62. Kunjungan

56.4K 5.8K 157
                                    

"Ayah ngapain bunda tadi?"

"Nggak ngapa-ngapain kok."

Jina mendongak menatap sang ayah. "Tapi kok lama keluarnya?"

Jeno terkekeh, sebelah tangannya yang bebas menggandeng tangan Jina menuju ke ruang tamu.

"Tamunya siapa kak?"

"Tante Sera sama Om Daehwi."

Alis Jeno mengkerut bingung, sedetik kemudian ia langsung paham dengan situasi kedepannya.

Tepat setelah mereka sampai di ruang tamu, ternyata Nyonya Lee alias mamanya Jeno tengah sibuk berbincang-bincang dengan kedua sekertarisnya itu.

Mereka bertiga sontak menoleh secara bersamaan ketika menyadari kehadiran Jeno dan putra putrinya.

Jeno memperhatikan Sera yang duduk disebelah Daehwi.

Setelah tragedi ia menyelamatkan sang istri, Sera diperintahkan untuk cuti selama beberapa hari demi kesehatannya karena sempat terluka walau tidak parah.

Jeno sangat amat berterima kasih dengan sekertaris barunya itu.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Jeno ketika ia sudah mendudukan dirinya di sebelah mamanya.

Sera tersenyum. "Seperti yang anda lihat... Aku baik-baik saja."

"Dimana Hana?" Tanya Daehwi kemudian.

"Sebentar lagi ke sini." Kemudian Jeno mengalihkan atensinya ke Sera yang sedari tadi memperhatikan Seojin. "Mau menggendong Seojin?"

Sera tersentak kaget. "Eh, apakah boleh?"

Jeno dan Nyonya Lee terkekeh melihat ekpresi Sera, sedangkan Daehwi tersenyum tipis.

"Tentu saja boleh."

Dengan perlahan Jeno memberikan tubuh kecil Seojin ke dalam dekapan Sera.

"Seojin benar-benar mirip dengan anda, hanya matanya saja yang mirip Hana."

Daehwi perlahan mendekat, lalu menganggukkan kepalanya membenarkan apa yang barusan Sera ucapkan ketika ia melihat baby Jinnie.

Tidak lama kemudian Hana datang bergabung, ia menatap bingung ke arah Sera dan juga Daehwi.

Menyadari gerak gerik bingung Hana, Sera langsung menyerahkan Seojin ke Jeno.

Kemudian tatapannya beralih ke Hana. "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Hana menganggukkan kepalanya paham. "Kita bicarakan di taman belakang."

Kemudian kedua wanita itu berjalan meninggalkan ruang tamu menuju ke taman belakang rumah keluarga Lee.

Hana yang duluan sampai mendudukkan dirinya di pendopo yang berada khusus bersantai-santai di halaman belakang rumah orang tua Jeno, disusul oleh Sera yang duduk disebelahnya.

Kedua wanita itu pernah sedekat nadi namun kini terhalang sekat tak kasat mata.

Keduanya sama-sama terdiam dengan tatapan lurus ke arah kebun bunga milik Nyonya Lee.

Selang beberapa detik kemudian terdengar helaan nafas gusar dari Sera.

Membuat Hana menoleh dan mereka saling berpandangan.

Sera yang pertama kali memutus pandangan kemudian gadis itu mendongak menatap langit mendung.

Hana masih bersabar menunggu untaian kata yang keluar dari mulut wanita disebelahnya ini.

Hingga tak lama ia mendengar kata-kata yang membuatnya tanpa sadar tersenyum lega.

Sera menoleh kepadanya lalu memeluknya erat.

"Maaf karena sudah menjadi sahabat yang sangat buruk untukmu."













🍓🍓🍓
Seperti biasa, kalo
rame double up~~

🍓🍓🍓Seperti biasa, kalorame double up~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Young Dad 0.1 • Lee Jeno (✓). [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang