Hana membuka kedua matanya, rupanya dia ketiduran. Ketika dia bangun, hal yang pertama ia lihat adalah wajah tenang Jina yang nyaman dipeluknya.
"Oh, astaga... Aku ketiduran di sini."
Dengan perlahan Hana menjauhkan badannya dari Jina, kemudian dia berdiri mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas.
"Jam lima," gumam Hana. Kemudian ia melangkah keluar kamar dan melihat Jeno yang tertidur di sofa.
Perasaannya tidak enak. Dia membenarkan posisi selimut Jeno kemudian terdiam menatap wajah lelaki itu. Hana tersenyum sekilas, kemudian dia melangkahkan kakinya ke dapur.
"Hmm, sepertinya Kak Jeno rajin memasak untuk Jina." Hana mengamati isi kulkas, "Oke aku akan membuat sarapan lalu kembali ke apartemen."
Ditengah kesibuknnya memasak, Jeno yang masih mengantuk menghampirinya.
"Kau memasak apa?"
"Kak kau membuatku kaget!"
Jeno terkekeh melihat ekspesi kaget gadis ini, kemudian dia kembali bersuara.
"Aku rasa tidak ada yang menyuruhmu memasak."
"Aku hanya ingin membuatkan Jina sarapan, maafkan aku lancang di dapurmu."
Hana menundukkan wajahnya karena ia tidak enak, sedangkan Jeno tersenyum. Tangannya terulur mengusap puncak kepala gadis itu.
"Tidak apa apa. Lanjutkan saja, aku mau membangunkan Jina dulu."
"—ehhh????"
Hana hanya terdiam. Dia melanjutkan acara memasaknya sampai sarapan yang ia buat terhidang di meja makan.
Ketika semuanya sudah beres, Hana menghidangkannya di meja makan dan menghampiri Jina yang ternyata sudah rapi sehabis di mandikan oleh Jeno.
"BUNDAAAAAA!"
Hana menggendong tubuh kecil Jina lalu membawanya ke dapur.
"Jina mau sarapan masakan bunda?"
Gadis kecil itu mengangguk antusias, "MAU BUNDA."
"Tunggu Ayah Jina dulu ya."
Selang beberapa menit kemudian, Jeno datang dengan outfit yang sama dengan milik Jina.
"Kalian berdua mau ke mana, kak?"
Jeno menarik kursinya lalu duduk di sebelah Jina, "Mau jalan-jalan pagi, mumpung libur. Kau mau ikut?"
"Eh, tidak usah. Aku belum mandi."
"Tidak usah mandi, aku saja belum mandi. Hanya Jina yang sudah mandi di sini." Jawab Jeno terkekeh.
"Bunda ikut ya, temani Jina main."
Melihat wajah penuh harap dari anak manis itu membuat Hana merasa tidak tega.
Dia mengusap pipi gembil Jina lalu tersenyum, "Iya... Kalau Jina yang minta bunda ikut kok."
"Kalau ayahnya yang minta tidak kau ikuti, begitu maksudmu?"
Hana panik, dia takut salah bicara. "Ah, bu—bukan seperti itu. Maksudku,"
"Masakanmu enak juga ya," Potong Jeno.
"Sudah pas menjadi bundanya Jina."
🍓🍓🍓
Tuh udah double
update
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Dad 0.1 • Lee Jeno (✓). [TELAH TERBIT]
Fanfiction[CERITA MASIH LENGKAP] "Ayah, Jina mau bunda!" Jeno itu duda beranak satu. Di umurnya yang tergolong masih muda, dia harus berperan menjadi Ibu dan Ayah untuk Jina, putri kecil kesayangannya. Memang tidak mudah menjalaninya, karena menjadi single pa...