Rifaldi pulang ke Bandung bersama Arfan, tugasnya di kampung kuluhan sudah selesai. Semua warga kini kembali kepada Allah SWT.Pak Tarji juga sudah sembuh dan kembali menjadi imam masjid di kampung itu. Pak Abdulah mengantikan Sukandi menjadi kepala desa di kampung itu. Sedangkan Pak Makmur menjadi pemilik Penginapan Timbun karena dulunya tanah itu bekas rumah Pak Makmur yang terseret ombak tsunami.
"Akhirnya kita udah sampai Bandung juga," kata Arfan bsrenafas lega.
"Iya bang, aku juga senang, habis ini Abang mau kerja lagi?" Tanya Rifaldi kepada Arfan.
Arfan menggangukkan kepalanya.
"Iya, pekerjaan kantor aku tinggalin soalnya belum sempat aku pantau lagi,""Jangan terlalu gila kerja bang, inget Abang belum punya istri, cepat cari istri sebelum keburu tua," kata Rifaldi.
"Ngejek lagi, Aku udah punya calon istri, yah cuman belum aku khitbah saja," kata Arfan.
"Siapa bang?" Tanya Rifaldi pemasaran.
"Teman kantor," jawab Arfan.
"Jangan-jangan wanita yang selalu Abang marahin tiap malah itu yah," tebak Rifaldi.
"Kamu tau? Yah dia adalah wanita yang aku sukai, aku sengaja suka membuatnya kesal agar dia tertarik padaku," kata Arfan.
"Dasar Abang, mana ada orang yang bakal tertarik kalau dibalut kesal," kata Rifaldi sambil mengelengkan kepalanya.
"Sudahlah," kata Arfan lalu memasuki Rumahnya. Begitupun dengan Rifaldi juga memasuki rumahnya.
Rumah Rifaldi dan juga Arfan bertetangga jadi sangat dekat. Tadi mereka asik mengobrol sampai lupa kalau mereka sudah sampai dipekarangan rumahnya masing-masing.
Rifaldi masuk kedalam rumahnya.
"Assalamualaikum," Rifaldi mengucapakan salam."Waalaikumussalam," jawab Khairah yang baru saja memasak di dapur.
Khairah memeluk anaknya itu. Dam meneliti tubuh anaknya takut kenapa-napa. "Kamu sehat nak?"
"Iya Umi Alhamdulillah, jangan khawatir dengan Rifaldi," kata Rifaldi.
"Syukur Alhamdulillah kalau begitu," kata Khairah.
"Kalau begitu Rifaldi ke kamar dulu yah umi mau mandi," pamit Rifaldi kepada Khiarah.
Khiarah mengangukan kepalanya, dia tau anaknya saat ini pasti lelah sudah perjalanan jauh.
Saat Rifaldi sudah ke kamarnya. Abizar datang menghampiri Khairah. "Sedang apa yah Zawjati?"
"Aku dengan masak bang, lebih baik Mas tunggu di depan aja," kata Khairah kepada Abizar.
"Anak kita sudah pulang?" Tanya Abizar.
"Iya, soal perjodohan Rifaldi, apa Mas sudah memikirkannya lagi?" Tanya Khairah.
"Kenapa sepertinya kamu merasa ragu Ai? Apa karena perbedaan umur?" Tanya Abizar kepada istrinya.
"Bukan begitu Mas, aku hanya takut Rifaldi sudah mempunyai pilihanya sendiri dan aku tidak mau terlalu memaksakannya," kata Khairah.
"Sudahlah Ai, jangan khawatir, lagian Rifaldi belum memperkanalkan pilihanya kepada kita itu artinya dia belum mempunyai ke kasih, lebih baik Aku jodohkan saja, lagian dia dijohkan dengan akan teman kita ini," kata Abizar lalu pergi kemeja makan setelah mengatakan itu kepada istrinya.
Khairah memang seorang ibu, jadi dia punya insting tersendiri, di hanya takut Rifaldi sudah mempunyai tambatan hatinya sendiri.
💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)
SpiritualSquel Biarlah Takdir Yang Menentukan Rifaldi Ahmad Muzaki. Dia sedang memperluas dakwahnya di pesisir pantai. Mengungkap tabir misteri yang mengusik damai. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang membuat hatinya terpaut dalam Takdir. Akankah Takd...