Bastian memasuki rumah sambil bersiul.
"Ma..Pa..Bastian pulang."
"Sini duduk." Perintah Sarah,Mama Bastian.
"Ada apa? Tumben pada kumpul?"
"Perusahaan di London mengalami masalah,Papamu tidak mungkin menanganinya,kondisinya sedang tidak sehat,Mama harap kamu bisa menjalankannya sementara."
"Maksudnya?"
"Papa akan mengirimmu kesana."
"Tapi pa gimana kuliah Bastian?"
"Bas,kuliahmu itu gampang,ini hanya sementara lagi pula kamu disana juga nggak lama."
Bastian mendengus kesal.
"Bas,Mama mohon ini demi kamu juga,demi keluarga kita."
"Kapan Bastian berangkat?" Tanya Bastian.
"Hari ini jam dua,Papa sudah urus semuanya,kamu akan packing di bantu oleh Suster Maria." Jawab Papa.
"Tidak,Bastian bisa packing sendiri."
"Ok fine,jadi kamu di antar Pak Gani karna Mama harus mengantar Papa ke Rumah Sakit."
"Bastian sudah tau kalau Mama dan Papa memang jarang peduli dengan kemauan Bastian." Bastian melenggang pergi ke kamar.
***
"Kenapa kamu disini?" Tanya Bastian kepada seorang wanita yang ada di kamarnya.
"Pak Anton menyuruhku untuk membantumu packing."
"Aku bisa sendiri,kamu tidak tau apa yang harus kubawa."
"Katakan saja Bas aku akan mengambilnya."
"Tidak perlu,pergilah dan urus pekerjaanmu."
"Aku sudah masukkan baju hangat,London sedang musim dingin,aku juga sudah memasukan syal dan sarung tangan."
"Maria aku bilang tidak usah."
"Tidak papa Bas,aku akan membantu semua packingmu."
"Maria!!" Bastian meninggikan suaranya dan membuat Maria tersentak.
"Bas?"
"Kamu tidak perlu membantuku,aku tidak butuh bantuanmu,aku bisa melakukannya sendiri,aku bilang keluar dari kamarku!"
"Apa sudah hilang perasaanmu padaku Bas?"
"Apa maksudmu?"
"Rasa cinta itu?"
Bastian hanya diam.
"Aku melakukan semua ini untukmu,merawat ayahmu aku lakukan karena aku ingin dekat dengamu,ingin membalas perasaanmu dan ingin memperbaiki semuanya."
"Itu tidak perlu,perasaanku padamu sudah hilang."
"Tatap mataku dan katakan kalau kamu sudah tidak mencintaiku."
Bastian menatap mata Maria tanpa ragu,di matanya ada cinta,namun ada kebencian dan ada amarah.
"AKU TIDAK MENCINTAIMU!"
Maria tersenyum sambil meneteskan air mata.
"Baiklah."
Ia lalu pergi dari kamar Bastian.
"Aaarrrrgghhhhh!!!!" Bastian menjambak rambutnya.
Humairah?
Sebuah nama terlintas di pikiran Bastian,ia akan meninggalkan gadis itu untuk beberapa hari.
"Aku harus menemuinya."
Bastian beranjak pergi dari kamarnya.
"Bas,mau kemana?" Mama Bastian masuk ke kamar.
"Bastian mau keluar sebentar Ma."
"Memang sudah selesai packingnya,lihat itu barang-barangmu masih berantakan."
"Bastian hanya sebentar kok Ma."
"Mama tidak mengizinkan,setengah jam lagi kamu harus ada di bandara,sekarang selesaikan packingmu,Mama tidak mau lihat anak mama melawan perintah Mama."
Bastian tanpa berkata apapun menuruti perintah Mamanya.
***
Kini Bastian sudah ada di Bandara namun ia bingung bagaimana mengabari Humairah,ponselnya sedari tadi mati dan ia tidak bisa menemui Humairah karena Mamanya tadi.
Tidak menunggu lama pesawat Bastian pun akhirnya lepas landas menuju London.
***
"Saya minta maaf,tapi ini yang terbaik,saya harap kamu bisa memakluminya,saya juga dulu sepertimu tapi keluarga saya punya hutang budi kepada keluarga kaya itu dan mengharuskan saya menikah dengan anaknya,saya meninggalkan agama saya,saya hanya tidak mau kamu seperti saya dan saya tidak mau anak saya kehilangan haknya."
Gadis itu tersenyum.
"Saya paham bu,lagi pula mungkin ini sudah takdir Allah."
"Humairah,kamu gadis yang baik sekali lagi maafkan saya,saya bingung Humairah."
"Ibu Sarah,ibu adalah ibunya Bastian apapun yang ibu lakukan itu pasti untuk kebaikan Bastian." Hunairah mengerti.
"Bastian tidak akan kembali ke Indonesia lagi,Papanya pun sudah memindahkan kuliahnya di London."
Humairah menarik nafasnya panjang.
"Humairah paham bu."
***
Humairah kini berada di dalam kamar dan terus terngiang memikirkan perkataan ibu Bastian.
"Bastian mencintaimu,itu sebabnya saya memisahkannya darimu."
"Bukan karna saya tidak suka denganmu tapi kamu tau ada perbedaan yang cukup besar di antara kalian."
"Maafkan saya Humairah."
"Bastian tidak akan kembali ke Indonesia."
Humairah memejamkan matanya,tanpa sadar bulir bening menetes di pipinya.
"Ya Allah rasa ini salah,bagaimana bisa aku mencintainya,aku berusaha memendam perasaanku selama aku berteman dengannya,tapi kenapa dia juga memiliki perasaan yang sama denganku?"
"Semoga setelah ini aku bisa melupakannya dan juga melupakan perasaanku,Bastian semoga kamu bisa menemukam cinta barumu."
Cinta beda agama itu rumit,ingin berpisah sakit,ingin bersama pun sulit,banyak orang yang berusaha menghindarinya tapi kenyamanan menjadi alasan untuk terjebak di dalamnya.
Bastian,seorang pria gila dengan segala kerecehannya datang kedalam hidupku dan merubahnya,dengan segala tingkahnya ia mampu membuatku tertawa,saat aku bersamanya air mataku seakan tidak ingin mengalir lagi,hanya ada tawa dan bahagia,berteman dengannya seperti sebuah udara yang memberikan kehidupan,tapi mencintainya seperti menggenggam udara,tidak bisa di rasakan ataupun di genggam.
Entah dari kapan aku mencintainya,tapi kepergiannya memberikanku kesadaran kalau ada perbedaan setelah kepergian,aku tidak tau kenapa ada rasa rindu yang tidak ada kata temu,aku tau ada perbedaan cukup besar tapi Tuhan itu satu,bahkan Zainab binti Rasulullah pun bisa bersatu dengan suaminya walaupun banyak rintangan karena beda keyakinan.
Biarlah berjalan semestinya,seperti pengaturan semesta,biar aku berjalan di jalanku dan dia berjalan di jalannya. Berharap takdir membawa kita ke dalam kehidupan yang sama.
Bastian,satu kata yang tidak pernah tersampaikan,aku pun mencintaimu,mencintai sosok gila,sosok tidak tau malu yang selalu membuatku bahagia.
![](https://img.wattpad.com/cover/192355429-288-k526037.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah Humairah [✔]
Random[follow sebelum baca] Aisyah dan Humairah adalah saudara sepupu. Mereka sama-sama shalihah dan berbudi pekerti luhur hingga seorang pria memasuki kehidupan mereka. Kisah cinta yang begitu rumit dan di selimuti konflik keluarga,akankah mereka berdua...