23. Perjalanan Rifaldi ke Yogya

11.3K 638 53
                                    

Happy Reading

Hari ini Rifaldi sedang mengemasi barang-barang miliknya, dia akan berkunjung ke Yogyakarta untuk bertemu teman lamanya sekaligus mencari keberadaan Kara disana.

"Kamu yakin akan pergi ke Yogya?" Tanya Arfan kepada Rifaldi.

Rifaldi mengangukan kepalanya, dia sudah bertekad akan datang kesana. "Iya aku yakin bang," kata Rifaldi.

"Apa kamu akan menerima perjodohan itu Rifaldi?" Tanya Arfan hati-hati.

"Aku tidak punya pilihan lain bang," kata Rifaldi kembali terduduk. Dia juga bingung dengan perasaannya sendiri.

"Terus untuk apa sekarang kamu pergi kesana dan menacrinya? kalau pada akhirnya kamu akan meningalkannya? Itu sama saja kamu kan menyakitinya," kata Arfan.

"Aku sudah terlanjur janji bang sama dia, tapi aku tidak bisa menepatinya," kata Rifaldi.

"Itulah akibatnya jika kamu memberikan janji tanpa sebuah kepastian, pasti akhirnya akan begini, aku sarankan kamu jangan menemuinya, kamu bilang aja semaunya sama dia," kata Arfan.

"Aku tidak bisa bang, Aku harus menemui Kara langsung," kata Rifaldi.

Arfan hanya bisa menghela nafasnya saja, Rifaldi sangat keras kepala, dia hanya takut setalah Rifaldi bertamu dengan Kara, wanita itu akan tersakiti.

"Baiklah jika itu yang kamu mau, aku cuman berharap kamu tidak menyakiti hatinya," kata Arfan.

Rifaldi mengangukan kepalanya, pasti dia tidak akan menyakiti hati Kara. Walaupun dia sendiri tidak yakin akan hal itu.

Esok paginya Rifaldi berpamitan kepada orangtuanya untuk pergi ke Yogya, Rifaldi berasalan akan menemui Azka teman lamanya. Arfan tidak ikut bersamanya karena sibuk, wajar saja Arfan memiliki sebuah perusahaan yang tidak bisa dia tinggalkan lama-lama. Terlebih dia sudah ambil cuti saat mengantarnya ke kampung kuluhan.

Rifaldi berjalan menemui ibunya.
"Rifaldi ingin pergi ke Yogya dulu Umi,Abi," kata Rifaldi.

"Umi nitip salam sama ibunya Azka," kata Khaiarah.

Rifaldi hanya mengangukan kepalanya kemudian Riafldi mendekat kearah Abizar untuk menyalami tanganya.

"Aku pamit pergi ke Yogya dulu," kata Rifaldi menyalami tangan Abizar.

"Kamu hanya Abi izinkan 3 hari disana sehabis itu kamu pergi ke Jakarta untuk melamar Safira," kata Abizar dingin.

Rifaldi hanya mengangukan kepalanya, dia tidak berani melawan sama sekali.

Mungkin ini sudah jalan-Nya dia harus memutuskan semuanya.

💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛

Rifaldi telah sampai di Yogyakarta. Dia mencari alamat yang diberikan oleh Azka di ponselnya. Rifaldi mengetuk pintu rumah Azka ketika sudah bisa menemukan alamatnya.

Tok tok tok

"Assalamualaikum," kata Rifaldi.

"Waalaikumussalam," jawab wanita paruh baya seumuran dengan ibunya.

"Bude Nina," kata Rifaldi.

Nina ibunya Azka mencoba mengingat siapa anak yang saat ini sedang berada di depannya. Kemudian dia teringat dengan temannya karena wajahnya sangat mirip.

"Kamu anaknya Khairah kan? Siapa namanya saya lupa Refan yah,"

"Rifaldi bude, bukan Refan," kata Rifaldi tersenyum.

Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang