Aku ingin bersamamu dalam Takdir Allah, tapi kenapa takdir selalu memisahkan?
Jika ini jalan yang terbaik maka aku akan menerimanya dengan lapang dada.Rifal & Manila.
____________________________________
Jangan lupa vote...
.
.
.Ceritanya akan aku lanjutkan kalau Vote udah 500. Jadi jangan tanya lagi kapan up yah 😊
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading...Saat ini semua keluarga Safira dan juga Rifaldi sedang berkumpul untuk makanan malam. Mereka semua sedang membahas tentang persiapan pernikahan yang hampir semuanya sudah selesai. Mereka tinggal menunggu hari H saja.
Kara nampak terdiam tidak banyak bicara, dia saat ini sedang berkutat dalam pikirannya sendiri. sedangkan mereka semua sedang mengobrolkan tentang pernikahan antara Rifaldi dan juga Safira. Kara nampak tidak tertarik dengan pembahasan itu jadi dia memilih untuk terdiam.
Kara tidak menyadari kalau sedari tadi ada seseorang yang terus memperhatikannya dari jauh. Dia adalah Khiarah umi Rifaldi. Dia tau apa yang saat ini dirasakan oleh Kara saat ini. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena keputusan ada ditangan suaminya yaitu Abizar. Dia tidak mau menjadi istri durhaka karena menentang keinginan sang suami.
Di sisi lain Khairah juga merasa kasian kepada Kara yang sepertinya mempunyai perasaan terhadap anaknya itu.
"Oh yah persiapan pernikahan sudah beres semuanya kan?" Tanya Sandy kepada Rifaldi.
"Sudah Ustadz Sandy," kata Rifaldi.
"Jangan memanggilnya Ustad, panggil saja Abi, nanti dia juga akan jadi Abi meruamu," kata Abizar.
"Senang yah sebentar lagi Safira akan menikah, habis itu disusul oleh Kara," kata Ilham.
"Wah Kara juga akan menikah?" Tanya Khiarah melihat kearah Kara.
Kara hanya mampu menundukkan kepalanya, bingung harus menjawab seperti apa, dia akan menikah? Orangtunya menginginkan dia menikah dengan Azka, yang notebenenya adalah kakaknya Sofi.
Karin tidak peka terhadap ekspresi anaknya saat ini. "Iya dong, nanti setelah Safira menikah kalian harus datang ke Yogyakarta yah," kata Karin yang menjawab pertanyaan semuanya bukan Kara.
"Kara sudah mempunyai calon? Siapa kok kamu gak bilang?" Kata Farah.
"Siapa?" Tanya Khiarah ikut beratnya karena penasaran.
Rifaldi diam-diam mendengarkan percakapan para perempuan itu, dia terkejut ketika mendengar kalau Kara akan menikah, kenapa gadis itu tidak memberitahu, lalu siapa yang akan menjadi calonnya? Apakah dia orang baik.
Gus Ilham menepuk pundak Rifaldi, kemudian Rifaldi hanya tersenyum sekilas setalahnya dia memilih untuk minum.
"Kara akan menikah dengan siapa?" Tanya Farah lagi karena Karin belum menjawab pertanyaannya.
"Azka," Jawab Karin.
Rifaldi yang mendengar itu tiba-tiba tersedak oleh minumannya, dia terkejut saat mendengar kalau calon suami Kara adalah Azka.
"Uhuk,"
"Pelan-pelan minumnya Rifaldi," kata Abizar.
"Maaf aku sudah kenyang," kata Rifaldi lalu memilih pergi dari ruang makan itu, dia perlu menjernihkan pikirannya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)
SpiritualSquel Biarlah Takdir Yang Menentukan Rifaldi Ahmad Muzaki. Dia sedang memperluas dakwahnya di pesisir pantai. Mengungkap tabir misteri yang mengusik damai. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang membuat hatinya terpaut dalam Takdir. Akankah Takd...