"Jina belum di jemput lagi?"
Hana yang sedari tadi asik mengobrol dengan Joy menghampiri gadis kecil itu.
Jina menggelengkan kepalanya, "Belum bunda."
Hana tersenyum tipis. "Kalau gitu bunda temenin, gak papa kan?"
"Gak papa. Hmm, bunda emang gak ada janji lagi?"
Hana menggelengkan kepalanya, kemudian ia mengelus puncak kepala gadis kecil itu.
"Udah gak lagi. Sekarang Jina masuk ke dalam aja ya, di luar panas."
Walau pun ragu, Jina akhirnya menerima uluran tangan dari Bunda Hana-nya. Kemudian mereka bergandengan tangan masuk ke dalam kelasnya.
"Jina belum di jemput lagi?"
Hana mendongak, menatap bingung ke arah Joy yang berjalan menghampiri mereka berdua.
"Jina sering terlambat di jemput?"
Joy menganggukkan kepalanya. Dia mendudukan dirinya di sebelah Hana yang sedang memperhatikan Jina bermain balok kayu.
"Iya, ayahnya sering terlambat menjemputnya."
Hana menganggukkan kepalanya paham. Gadis itu menatap Jina dengan pandangan kasihan.
"Memang ibunya ke mana? Bukankah seharusnya ibunya yang menjemput kalau ayahnya tidak bisa?"
Joy yang duduk di sebelah Hana terkekeh geli.
"Tumben sekali kau sangat ingin tau tentang gadis kecil ini, Kim Hana-ssi."
Hana menggelengkan kepalanya, "entahlah... Jina sangat menggemaskan. Aku tidak terima jika anak semanis dia seperti tidak ada yang memperdulikannya."
Joy tersenyum, "Ibunya sudah meninggal ketika melahirkan Jina."
"Jadi..."
"Iya, seperti itu lah... Makanya kau harus paham kalau ayahnya selalu telat menjemputnya."
Kini Hana paham, kemudian Joy berdiri membuat Hana mendongak menatapnya.
"Aku harus pulang sekarang, kau ku tinggal tidak apa-apa kan?"
Hana menggelengkan kepalanya, kemudian dia menunjuk Jina yang masih sibuk bermain.
"Aku akan menemaninya."
"HATI-HATI, AYAHNYA SANGAT TAMPAN HANA-SSI!" Joy berseru kemudian terkekeh setelah keluar dari ruangan itu.
Hana menggelengkan kepalanya, kemudian ia menghampiri Jina yang masih asik bermain.
"Bunda, rumah bunda di mana?"
"Bunda di apartemen deket sini, kenapa sayang?"
Jina memandang Hana dengan wajah penasarannya, tentu saja Hana gemas dan langsung mencubit pipi Jina sehingga anak itu terkekeh geli karenanya.
"Apaltemen Jina juga dekat, nanti bunda sama ayah ya pulangnya. Kita pulang beltiga?"
🍓🍓🍓
(Y/n) nya ganti jadi Hana ya
iyaa sama-sama muaahhhh:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Dad 0.1 • Lee Jeno (✓). [TELAH TERBIT]
Fanfiction[CERITA MASIH LENGKAP] "Ayah, Jina mau bunda!" Jeno itu duda beranak satu. Di umurnya yang tergolong masih muda, dia harus berperan menjadi Ibu dan Ayah untuk Jina, putri kecil kesayangannya. Memang tidak mudah menjalaninya, karena menjadi single pa...