3.Azhar

2.1K 121 0
                                    

Setelah 2 jam perjalanan,Abi Farhan dan Azhar akhirnya sampai di rumah. Rumah itu masih sama seperti rumah yang di tinggalkannya 10 tahun yang lalu,ia mendapat sambutan dan pelukan hangat dari Umi dan Neneknya. Semua menyambutnya dengan gembira,bahkan dua orang sopir dan tiga asisten rumah tangga yang belum ia kenal.

"Azhar,ayo ceritakan pada nenek,bagaimana di pesantren?"

"Sangat asik nenek,Azhar berlajar sambil mendalami agama,Azhar memiliki banyak teman dan seorang sahabat baik namanya Ali,dia sangat baik."

"Alhamdulillah,itulah alasan Abimu mengirimmu ke pesantren,agar kamu di kelilingi orang-orang baik dan menjadi orang yang baik pula."

"Ini minuman kesukaanmu dulu,susu coklat di campur teh,Umi buatkan spesial untuk putra Umi,ayo minum."

"Umi kenapa repot-repot,Azhar bisa buat sendiri nanti,Umi duduklah dekat Azhar,Azhar sangat merindukan Umi."

"Fatmawati,duduklah kamu selalu sibuk mengurus pekerjaan rumah,biarkan mereka yang menyelesaikannya."

"Iya ibu."

"Assalamualaikum." Suara seorang gadis memasuki rumah,ia masih memggunakan seragam putih abu-abu lengkap dengan balutan jilbab berwarna putih.

"Waalaikumussalam." Semua kompak menengok ke arahnya.

"Sayang ayo kesini,duduk dekat Umi."

"Fatmawati,biarkan dia masuk kamar dan mengganti seragamnya." Nenek yang ramah berubah menjadi ketus.

"Sayang,kamu ganti baju dulu ya,setelah itu duduk bersama kami."

Gadis itu mengangguk menuruti perkataan sang ibu,namun matanya tertuju pada sosok asing yang duduk di sebelah neneknya,siapa dia?

"Umi,dia siapa? Sepertinya dia seumuran dengan Aisyah."

"Azhar apa kamu lupa,dia juga adikmu,dia sekarang tinggal disini."

"Adikku? Apa Umi melahirkan lagi?"

Fatmawati hanya terkekeh mendengar pertanyaan anak sulungnya itu.

"Dia Humairah putri kandung bibi Farida dan sekarang dia sudah jadi putri Umi dan Abi juga,jadi Humairah adalah adikmu,sama seperti Aisyah." Fatmawati menjelaskannya secara rinci.

"Emm,dia gadis yang manis." Puji Azhar.

"Dia juga cerdas Azhar,Humairah tidak pernah mengeluarkan uang untuk pendidikannya,dia selalu mendapat beasiswa atas prestasinya."

"Ma Syaa Allah."

"Sudah-sudah,kenapa kalian membahas gadis itu,oh iya Azhar,ngomong-ngomong apa di pesantren kamu sudah menemukan sosok baru pengisi rumah ini?" Tanya nenek.

"Sosok baru? Maksud nenek?"

"Seorang wanita,yang akan kita bawa kesini."

Azhar semakin bingung dengan perkataan neneknya.

"Untuk apa kita membawa seorang wanita ke sini nenek? Bukankah sudah banyak wanita disini,ada Umi,ada Nenek,ada Humairah,ada Asissten Rumah Tangga,dan sebentar lagi akan ada Aisyah."

Fatmawati tersenyum mendengar jawaban putranya yang memang tidak paham dengan kata-kata neneknya.

"Maksud nenek itu,menantu untuk Umi." Jelas Umi.

Azhar hanya nyengir mengerti,ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil tersenyum tak jelas.

"Hehe,itu ya."

"Apa kamu menyukai salah satu wanita disana? Kalau iya kita kirim khitbah untuk orang tuanya." Saran nenek.

"Emm.."

Aisyah Humairah [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang