95. Rahasia

32K 4.1K 336
                                    

Dari tadi Jeno ingin mengamuk karena ia melihat Jaemin seakan sengaja berlama-lama dengan istrinya di dalam kafe.

"Minggir, Chan! Si bajingan itu benar-benar sengaja."

Renjun hanya memutar kedua matanya malas. "Biarkan saja dulu, kau mau kejutan yang kau siapkan jauh-jauh hari gagal gara-gara kau datang mengamuk ke Jaemin di sana?"

Jeno hanya bisa mengusap wajahnya kasar. "Awas saja kalau dia macam-macam."

"Kau lupa kalau kita bersama dengan pawangnya di sini?" Haechan menunjuk Reira dengan dagunya.

Reira hanya mendengus geli. "Kami baru tunangan ya..."

"Jadi kau ingin cepat-cepat menikah dengannya? Begitu maksudmu?" Tanya Haechan dengan nada menggoda.

Gadis itu terlihat salah tingkah, apalagi kedua sahabat tunangannya itu semakin gencar menggodanya. 

"Eh sebentar... Jaemin mengirimkan pesan kepadaku." Ucap Jeno membuat atensi teman-temannya teralih kepadanya.

"Dia bilang apa?"

Setelah membaca isi pesannya, Jeno langsung menatap teman-temannya dengan wajah seriusnya. "Berhenti menggoda tunanganku atau istrimu aku hasut sampai ia benar-benar marah denganmu."






🍓




"Jina main dengan Kak Rion dan Dawon dulu ya sayang? Tante Somi mau ke dapur dulu mengambilkan makanan ringan untuk kalian." Ucap Somi lalu mengusap puncak kepala gadis kecil itu.

Jina hanya menganggukkan kepalanya lalu tersenyum manis sebelum menghampiri kedua teman lelakinya yang asik bermain di ruang tengah.

"Kak Lioooooon!" Teriak Jina sebelum memeluk Rion yang sedang duduk disamping Dawon.

Dawon menatap kesal ke arah Jina. "Jina tidak pernah memeluk Dawon? Kenapa hanya Rion yang Jina peluk?"

Mendengar ucapan dari mulut Dawon membuat Jina mengalihkan pandangannya dari Rion ke anak lelaki itu. "Jina suka Kak Rion. Kak Rion baik, Dawon sering buat Jina kesal."

Dawon hanya menggaruk pelipisnya, "Kapan aku seperti itu? Dawon tidak pernah jadi anak nakal."

"Dawon nakal!" Jerit Jina karena kesal Dawon tidak mengakui kenakalannya.

"Dawon tidak nakal!"

Rion menatap keduanya bingung, bisa-bisa terjadi adegan baku hantam jika mereka berdua ini tidak dipisahkan.

"Dawon, sudah mengalah dengan wanita." Ucap Rion yang kini membuat Dawon menatapnya.

"Tuh, mengalah dengan Jina!"

"Jina jangan berteriak." Ucap Rion tapi lebih halus dari ia berbicara dengan Dawon.

Jina hanya mengerucutkan bibirnya kesal. "Kak Lion sama Dawon menyebalkan, Jina tidak suka bermain dengan kalian!"

Jina melepaskan pelukannya dengan Rion lalu berlari mendatangi Somi ke dapur.












🍓🍓🍓
Ekspresi aku ketika senang menipu banyak orang :

🍓🍓🍓Ekspresi aku ketika senang menipu banyak orang :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next cepat?

Oooo.... 600 vote dulu pemirsa.

Aku kembali setelah menyelesaikan lapak sebelah, hehe apa ada yang mampir ke buku Shadow di sini?

Young Dad 0.1 • Lee Jeno (✓). [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang