8.Pergi atau Menetap

1.9K 81 0
                                    

Langkah kakiku mengarah ke jendela yang di buka oleh angin malam.
Tirai kamarku melambai-lambai seolah ingin mengajakku duduk bersamanya.
Bukan sejuk,tapi dingin.
Bukan hangat,tapi panas.
Saat bibir berbicara mungkin bisa berdusta.
Tapi bagaimana cari hati mendustainya?

10 tahun yang lalu seorang anak laki-laki seusia kakakku menatapku saat pertama kali aku menginjakkan kaki di pesantren.

Aku tidak tau kenapa ia memandangiky seperti itu,aku kira ia hanya penasaran denganku. Tapi setiap Jum'at ada selembar kertas bertuliskan "Ar-Rahman untukmu Aisyah." Selalu terselip di jendela kamar. Aku tidak tau siapa pengirim secarik kertas,ia membuatku penasaran sampai aku berniat mencari penulis itu.

Dan ya,dia adalah anak laki-laki yang ku temui tempo hari di pesantren,aku sering melihatnya berjalan dengan kakakku,aku rasa mereka adalah teman akrab.

Secarik kertas itu terjadi setiap hari Jum'at,tepatnya setelah selesai sholat Jum'at. Bukan hanya sekali dua kali,secarik kertas itu aku temukan setiap hari selama 8 tahun.

Dua tahun setelah ia keluar dari pesantren,aku hanya menatap secarik ketas yang kini telah menjadi tumpukan,bayangkan saja berapa banyak yang kusimpan. Bukan ingin memberi harapan,hanya saja aku menghargai pemberiannya.

Setelah dua tahun tanpanya,aku pulang ke rumahmu,sampai disana aku menemukan lelaki pengirim kertas itu,aku tidak tau kenapa ia bisa duduk di ruang tamu bersama keluargaku.

Pertanyaan hatiku terjawab. Abi mengatakan bahwa pria itu mengkhitbah saudaraku. Di balik niqabku aku tersenyum tipis,namun ia sangat terkejut saat saudaraku memanggil namaku. Aneh...

Dan kini terjawab semua pertanyaanku,ternyata yang aku pikirkan tentang sikapnya adalah benar...
Hanya saja satu pertanyaan dalam diriku.
Apa aku pun menyukainya?

***

Keesokan harinya...

Aisyah dan Humairah berjalan beriringan menuju gedung fakultas.

"Humairah bisa ikut kamu ikut denganku sebentar?"

"Apa aku bisa membawa Aisyah?"

"Tidak,aku akan membawamu ke tempat yang ramai sehingga kita tidak berkhalwat."

"Baiklah,mari! Oh iya Aisyah kamu duluan saja aku nanti menyusul."

"Baiklah."

***

"Ada apa mas?"

"Semalam Azhar sudah menceritakan semuanya."

Humairah menghela nafas.

"Lalu apa keputusan mas Ali? Seluruh keluarga sudah tau dan Humairah juga sudah mengikhlaskan semuanya kepada Allah,jika mas Ali mau pergi maka pergilah dari sekarang,pergilah selagi perasaan Humairah terlalu dalam."

"Humairah aku tidak ingin menyakiti siapapun,termasuk kamu."

"Kalau begitu putuskanlah sebuah kebijaksanaan mas,apapun keputusan mas Ali Humairah akan menerima dengan ikhlas,Humairah pamit,Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Ya Allah kenapa hati sebimbang ini
Kenapa semua terasa dilema
Aku mencintai seorang wanita dan ingin bersatu dengannya
Tapi aku tidak mau menyakiti wanita lain
Aku lah yang mengambil semua keputusan itu
Dan jikalau ada yang tersakiti adalah aku.

Ali meninggalkan tempat dimana ia menemui Humairah dan pergi ke kelasnya.

***

Sedangkan Aisyah,gadis itu sekarang sedang menuju ke perpustakaan untuk mencari buku sebagai bacaan ringannya.

Aisyah Humairah [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang