Hujan deras membasahi jalanan membawa angin sejuk yang menyampaikan perasaan,tidak bisa di pungkiri betapa rindunya Humairah untuk tetap bersama Bastian.
Humairah melihat jam tangannya,sudah pukul delapan malam,ia kini berada di halte. Tidak membawa kendaraan dan HP nya pun mati.
Humairah merasa bersalah,semalam Bastian memintanya untuk datang ke rumah sakit tapi Humairah tidak datang. Ia tidak ingin perasaannya lebih dalam,ia mencoba untuk menjauh dari Bastian.
Sebuah lampu mobil menyilaukan matanya,ternyata mobil tersebut berhenti dan membuka kaca jendela.
"Humairah,kenapa ada disini?" Tanya seorang pria yang ada di dalam mobil.
"Kak Akbar?"
"Kamu menunggu seseorang?"
"Tidak Kak,Humairah menunggu hujan reda agar bisa pulang."
"Ya sudah masuk mobilku saja,akan aku antarkan kamu tempat kamu memarkirkan kendaraanmu."
"Humairah tidak bawa kendaraan kak,HP juga low bat."
"Naiklah,aku antarkan pulang."
"Tapi kak..."
"Humairah,hujan sangat deras mungkin malam baru reda,kalau malam bagaimana caramu pulang? Susah menemukan taxi di malam hari."
"I..iya kak."
Humairah pun memasuki mobil Akbar dan Akbar melajukan mobilnya.
"Bagaimana bisa kamu terjebak hujan?"
"Humairah tadi ada kegiatan kak."
"Hmm,begitu."
"Kak,Humairah boleh tanya?"
"Tanya apa?"
"Bagaimana tadi acara di rumah sakit?"
"Alhamdulillah berjalan lancar,para staf juga senang menyambut pemilik serta dokter baru di rumah sakit."
"Alhamdulillah." Ucap Humairah lega.
"Humairah,Jihan titip makanan aku mampir ke rumah makan sebentar aku juga lapar,mau ikutlah denganku?"
"Emm tidak masalah kak,Humairah juga lapar."
Humairah meringis,tapi memang sedari siang dia belum makan dan malah terjebak hujan.
***
Kini mereka bedua duduk berhadapan dan saling menikmati makanan.
"Oh iya bagaimana pendidikanmu di Singapore? Lancarkan?"
"Alhamdulillah lancar kak dan Humairah mendapat beasiswa full serta uang saku setiap bulannya,sebenarnya Humairah di tawari untuk melanjutkan S2 disana,tapi masih di pikirkan."
"Kamu pandai,kenapa tidak langsung di ambil saja,itu kan kesempatan."
"Maunya juga gitu kak,tapi Humairah juga pengen bekerja,Humairah pengen punya penghasilan sendiri,pengen cari pengalaman,itung-itung sebelum Humairah menikah,Humairah harus punya simpanan uang."
"Sudah berfikiran untuk menikah rupanya,memang sudah punya calon?"
Humairah menggeleng sambil meringis.
"Hehe belum kak,itu cuma pandangan Humairah kedepan,lagi pula jodoh kan bisa sewaktu-waktu bertemu,kapan,dan dimana saja."
"Lalu kamu sudah melamar pekerjaan?"
"Belum kak,Humairah bingung soalnya belum ada informasi lowongan kerja dari perusahaan mana pun."
"Oh iya,aku ingat kalau perusahaan Hasan membutuhkan sekretaris,kalau kamu mau bisa aku hubungi Hasan,memang tidak di pasang lowongan tapi Hasan memintaku untuk mencarikan sekretaris untuknya karena yang lama mengundurkan diri karena hamil."
"Hmm boleh banget kak,Humairah mau apalagi Dosen Hasan kan dosen waktu di kampus dulu dan juga suami Aisyah,jadi Humairah tidak khawatir kalau bekerja dengan orang yang sudah Humairah kenal apalagi keluarga."
"Nanti aku rekomendasikan kamu ke Hasan selebihkan aku akan kabari kamu,ini HP ku simpanlah nomormu disini."
"Baik kak."
Humairah mengetikkan nomornya di HP Akbar.
