[CERITA MASIH LENGKAP]
"Ayah, Jina mau bunda!"
Jeno itu duda beranak satu. Di umurnya yang tergolong masih muda, dia harus berperan menjadi Ibu dan Ayah untuk Jina, putri kecil kesayangannya. Memang tidak mudah menjalaninya, karena menjadi single pa...
Hana hanya menatap kosong ke langit-langit kamarnya. Di kepalanya masih teringat jelas bagaimana ayah dan anak itu memintanya untuk menjadi bagian dari keluarga mereka.
Entahlah, mungkin orang lain akan mengira kalau itu hanyalah sebuah guyonan konyol. Tapi bagi Hana ajakan seperti itu membuatnya bahkan sempat uring-uringan.
"Kenapa aku jadi kepikiran?" Hana menghela napas panjang, kemudian gadis itu bangun dari tidurnya. "Sepertinya jalan-jalan malam lumayan menghilangkan beban pikiran."
Setelah memakai hoodie dan menguncir rambutnya, Hana keluar dari unit apartemennya. Baru saja Hana keluar ia di kagetkan dengan kehadiran Jeno yang tengah menggendong Jina.
"Eh, Jina kenapa kak?"
Wajah khawatir Jeno membuat Hana tertular, Jina yang melihat Hana mendekat ke arahnya langsung memeluk leher wanita itu.
Hana sempat kaget melihat mata sembap gadis kecil itu, langsung saja ia menggendongnya dan mengusap-usap punggung Jina.
"Setelah kita pulang dari taman, Jina rewel ingin bersamamu. Dia merengek mau bersama Bunda Hana katanya, aku sebenarnya tidak enak denganmu Hana-ssi. Tapi karena Jina tidak berhenti menangis sampai sekarang jadi aku membawanya ke sini."
Jina menatap Hana dengan pandangan berkaca-kaca. "Bunda bubu sama Jina lagi kan?"
Hana tersenyum kemudian mencium pipi Jina. "Iya sayang, sekarang Jina tidur ya... Besok kan sekolah."
Walau wajahnya masih kentara habis menangis, gadis kecil itu tersenyum cerah kemudian memeluk leher Hana erat.
"Jina sayang Bunda Hana!"
🍓🍓🍓
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gilasih tiap hari gue update book ini mulu, ga bosen apa lu semua????