"Jina sayang... Ayah pulang!"
Jeno sedikit kesusahan karena saat ini ia tengah membawa dua koper besar. Tentu saja kalian bisa menebak apa isi di dalamnya.
Sepulang dari Jepang ia memang bingung bagaimana cara membujuk gadis kecilnya yang ia tinggalkan selama tiga hari di Jepang.
Hana yang mengekori di belakang hanya membawa koper kecil miliknya, itu pun harus beradu mulut dulu dengan Jeno karena lelaki itu ingin membawa tiga koper.
Padahalkan Hana bisa sendiri.
"Baby J?"
Jeno mengecek satu persatu ruangan di apartemennya, tapi ia tak menemukan keberadaan gadis kecilnya.
"Sepertinya ada di apartemen aku deh kak."
Hana duduk di sofa, disusul oleh Jeno. "Capek ya?"
Wanita itu menganggukkan kepalanya. Disaat matanya memejam, kursi disampingnya terasa ada yang menduduki. Sudah bisa ditebak kalau Jeno pelakunya.
"Tidur di kamar sana jangan tidur di sini, badan kamu sakit nanti kalau ketiduran di sini."
Hana membuka matanya kemudian menatap Jeno. "Mau digendong."
"Ey kenapa manja hmm?" Jeno mengangkat tubuh Hana ala bridal style.
Hana menggelengkan kepalanya di perpotongan leher Jeno, menghirup aroma tubub lelaki itu yang sekarang menjadi candu untuknya. "Nggak tau. Emang nggak boleh ya?"
Jeno terkekeh. Mengecup bibir istrinya lalu tersenyum setelahnya. "Siapa yang bilang nggak boleh? Cuci muka dulu baru tidur, kakak mau ke apartemen kamu liat Jina dengan Chenle."
"Jangan lama-lama."
"Iya sayang."
Jeno melangkahkan kakinya meninggalkan unit apartemennya. Dia pun langsung melangkahkan kakinya menuju lift dan memencet tombol lantai di atasnya.
Ketika ia sudah sampai di depan unit apartemen Hana, tiba-tiba ia berpikir apakah Jina akan marah padanya karena ia ditinggalkan sendiri di sini?
Sebelumnya dia sudah menghubungi Chenle untuk memastikan keberadaan keduanya.
Setelah mendapat informasi kalau mereka ada di dalam apartemen, Jeno menekan password apartemen Hana lalu masuk setelahnya.
Dapat ia dengar suara melengking Jina ketika tertawa dan juga suara Jisung.
"Baru sampai?"
Chenle tiba tiba berada di belakang membuat Jeno hampir terkejut.
"Iya... mau jemput Jina."
Chenle menganggukkan kepalanya. Kedua lelaki itu pun melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga di mana ada Jina dan juga Jisung yang asik bermain ular tangga.
"Sayang, ayah pulang."
Mendengar suara ayahnya Jina mendongak. Kemudian dia meloncat lalu memeluk tubuh Jisung seolah tidak ingin dijemput ayahnya.
"JINA BENCI AYAH!"
Chenle dan juga Jisung tertawa puas karena melihat wajah Jeno yang meringis karena teriakan anak gadisnya itu.
Pemuda keturunan China itu menepuk-nepuk bahu kakak iparnya yang sangat nelangsa.
"Sabar ya bos."
🍓🍓🍓
APA KABAR KALIAN???!??!!?
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Dad 0.1 • Lee Jeno (✓). [TELAH TERBIT]
Fanfiction[CERITA MASIH LENGKAP] "Ayah, Jina mau bunda!" Jeno itu duda beranak satu. Di umurnya yang tergolong masih muda, dia harus berperan menjadi Ibu dan Ayah untuk Jina, putri kecil kesayangannya. Memang tidak mudah menjalaninya, karena menjadi single pa...