48.Pilu

1.5K 119 6
                                    

Tangis air mata memenuhi rumah Abi Farhan,melihat jenazah Aisyah yang terbaring di atas meja.

"Aisyah putriku,dia sudah tiada." Ucap Umi Fatmawati yang menangis sesegukan di pangkuan Zahra,calon istri Azhar.

"Sudah Umi,La Tahzan."

"Aisyah." Umi lalu pingsan,entah sudah berapa kali Umi Fatma pingsan karena tidak mampu melihat kepergian putri tercintanya itu.

"Maaf jenazah harus segera di mandikan." Ucap seorang pria.

"Biar saya yang memandikannya Pak." Ucap Humairah.

"Tante Humairah,Jihan ikut."

Humairah,Jihan dan beberapa kerabat dekat memandikan jenazah Aisyah. Humairah menatap wajah Aisyah yang selama ini tidak di ketahui banyak orang karena niqabnya,wajahnya tersenyum tenang,kematian Aisyah seperti seseorang yang sedang tidur,matanya memejam seperti seseorang yang pulas tertidur karena lelah.

Sebulir air mata membasahi pipi Humairah. Pikirannya terbayang semua kebaikan Aisyah yang dilakukan kepadanya.

Jika ada wanita paling ikhlas sedunia bagi Humairah adalah Aisyah saudarinya.

Jika ada wanita paling penyayang sedunia bagi Humairah adalah Aisyah saudarinya.

Jika ada wanita yang akhlaknya paling indah sedunia bagi Humairah adalah Aisyah saudarinya.

Humairah memalingkan wajah saat air matanya mulai menderas.

"Tante Humairah jangan menangis,lihat tente Aisyah saja tersenyum." Hibur Jihan.

Humairah tersenyum.

"Iya sayang."

🍁🍁🍁

Setelah pemandian Aisyah selesai,jenazah Aisyah di kafani,dimana kain kafan adalah baju terakhir yang Aisyah gunakan untuk menghadap Allah. Jenazah Aisyah lalu di sholatkan dimana jenazah Aisyah kini berada bukan lagi di belakang imam melainkan di depan Imam.

Jenazah Aisyah lalu di angkat ke atas keranda yang merupakan kendaraan terakhir Aisyah.

Lubang yang menjadi rumah terakhir Aisyah pun telah digali. Abi,Azhar dan Hasan yang mengantarkan Aisyah memasuki rumah terakhirnya sedangkan Humairah dan Zahra memengang kuat tubuh Umi yang lemas tak berdaya.

Umi,Humairah dan Zahra tak bisa menahan tangis saat jenazah Aisyah kini di timbun tanah,raganya kini telah menyatu dengan tanah,Aisyah mereka telah pergi.

Setelah selesai penguburan Abi,Azhar dan Zahra membawa pulang Umi lebih dulu karena Umi sangat lemas,terlebih nenek,beliau menunggu di rumah karena tak kuat melihat kepergian sang cucu tercinta.

Hasan,Humairah,Jihan,Bastian dan Akbar masih terdiam menatap makam Aisyah.

"La Tahzan San." Ucap Akbar.

Hasan hanya tersenyum kaku.

"Dosen Hasan,saya tau ini berat,tapi anda harus mengikhlaskan kepergian Aisyah." Tambah Bastian.

Tak lama seorang pria bersama wanita di sampingnya menghampiri mereka.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam,Kak Ali?" Humairah merasa sedikit canggung saat melihat keberadaan Ali.

"Azhar mengabariku kalau Aisyah..." Ali tak dapat meneruskan perkataannya,air mata menjawab semua maksudnya.

Ali menatap makam Aisyah.

"Aisyah adalah wanita yang tegar,dia wanita yang memiliki belas kasih,beruntungnya anda mendapat istri seperti dia Dosen Hasan." Ucap Ali.

"Dan sialnya aku,aku baru menyadari setelah dia pergi." Ucap Hasan.

Aisyah Humairah [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang