"Aisyah setelah selesai megajar saya harus ke kantor,menyelesaikan beberapa berkas,kamu jangan kemana-mana tetaplah di kampus,setelah selesai saya akan menjemputmu."
"Baiklah dosen Hasan."
"Mari."
Mereka berdua berjalan beriringan melewati beberapa Mahasiswi penggemar Hasan,berita pernikahan mereka berdua memang belum tersebar luas namun membuat beberapa orang bertanya-tanya.
Aisyah memasuki kelasnya dan Hasan memasuki ruangannya.
"Selamat pagi dosen Hasan." Sapa seorang dosen centil di kampus itu.
"Selamat pagi bu Mira."
"Dosen Hasan hari ini keren banget!!!"
"Terima kasih bu Mira kalau begitu saya permisi ke ruangan saya."
"Oh iya dosen Hasan,silahkan." Ucap Bu Mira sambil tersenyum.
Hasan memasuki ruangannya membuka jendela dan menatap ke arah luar.
"Harusnya hari ini." Lirih Hasan sambil memejamkan mata.
"Permisi Pak Dosen."
"Eh mang Bagus,ada apa mang?"
"Ini ada titipan dari Pak Pos tadi." Mang Bagus mengulurkan sebuah amplop.
"Untuk saya?"
"Iya pak dosen."
"Terima kasih ya mang."
"Sama-sama pak dosen,kalau begitu saya pergi dulu,permisi dosen Hasan."
"Oh iya mang."
Hasan membuka amplop itu dan melihat sepucuk surat.
"Taman Kota pukul 10.00 WIB,aku menunggumu."
"Siapa yang mengirimkan surat ini? Ini sudah hampir pukul 10,aku kirimkan file tugas saja ke Aisyah agar di sampaikan kepada temannya."
Setelah mengirimkan file,Hasan bergegas menuju ke taman kota mencari sosok pengirim surat itu.
"Aku di belakangmu." Suara itu menggema di telinga Hasan.
"Kamu?"
"Bagaimana kabarmu kak Hasan?"
"Kamu kembali?"
Seorang wanita tersenyum dengan begitu manisnya.
"Aku menepati janjiku untuk kembali."
"Kenapa kamu kembali?"
"Karena ada hati yang harus ku labuhi,mari duduk."
"Bagaimana keadaanmu?"
"Seperti yang kak Hasan lihat,aku baik-baik saja,tapi tidak tau dengan hatiku."
"Safina,di sana banyak pria yang lebih baik daripada aku,kenapa kamu tidak mencarinya di sana."
"Karena aku sudah janji akan setia,oh iya banyak perubahan ya setelah lama kita tidak bertemu."
"Tidak ada perubahan apapun Safina,semua masih sama."
"Lalu bagaimana perasaanmu?"
"Safina,jangan bahas itu dulu."
"Aku kembali hanya untuk ini kak Hasan,untuk janjimu."
"Safina semuanya masih sama,perasaanku pun masih sama,hanya saja..."
"Hanya saja apa?"
"Ada hal yang sudah berbeda."
"Statusmu?"
Hasan menatap Safina.
"Aku sudah tau kalau kamu sudah menjadi milik orang lain."
"Safina maafkan aku."
"Aku bisa memaafkan seorang pembohong tapi tidak dengan penghianat."
"Safina aku tidak berdaya saat ibu memberikan keputusannya."
"Tidak apa-apa kak Hasan,aku sudah berusaha ikhlas,awalnya aku hancur tapi inilah kenyataan yang harus ku terima." Safina tersenyum menutupi luka.
"Safina aku tidak ingin menyakitimu."
"Aku juga tidak mau tersakiti kak Hasan,jika mencintaimu adalah rasa sakit maka aku akan pergi untuk menghilangkan kesakitan itu,aku mencintaimu tapi aku bukan wanita yang mau mengusik kebahagiaan wanita lain,aku benci orang ketiga dan secinta apapun aku kepada seseorang aku tidak akan menjadi orang ketiga."
"Safina kamu bukan orang ketiga."
