Happy Reading
.
.
.
."Mbah Tarji," kata Rifaldi.
"Sudah bangun anak muda," kata orang g tersebut.
Tak lama kemudian Arfan terbangun karena mendengar suara berisik dari Rifaldi.
"Ada apa ini kenapa kita di ikat seperti ini?" Kata Arfan yang sadar kalau dirinya saat ini sedang dalam keadaan di ikat.
"Rupanya kalian sudah pada bangun, baguslah kalau begitu jadi kami tidak perlu susah-susah membangunkan kalian," kata Pria itu.
"Lepaskan kami," kata Rifaldi mencoba melepaskan diri namun susah sekali.
"Pak Sukandi apa yang bapak lakukan kepada kami, lepaskan, kenapa kita di ikat seperti ini," kata Arfan.
"Karena kalian adalah benalu bagiku, kalian adalah orang yang bisa menghalangi jalanku," kata Pak Sukandi.
"Kenapa Pak Tarji juga di dikatakan seperti itu?" Kata Rifaldi.
Arfan baru melihat ternyata kakek itu yang di maksud oleh Rifaldi untuk mencarinya.
"Karena dia juga sama seperti kalian berdua," kata Sukandi.
Lalu Rifaldi melihat ada dua orang pria yang tidak asing baginya, dia baru ingat kalau orang itu penjaga keamanan warga atau bisa dibilang hansip. Dia pernah menanyakan rumah Pak Tarji dimana kepada hansip tersebut dan mereka bilang kalau Pak Tarji itu sudah mati. Ternyata mereka berbohong.
"Ada apa kalian kemari?" Tanya Sukandi kepada hansip tersebut.
Hansip itu berbisik kepada Pak Sukandi.
"Apa kamu bilang? Bukanya kamu sudah menerornya dan menyuruh mereka semua untuk pergi dari kampung ini lalu kenapa mereka masih ada disini?" Kata Sukandi marah.
"Yah memang tuan, tapi ada dua perempuan lagi yang masih berada di penginapan itu, tadi saya melihatnya disana," kata hansip tersebut.
Rifaldi sudah bisa menebak sekarang apa yang di bicarakan telah hansip dan juga Pak Sukandi tersebut. Sepertinya mereka akan mengincar Kara dan juga temannya.
"Ayo kita pergi cari mereka," kata Sukandi pergi meninggalkan gudang tersebut.
Salah hati Rifaldi berdo'a semoga saja Kara dan juga temannya baik-baik saja.
Kini tinggal mereka bertiga Rifaldi, Arfan dan juga Pak Tarji yang sepertinya masih pingsang.
"Rifaldi apa ini yang kamu maksud Pak Tarji itu?" Tanya Arfan.
"Iya beliau adalah imam masjid di kampung ini," kata Rifaldi.
"Kasihan sekali, orang-orang disini sepertinya sangat kejam-kejam, kita harus segera keluar dari tempat terkutuk ini," kata Arfan.
"Sebenarnya semua warga disini pada baik-baik semua, aku ingat pertama kali masuk ke desa ini semua warganya pada ramah-ramah semuanya, tapi saat tau aku masuk ke dalam masjid itu mereka terkesan menghindar dan ketakutan, kuat kemungkinan Pak Sukandi mengancam mereka semua," kata Rifaldi.
"Omongan kamu ada benarnya juga, lebih baik sekarang kita cari cara buat melepaskan ikatan ini dan membangunkan Pak Tarji," kata Arfan dan mendapat anggukan kepala dari Rifaldi.
💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚
Kara bangun dari tidurnya lalu membangunkan Sofi untuk malaksanakan kewajibannya sebagai seorang umat muslim yaitu sholat.
"Sof, bangun ini udah subuh," kata Kara kepada Sofi.
"Hmm," gumam Sofi. Lalu menerapkan melaksanakan solat subuh berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)
SpiritualSquel Biarlah Takdir Yang Menentukan Rifaldi Ahmad Muzaki. Dia sedang memperluas dakwahnya di pesisir pantai. Mengungkap tabir misteri yang mengusik damai. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang membuat hatinya terpaut dalam Takdir. Akankah Takd...