Dari tadi Jeno tidak bisa tenang. Bagaimana tidak, nanti malam ia akan bertemu dengan Tuan dan juga Nyonya Zhong. Hana yang melihat kecemasan Jeno tersenyum, tangannya menggenggam tangan Jeno.
"Gak usah khawatir, papa baik kok orangnya."
Jeno menganggukkan kepalanya, di dalam hati dia membatin semoga saja ia bisa diterima.
"Oh iya, sepupu aku yang jemput katanya sudah di bandara."
"Dia gak sibuk?"
Hana menggelengkan kepalanya, "Enggak... Dia malah yang pengen jemput. Katanya kangen sama penasaran sama kamu."
Jeno hanya menganggukkan kepalanya. Tidak lama seorang lelaki yang memanggil namanya.
"Koh Hendery!"
Hana mengabaikan Jeno dibelakangnya, ia berlari dan memeluk tubuh sang sepupu.
"Gimana perjalanannya?"
"Gitulah... Oh iya koh, ini Jeno."
Hana melepaskan pelukannya, lalu ia memeluk lengan Jeno.
Kedua lelaki ini berkenalan. Mereka bertiga pun berjalan beriringan menuju parkiran bandara.
"Jadi... Papa sama mama balik nanti malam koh?"
Hendery menganggukkan kepalanya. "Iya... Katanya sih dari Jepang sama mama kamu. Eh iya, ini kokoh cuma bisa nganterin kalian aja ke rumah, soalnya masih ada janji dengan teman kokoh."
Hana menganggukkan kepalanya kecewa, "Ya udah, deh."
Hendery yang melihat raut wajah kecewa adik sepupunya melalui kaca depan terkekeh. "Aku kasih tahu ya Jeno, Hana itu tidak sedewasa yang kamu bayangkan... Dia itu mirip anak kecil."
"Kooooooohhhh..."
Jeno terkekeh melihat interaksi keduanya.
Setelah sampai di rumah Hana, Hendery langsung berpamitan. Setelah itu sepasang kekasih itu langsung masuk ke dalam rumah dan di sambut oleh pelayan.
"Karena masih jam segini, kakak mau istirahat dulu apa gimana?"
Jeno merenggangkan ototnya, "Kayaknya istirahat dulu deh."
Hana menganggukkan kepalanya. Karena Jeno hanya mengekori Hana dibelakang, ia sampai tidak sadar jika gadis itu membawanya ke dalam kamarnya.
"Istirahat di kamarku dulu kak. Aku mau ke dapur sebentar."
Jeno mengerjapkan kedua matanya, kemudian dia menganggukkan kepalanya ragu. Setelah memastikan Hana sudah pergi menjauh, Jeno langsung menghela napasnya.
Ketika ia sudah merebahkan badannya di atas kasur, Jeno mengusap wajahnya kasar.
"Tahan Lee Jeno, jangan berpikir macam-macam... Ingat tempat."
🍓🍓🍓
Hadoh kangen spam update tapi
kadang suka ga sempet ngetik
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Dad 0.1 • Lee Jeno (✓). [TELAH TERBIT]
Fiksi Penggemar[CERITA MASIH LENGKAP] "Ayah, Jina mau bunda!" Jeno itu duda beranak satu. Di umurnya yang tergolong masih muda, dia harus berperan menjadi Ibu dan Ayah untuk Jina, putri kecil kesayangannya. Memang tidak mudah menjalaninya, karena menjadi single pa...