Aku udah double up, ayo jangan malas kasih vote + comment di buku ini :)
Chenle mengajak Rahee untuk masuk ke dalam rumah kakaknya.
Urusan membawa boneka yang baru saja mereka beli diserahkan kepada satpam rumah kakaknya.
Yah... Walau sebenarnya ia bisa saja tidak membelikan Jina boneka itu, tapi mana tega Chenle melakukannya.
Gadis di sebelah Chenle ini sepertinya canggung ketika memasuki rumah sang kakak.
Menyadari hal itu Chenle langsung menggenggam tangan Rahee dengan sebelah tangannya yang bebas.
Rahee langsung menatap Chenle dengan raut muka kaget.
Chenle tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "Tidak apa-apa."
Tiba-tiba Hana yang menggendong Seojin memekik kaget ketika melihat Pak Kim masuk ke dalam dengan boneka teddy super besar dipelukannya.
"Astaga Chenle... Boneka milik siapa ini?!"
Baik Chenle dan Rahee tersenyum canggung, sedangkan Jina tersenyum lebar lalu melangkahkan kaki mungilnya dan memeluk kaki Hana.
"Koh Lele belikan untuk Jina, bunda."
Hana memijat pangkal hidungnya, ia pusing dengan Jina yang lapar mata ketika melihat barang-barang yang menurutnya sangat bagus dan juga menggemaskan.
Chenle juga tidak bisa menolak karena adiknya itu sangat sayang dengan anak-anaknya.
"Kalau begini bonekanya mau diletakkan dimana sayang?" Tanya Hana sembari mengusap rambut Jina dengan sabar.
"Kamar Jina memang tidak muat ya bunda?"
"Muat, asalkan mainan Jina diberesin yang berserakan di lantai itu."
Jina langsung menunjukkan cengirannya, "Siap bunda!"
Hana mencubit pipi Jina gemas, "Udah kamu sama ayah dulu ya di kamar bunda sana."
Gadis kecilnya mengangguk lucu lalu melangkahkan kakinya menuju lantai atas bersamaan dengan Pak Kim yang membawakan boneka miliknya.
Setelah memastikan Jina meninggalkan mereka, Hana langsung menatap tautan tangan Chenle dan Rahee dengan senyum cantiknya.
Membuat Chenle dan Rahee langsung melepaskan tautan tangan mereka dan saling melempar senyum canggung.
"Jadi ini yang namanya Rahee ya? Cantik sekali, pantas saja Chenle sangat tergila-gila denganmu."
Hana tersenyum sekali lagi sehingga membuat kedua remaja didepannya ini salah tingkah.
"Kak Hana bisa diem nggak sih?"
Hana terkekeh, "Loh... Kakak hanya membicarakan kebenarannya kan. Memang salah kakak di mana ya?"
"Kak Hana malah membuat Rahee tidak nyaman."
Mendengar ucapan Chenle barusan membuat Hana langsung menatap Rahee, "Ah maafin kakak ya kalau kamu merasa kurang nyaman."
"Enggak kok, Kak." Rahee langsung memotong pembicaraan Hana dengan pipi yang merona. "Aku hanya malu saja."
Dan detik itu juga Hana melirik Chenle yang tersenyum senang karena Rahee yang terlihat malu-malu seperti itu.
Itu artinya Chenle memiliki peluang yang besar untuk memiliki gadis itu.
🍓🍓🍓
Ngehalu aja dulu siapa tau nanti malah nonton konser NCT OT banyak :Dyang nangis karena nggak bisa ketemu anak-anak secara langsung sini aku peluk online dulu( T_T)\(^-^ )
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Dad 0.1 • Lee Jeno (✓). [TELAH TERBIT]
Fanfic[CERITA MASIH LENGKAP] "Ayah, Jina mau bunda!" Jeno itu duda beranak satu. Di umurnya yang tergolong masih muda, dia harus berperan menjadi Ibu dan Ayah untuk Jina, putri kecil kesayangannya. Memang tidak mudah menjalaninya, karena menjadi single pa...