keluar dari ruangan bos itu.
Dia bergumam dalam hati, tumben sekali bosnya itu tidak memarahinya. Entah kenapa dia merasa ada yang aneh sekarang.
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)
SpiritualSquel Biarlah Takdir Yang Menentukan Rifaldi Ahmad Muzaki. Dia sedang memperluas dakwahnya di pesisir pantai. Mengungkap tabir misteri yang mengusik damai. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang membuat hatinya terpaut dalam Takdir. Akankah Takd...