"Seseorang yang hadir dalam hubungan dua orang disebut apa jika bukan orang ketiga? Kedua orang tuaku berpisah karena orang ketiga dan aku tidak ingin itu terjadi pada orang lain."
Safina pergi meninggalkan Hasan dengan rasa kecewa yang sangat dalam,tapi bibirnya masih tersenyum. Safina bukanlah wanita jahat,dia wanita terhormat dan beradab,dia tau rasa sakit karena kehadiran orang ketiga dalam rumah tangga kedua orang tuanya.
Safina saat itu berumur delapan belas tahun tepatnya lulus SMA di mana seharusnya keluarga menjadi penguatnya namun saat itu adalah titik lemah terberatnya.
Sedangkan Hasan,Hasan adalah cinta pertama Safina,begitu pula Safina,Safina adalah sosok wanita yang mampu menghangatkan sikap dingin Hasan,hanya Safina.
Kisah mereka bermula saat duduk di bangku sekolah menengah pertama dimana Hasan adalah anak dari keluarga berada bertemu dengan Safina yang berasal dari keluarga sederhana,Safina yang mengagumi Hasan secara diam-diam membuat perasaan kagum itu menjadi cinta.
Dan Hasan,tanpa sadar Hasan memperhatikan adik kelasnya itu namun sayang mereka harus berpisah saat Hasan mendapat beasiswa di Kairo sampai lulus kuliah.
Mereka berpisah selama beberapa tahun dimana tanpa komunikasi dan tatap muka. Namun takdir Tuhan berkata lain,dimana saat itu pertama kalinya Safina tanpa takut menghubungi Hasan dan di respon dengan baik setelah satu tahun Safina lulus SMA.
Saat itu Hasan mengatakan kepada Safina kalau setelah dia kembali maka orang pertama yang akan ia temui adalah Safina,tapi Safina pergi untuk mengejar cita-citanya. Safina berjanji pada Hasan untuk kembali dan Hasan pun berkata kepada Safina bahwa ia akan menunggu Safina hingga kembali dan ia akan menjadikan Safina sebagai teman hidupnya.
"Safina tunggu!"
"Ada apa lagi kak Hasan?"
"Aku minta maaf atas semua kesalahanku."
"Aku sudah bilang kak Hasan,aku memaafkan pembohong tapi tidak bisa memaafkan penghianat."
"Safina sekali pun aku tidak pernah menghanatimu,perasaanku padamu masih sama,sama seperti dimana kita duduk di bangku sekolah menengah pertama."
"Perasaan boleh sama,tapi status sudah berbeda."
"Tapi aku belum mencintai Aisyah."
"Aisyah,ooohhhh namanya Aisyah,kamu belum mencintainya? Suatu saat kamu akan mencintainya."
"Safina kamu tidak akan mengerti betapa simalakamanya aku,saat ragaku sudah dimiliki orang lain tapi hatiku masih di miliki olehmu."
"Aku tidak pernah memberikan pilihan padamu,kamu sendiri yang menentukan hidupmu,bahkan hubungan kita berdua kamu pun membuat pilihan dan keputusan sendiri, kak Hasan dengarkan aku,aku pergi untuk kembali,untuk dirimu,bukan untuk meninggalkanmu,aku mengejar cita-citaku,seperti halnya dirimu mengejar cita-citamu di Kairo aku dengan sabar menunggu pulangmu tapi saat aku? Jangan kan menunggu,kamu sudah menemukan wanita lain,dan itu bukan aku."
"Kamu benar Safina,aku hanya lelaki munafik yang menghianati janjinya sendiri."
"Kalau kak Hasan sudah tau maka pergilah ke jalanmu dan aku akan pergi ke jalanku,kamu temui kebahagiaanmu dan aku temui kebahagiaanku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah Humairah [✔]
Random[follow sebelum baca] Aisyah dan Humairah adalah saudara sepupu. Mereka sama-sama shalihah dan berbudi pekerti luhur hingga seorang pria memasuki kehidupan mereka. Kisah cinta yang begitu rumit dan di selimuti konflik keluarga,akankah mereka berdua...