34. Terbongkarnya Kejahatan

11K 706 78
                                    

Terkadang sebuah Takdir bisa mempermainkan hati seseorang.
Jangan sampai terlena karena cinta karena itu bisa membuatmu sakit seperti disayat belati yang tajam.

Nelly Nurul Awaliyah.

____________________________________

Happy Reading

Azka dan juga Indah kini sudah sampai di pesantren Al-Habsi, mereka banyak disapa oleh murid-murid yang ada disana, sebenarnya bukan mereka hanya Azka saja yang disapa karena mereka hanya kenal Azka.

Azka membawa indah kerumah Umi Karin, dia masuk kedalam rumah tersebut diikuti oleh indah.

Indah menyerengit saat rumah ini terlihat sepi tidak seperti waktu itu dia datang kesini.

"Bude Karin kemana? Kok seperti sepi sekali," kata indah kepada Azka.

"Mereka semua sedang pergi ke Jakarta, kamu nanti disinu ditemenin sama Sofi, kebetulan dia belum datang," kata Azka.

Indah hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian matanya menatap wanita tua yang sana disana.

"Bi yum," panggil Azka.

Bi Yum menghampiri Azka dan juga Indah. "Iya den ada apa?" Tanyanya.

"Tolong siapakan tempat tidur untuk indah yah," kata Azka kepada Bi yum.

"Baik den," kata Bi yum.

Setelah wanita tua itu pergi, indah melihat kearah Azka. "Siapa orangtua itulah?" Kata Indah.

"Bi Yum, dia ART disini," jelas Azka.

Indah hanya mengangukan kepalanya. Dia nampak berpikir sejenak, apa ini waktu yang tepat untuk dia mengatakan semuanya kepada Azka.

Indah menatap Azka dengan ragu, sedangan Azka melihat kegelisahan pada diri Indah.

"Kenapa kamu terlihat gelisah seperti itu indah? Apa ada hal yang membuatmu seperti itu? Jika ada kamu bisa menceritakan semuanya kepadaku," kata Azka menatap tulus kepada Indah.

"Sebenarnya aku ingin menceritakan sesuatu tentang penoror Kara," kata Indah dengan nada ketakutan.

Azka melihat serius kearah Indah.
"Kamu mengetahui orangnya?" Tanya Azka.

"Iya, dia orang yang sama dengan orang yang mengincarku dan ingin membunuhku," kata Indah.

"Siapa namanya?" Tanya Azka.

"Dia.."

Belum juga Indah mengatakan semuanya pintu tiba-tiba ada yang membukanya.

"Assalamualaikum," kata Sofi yang baru saja datang.

"Waalaikumussalam," jawab Azka dan juga Indah.

"Kak Indah kok ada disini?" Tanya Sofi.

"Ada yang berbuat jahat kepada indah tadi, dia tidak aman tinggal di kosannya sendirian," kata Azka.

"Benar itu kak? Apa dia orang sama dengan Kara? Apa dia anak Pak Sukandi?" Tanya Sofi.

Indah mengelengkan kepalanya, "Bukan," kata Indah.

"Kamu kesini dengan siapa?" Tanya Azka kepada Sofi.

"Sama Kak Dewa," kata Sofi.

"Dewa gak di ajak masuk?" Tkata Azka.

"Oh iya lupa, tadinya aku kira kalian tidak ada di rumah Umi Karin, makanya aku tidak mengajak dewa masuk karena takut timbul fitnah," kata Sofi.

Sofi keluar kemudian dia menghampiri Dewa yang masih duduk di luar.

Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang