Chenle datang berkunjung ke rumah hari ini. Membuat Jina senang karena ada teman bermain.
Bundanya sedang sibuk membuat kue dengan tante Sera, gadis kecil itu memilih memeluk lengan Chenle.
"Kenapa?" Chenle mengusap puncak kepala Jina dengan sayang.
Jina nyengir. "Koh Lele bosan tidak?"
"Bosan, tapi bundamu bilang tidak boleh ke mana-mana sampai kuenya jadi."
Kemudian gadis kecil itu mengerucutkan bibirnya, "Jina bosaaaan... Koh Lele ayo ajak Jina jalan-jalan."
"Mau ke mana? Sudah kau diam di depan tv jangan banyak tingkah!"
Jina cemberut.
"Koh Lele ayo temani Jina berenang di belakang rumah."
Chenle memandangi ponakannya dengan bingung. "Berenang? Bukannya di rumah ini tidak ada kolam renang?"
"Ada..." Jina menarik lengan Chenle tanpa lelah. "Ayo koh ... Temani Jina mainan air, kalau ada kokoh pasti diijinin bunda."
Mendengar rengekan Jina, mau tak mau akhirnya Chenle menurutinya.
Dari pada harus mendengarkan rengekan Jina seharian penuh ia berdiri dan melangkah ke dapur menghampiri sang kakak.
"Kak?"
Hana membalikkan badannya menghadap Chenle yang saat ini menggendong Jina.
"Kenapa?"
Chenle menhembuskan napas pelan. "Jina ingin berenang dibelakang, aku yang temani dia. Tidak apa-apa kan?"
Hana tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Tangan kirinya yang masih bersih mengusap pipi anak gadisnya ini.
"Jangan lama main airnya nanti masuk angin." Ujarnya setelah mencium Jina.
Jina menganggukkan kepalanya dengan semangat. "Siap bunda!"
Setelah mendapat ijin dari sang bunda, Jina menarik tangan Chenle ke halaman belakang dengan semangat.
Sera yang baru saja kembali dari minimarket tertawa melihat wajah Chenle yang menahan kesal karena ditarik-tarik oleh Jina.
"Koh Lele Jina mau pakai ekor!"
"Hah... Ekor?!!!"
Chenle memasang wajah yang sangat bingung.
Kenapa tiba-tiba keponakannya ini ingin memakai ekor? Apakah Jina ingin menjelma menjadi ikan jadi-jadian?
"Ekor apa? Kau mau jadi ikan ha?!"
"Bukan!!!! Jina punya ekor, baju putri duyung. Ayo pakaikan Jina ekor!"
Mendengar penjelasan dari Jina membuat Chenle mengelus dadanya pelan.
"Sabar Chenle, masih satu. Sebentar lagi akan ada Seojin yang menambah kerjaanmu."
"JINA KELUAR DARI KOLAM, MAU TUBUHMU MENGKERUT SEPERTI NENEK LAMPIR BERENDAM SATU JAM LEBIH?!!"
"JINA MASIH MAU JADI PUTRI DUYUNG!"
"Ya Tuhan, maafkan dosa hamba di masa lampau."
🍓🍓🍓
400 vote = lanjut
Wkwkwk aku masih syibuk
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Dad 0.1 • Lee Jeno (✓). [TELAH TERBIT]
Fanfiction[CERITA MASIH LENGKAP] "Ayah, Jina mau bunda!" Jeno itu duda beranak satu. Di umurnya yang tergolong masih muda, dia harus berperan menjadi Ibu dan Ayah untuk Jina, putri kecil kesayangannya. Memang tidak mudah menjalaninya, karena menjadi single pa...