Aisyah berjalan pelan untuk menemui Abinya,ada rasa takut untuk mengatakan apa yang ia maksudkan.
"Abi,Apa Aisyah boleh bicara?"
Abi Farhan tersenyum dan mengangguk.
"Duduklah di samping Abi Aisyah."
"Abi sebenarnya Aisyah belum siap akan hal ini,Aisyah baru saja pulang dari pesantren dan bertemu dengan keluarga Aisyah dan Aisyah masih ingin menikmati kebersamaan ini,Aisyah juga masih ingin belajar dan menimba ilmu,tapi Abi..."
"Kenapa Aisyah?"
"Ada seorang ikhwan yang ingin meminta izin Abi untuk mengambil alih tanggung jawab atas diri Aisyah."
"Bagaiman sifatnya menurut Aisyah?"
"Maaf Abi,tak halal bagi Aisyah untuk memuji seorang ikhwan yang bukan muhrim Aisyah sendiri."
"Apa dia beragama dengan baik?"
"In Syaa Allah,Abi."
"Lalu kenapa Aisyah ragu? Nak,dengakan Abi,jangan meragukan urusan akhirat karena urusan dunia,menikah adalah sunnah yang di wajibkan oleh agama,sedangkan Aisyah belum bisa melakukannya karena alasan-alasan dunia?"
"Abi,Aisyah hanya belum siap bukan menolaknya."
"Abi akan menemui ikhwan yang dengan keputusan besarnya ingin mengambil alih tanggung jawab Abi atas Aisyah. Abi tidak akan asal memilihkan laki-laki untuk Aisyah. Aisyah adalah putri Abi,putri yang Abi didik dengan ilmu agama,putri yang Abi kirim ke pesantren untuk lebih mendalaminya,Aisyah itu mahal,Abi tidak akan menyerahkan Aisyah kepada tangan orang yang murah.Abi akan pilihkan lelaki yang tepat untuk Aisyah."
"Tapi Abi,bagaimana dengan ikhwan yang sudah izin meminang Aisyah?"
"Abi akan menemui ikhwan itu dan melihat karena apa dia ingin meminang putri Abi."
"Abi terima kasih sudah mengerti maksud hati Aisyah."
Aisyah,gadis shalihah itu memeluk tubuh ayahnya.
Humairah membalik tubuhnya yang sedari tadi kedua bola matanya menatap ayah dan anak itu.
Ya Allah,Apa aku egois?
Bertahun-tahun aku menggantikan posisinya dan sekarang apa aku harus mengantikannya lagi?
Aku mencintai apa yang ia miliki,tapi dia tidak ingin merebutnya
Dia mengikhlaskannya untukku dan mengalah untukku
Apa dia fikir semua yang ia miliki harus aku miliki juga?
Tidak Aisyah!
Semuanya sudah cukup!Humairah pergi ke kamarnya dan mengambil sebuah tas kecil,ia mengendarai motor yang selalu ia pakai sejak sekolah. Pukul 19.00 jalanan masih terlihat sangat ramai,ia mengandarai motornya dengan kecepatan standar menuju kesebuah tempat untuk menenangkan pikirannya sejenak.
Alun-Alun Kota,disana Humairah biasanya melepaskan penat dan masalah yang sedang ia hadapi,di sebuah kursi kayu yang dekat dengan pohon rimbun dan lampu. Ia melangkahkan kakinya kesana.
Terdiam,ia hanya terdiam,fisiknya kuat namun hatinya bergejolak dan tanpa sadar air matanya menetes.
"Tisu?" Tawar seorang pria yang memberikan tisu untuknya.
Humairah memandang sejenak pria itu.
"Ambilah,aku tidak memberikan pembius di dalamnya,bahkan pengemasnya belum terbuka sama sekali."
"Tidak,aku sudah membawanya sendiri,terima kasih."
Humairah membuka tasnya dan mengeluarkan tisu untuk mengusap pipinya yang di banjiri air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah Humairah [✔]
Acak[follow sebelum baca] Aisyah dan Humairah adalah saudara sepupu. Mereka sama-sama shalihah dan berbudi pekerti luhur hingga seorang pria memasuki kehidupan mereka. Kisah cinta yang begitu rumit dan di selimuti konflik keluarga,akankah mereka berdua...