"Ini HP nya kak,oh iya terima kasih ya kak,hari ini Kak Akbar sudah banyak membantu Humairah." Humairah mengulas senyum tipis.
"Sama-sama Humairah."
"Nanti kalo Humairah udah di terima,Humairah bakal traktir Kak Akbar deh kayak Kak Akbar dulu."
"Baiklah tidak masalah,tapi Kakak juga minta di bungkus." Ucap Akbar bercanda.
"Hahahaha." Mereka berdua tertawa bersama.
"Rupanya Humairah sibuk bersama dr.Akbar disini,kenapa tidak bilang pantas saja tadi tidak menghadiri acaraku padahal aku sudah mengundangmu."
"Bastian." Humairah terkejut menyadari kehadiran Bastian.
"dr.Reynald kemarilah dan bergabung bersama kami,aku dan Humairah sedang makan malam bersama." Tawar Akbar.
"Makan malam bersama? Apa ini yang disebut dengan dinner?"
Bukan pertanyaan,ini terasa seperti sindiran.
"Kami tidak sengaja bertemu,Kak Akbar menawarkan tumpangan saat aku terjebak hujan."
"Memangnya kamu darimana? Apa hari ini kamu sangat sibuk sampai terjebak hujan?"
"Aku tadi ada kepentingan."
"Hmm aku tau,pasti lebih penting dari undanganku bukan? Buktinya kau tidak hadir disana."
"Bukan Bas,aku hanya..."
"Aku kecewa padamu Humairah." Lirih Bastian pergi meninggalkan mereka.
"Sebentar kak."
Humairah menyusul kepergian Bastian.
"Bas tunggu Bas."
"Bas."
"Jangan ikuti aku Humairah!"
"Dengarkan penjelasanku."
"Tidak perlu."
"Aku ada kepentingan,karna itu aku tidak menghadiri undanganmu."
"Kamu hanya membuat alasan,buktinya kamu bisa makan malam dengan dr.Akbar."
"Aku tidak sengaja bertemu dengan kak Akbar,dia menawariku tumpangan."
"Sudah diamlah,aku tidak mau mendengar penjelasanmu,kamu sudah membuatku kecewa,aku mengundangmu untuk hadir menemaniku tapi justru kamu tidak datang dan membuat alasan."
"Bas aku tidak alasan."
"Apa kamu bisa jamin jika perkataanmu itu jujur?"
"Aku..aku tadi.."
Bastian menggeleng.
"Aku memang tidak pernah kamu anggap penting di dalam hidupmu Humairah,kamu menyepelekanku."
"Bas kamu salah."
"Lalu apa kebenarannya? Kamu membuat alasan untuk acara pentingku tapi kamu bisa makan berdua dengan orang lain."
"Orang lain? Apa maksudmu memang siapa kamu bagiku!" Humairah kesal dan tidak bisa lagi menahan emosinya.
"Siapa aku bagimu? Kamu tanya siapa aku bagimu padaku? Haha lucu sekali Humairah harusnya kamu tanyakan pada dirimu sendiri siapa aku bagimu."
Humairah terdiam,jika ia bertanya kepada dirinya maka akan terjawab kalau Bastian adalah pria yang ia cintai saat ini.
"Sudah kau tanyakan? Lalu apa jawabannya?"
Humairah hanya diam.
Bastian tersenyum miring.
"Siapa yang egois di antara kita Humairah,aku atau dirimu? Semalu itukah kamu mengakui kalau aku adalah orang yang penting di hidupmu."
'Benar,yang di katakan Bastian adalah benar tapi apa daya sudah terlambat,ia akan menikahi Mifta.' ucap Humairah dalam hati.
"Temui aku jika yang aku katakan benar Humairah."
Bastian pergi meninggalkan Humairah yang sedang mematung memejamkan matanya yang pedas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah Humairah [✔]
Random[follow sebelum baca] Aisyah dan Humairah adalah saudara sepupu. Mereka sama-sama shalihah dan berbudi pekerti luhur hingga seorang pria memasuki kehidupan mereka. Kisah cinta yang begitu rumit dan di selimuti konflik keluarga,akankah mereka berdua...