25. Gara-gara Es Krim

87.1K 10.8K 1.1K
                                    

"Hue... Bunda."

Hana panik, barusan Jeno menelponnya. Katanya Jina rewel karena anak perempuan itu sedang flu.

Dia menggendong tubuh kecil Jina lalu melangkah ke kamar. "Sudah sarapan, kak?"

Jeno menggelengkan kepalanya. "Aku baru saja bangun dan Jina sudah rewel seperti itu."

Hana tersenyum hangat, lalu mengusap sayang rambut Jina. "Kemarin makan es krim terus ya? Koh Chenle cerita sama bunda."

Jina menganggukkan kepalanya kemudian membenamkan wajahnya di dada Hana dan memeluk bundanya.

"Anaknya rewel, tidak bisa minum obat. " Jeno menggelengkan kepalanya. "Memang sekarang musim flu juga."

Gadis itu membaringkan tubuh Jina diatas kasur. Lalu mengusap keningnya yang hangat.

"Jina istirahat dulu ya... Bunda mau buat bubur untuk Jina, lalu minum obat ya sayang."

Jina menggelengkan kepalanya, "Tidak mau obatnya pahit."

"Bunda tanya, Jina mau sembuh?"

Gadis kecil itu menganggukkan kepala dengan ekspresi lucu. "Mau bunda, Jina capek napas lewat mulut."

Jeno yang berada di pintu terkekeh mendengar jawaban sang anak.

Hana tersenyum hangat. "Nah, kalau begitu... Jina harus minum obat. Biar cepet sembuh, nanti bisa sekolah lagi. Ketemu Kak Rion sama Dawon."

Jina menganggukkan kepalanya ragu, "Kalau sembuh... Jina boleh makan es krim lagi?"

Hana terkekeh pelan. Kemudian dia menganggukkan kepalanya, "Iya... Tapi harus benar-benar sembuh dulu."

Setelah itu Hana membenarkan letak selimut yang menutupi tubuh Jina, lalu beranjak keluar kamar.

"Bagaimana, apa dia mau mendengarkanmu?"

"Iya, anak itu selalu mendengarkan aku kak."

Hana melirik sekilas Jeno yang mengekorinya ke dapur. Ia yang sedang memeriksa isi kulkas terkejut karena Jeno memeluknya dari belakang dengan tiba-tiba.

"Sudah aku bilangkan, dia sekarang lebih mendengarkan kamu dari pada aku." Rengek Jeno.

Hana terkekeh, dia menepuk pelan tangan Jeno yang melingkar dipinggangnya.

"Jangan cemburu denganku, kak."

"Aku tidak cemburu," Jeno tersenyum ketika Hana menoleh ke wajahnya yang berada di pundak gadis itu.

"Kalau bukan cemburu... Lalu apa?"

Jeno terkekeh, dia memajukan wajahnya lalu menyatukan bibir mereka berdua.

Setelah beberapa detik melumat bibir Hana, Jeno melepaskan tautan bibir mereka namun hidung mereka saling bersentuhan.

"Hanya saja, aku ingin cepat-cepat menikahimu agar Jina dan aku dapat memiliki sosok wanita cantik yang akan memberikan senyum cantiknya ketika kami lelah, dan juga mengomeli kami ketika melakukan kesalahan."

Hana mendengus, dia mengecup bibir Jeno singkat. "Makanya cepat lamar aku ke orang tuaku."














🍓🍓🍓
Awas aja ada yang ketawa😡

🍓🍓🍓Awas aja ada yang ketawa😡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Young Dad 0.1 • Lee Jeno (✓). [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang