Kasih vote dan comen yah
.
.Happy Reading
.
.
.Hari ini Rifaldi dan juga Arfan akan menemui kepada desa di kampung itu. Niatnya hanya akan menanyakan dan mencari tau siapa sebenarnya yang membuat peraturan untuk membuang jenazah itu ke laut.
Rifaldi telah sampai di kantor kelurahan. Tempatnya sepertinya sangat bagus, lalu Rifaldi melihat ada orang yang sedang duduk di sana menanti seragam satpam.
"Assalamualaikum," ucap Rifaldi dan juga Arfan.
"Maaf yah ada apa?" Tanya Pak satpam.
Rifaldi melihat Pak satpam itu ya g tidak asing menurutnya dia seperti pernah melihat tapi dimana dia lupa.
Melihat Rifaldi yang terdiam saat ditanya akhirnya Arfan ikut berbicara, "Begini Pak saya ingin bertemu dengan kepala desa disini," kata Arfan.
"Oh begitu mari silahkan masuk biar saya antarkan," kata Pak Satpam tersebut.
"Bapak namanya siapa?" Tanya Rifaldi.
"Nama Saya Mas'ud," kata Satpam itu yang diketahui namanya Mas'ud itu.
"Kenalkan nama saya Rifaldi dan ini Arfan," kata Rifaldi kepada Pak Mas'ud itu.
Tiba-tiba ada orang yang memegang tangan Arfan, Arfan melihat kearah orang itu, dia adalah orang gila yang waktu itu menunjukan jalan waktu sedang mencari Pak Tarji.
"Ada apa pak?" Tanya Arfan kepada orang gila itu.
Orang gila itu menggelengkan kepalanya dan terus menarik tangan Arfan seolah mencegahnya untuk pergi ke tempat itu.
"Hei orang gila pergi sana," usir satpam itu menarik paksa tangan Arfan yang sedang dipegang oleh orang gila itu.
Kemudian orang gila itu malah memegang tangan Rifaldi dan menariknya pergi dari ini.
Pak Mas'ud mendorong orang gila itu hingga terjatuh.
"Dasar orang gila,"
"Pak jangan seperti itu kasian," kata Rifaldi yang merasa kasian dengan orang gila tersebut.
"Biarkan saja, dia memang benalu di desa kuluhuan ini," kata Pak Mas'ud.
"Ada apa ini ribut-ribut?" kata seorang yang baru saja muncul dari hadapan kami.
"Maaf Pak Kades ini ada tamu," kata Pak Mas'ud.
Jadi orang yang baru muncul itu adalah kepala desanya.
"Wah sebuah kehormatan sekali kita hari ini kedatangan tamu," kata kepada desa tersebut.
"Bapak kepala desa disini?" Tanya Arfan.
"Iya kenalkan saya Sukandi kepada desa disini," kata Kepada desa yang diketahui namanya Sukandi itu.
"Saya Rifaldi dan ini Arfan teman saya," kata Rifaldi memperkenalkan dirinya.
"Mas'ud, Arjo kamu urus orang gila ini," kata Pak Sukandi.
Kedua orang yang disebutpun mengangukan kepalanya kemudian memaksa orang gila itu untuk pergi dari kantor kelurahan.
"Oh yah silakan duduk disini," kata Pak Sukandi ramah kepada mereka.
"Iya terimakasih pak," kata Arfan.
"Kalau beleh tau apa sebenarnya keingin kalian datang kesini?" Kata Pak Sukandi.
"Begini pak saya ingin menanyakan keadaan di desa ini, kenapa yah orang-orang di sini membayang jenazah kelaut?" Tanya Rifaldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)
SpiritualSquel Biarlah Takdir Yang Menentukan Rifaldi Ahmad Muzaki. Dia sedang memperluas dakwahnya di pesisir pantai. Mengungkap tabir misteri yang mengusik damai. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang membuat hatinya terpaut dalam Takdir. Akankah Takd...