5. Mr. G 🍁

1.6K 248 40
                                    

Ketika penjelasan tak lagi didengar, menangis menjadi satu-satunya caraku meluapkan rasa dan kesah diwaktu bersamaan.

-New York, 14 Oktober
Masih disituasi yang tak terkondisi.

🍁🍁🍁

Suara mesin mobil halus yang menderu terdengar ribut ditelinga Vira. Suasana pengap dikepalanya membuatnya merasa semakin sesak. Belum lagi bau kain yang membungkus kepalanya tanpa tahu adat itu sangat jauh dari kata wangi. Keringat mengucur di pelipisnya.

Ia lelah. Tidak tahu dibawa kemana.

Suasananya berbeda dari beberapa saat yang lalu. Lebih tenang dan suara mesin mobil terdengar lebih jelas. Suasana sekitar yang sepi membuat Vira merinding.

Apa ia akan dibunuh disini?

Dikuliti tanpa perasaan?

Allah ...
Niatnya kesini cuma liburan.
Jika engkau berniat mengambil nyawa hamba jangan dengan cara seperti ini...

Vira berdoa dalam hati. Detakan jantungnya tak terkontrol. Ia takut. Takut akan ketidakpastian yang terjadi pada dirinya setelah ini. Suara mesin mobil mendadak hening. Sudah sampai?

Pintu dibuka. Lengan Vira kembali ditarik. Vira berontak tapi tenaganya tak sebanding. Ia terus ditarik secara paksa.

'dih, gundiknya aja kek gini kejamnya apalagi bosnya. Pasti lebih horror dari Voldemort' -gerutu Vira dalam hati.

Tarikan itu terhenti membuatnya bingung, karena pandangannya hanya berisi gelap. Apa sudah sampai.

"eh" pekik Vira saat tubuhnya terasa melayang. Vira ingin mengumpat, tapi takut dosa. Bisa-bisanya ia dipanggul seperti karung beras begini. Dasar gundik Voldemort yang tidak tahu adat.

Ia diturunkan. Lantas matanya menyipit silau karena mendadak cahaya terang berlomba masuk ke matanya. Ia mengamati sekitarnya setelah melotot pada si anak buah Voldemort. Ia mendapati dirinya berada di ruang berwarna abu-abu gelap. Benar-benar seperti kawasan dunia kegelapan. Antara aura mistis, gelap, misterius, jahat dan mewah berbaur menjadi satu.

Mulutnya masih dibekap kain. Tangannya masih diikat dibelakang. Kakinya bebas, tapi lengannya digandeng dua orang berpakaian sama hitamnya.

"Mr. G" ujar kedua orang di sebelahnya. Membuat Vira menatap seseorang yang tengah berjalan kearahnya.

Holy crap!
Mana ada Voldemort setampan ini!

Oh, tidak! Jangan tertipu dengan wajah tampannya. Lihat hatinya. Mana ada lelaki baik yang memperlakukan wanita seperti ini. Tidak bermoral dan tidak berperasaan. Kain yang membekap mulutnya dilepaskan,

"dia yang menculik Mrs. Grace" ujar salah satu dari orang disampingnya membuat Vira terperangah tak percaya.

"hey! Jaga mulutnya ya. Nuduh sembarangan. Gak ada buktinya juga" cecar Vira sembari berusaha melepas pegangan kedua orang itu.

"dimana nenekku?" ujar sosok itu begitu dingin. Membuat nyali Vira meredup seketika.

Vira terdiam membuat sosok dingin itu semakin memancarkan aura intimidasi yang kental.

"jawab!" bentaknya dalam.

"ya aku tidak tahu" jawab Vira refleks.

"bagaimana bisa kau bilang tidak tahu ha? Apa tujuanmu menculik nenekku? Uang?"

"sudah kubilang. Aku tidak menculik siapapun. Apalagi nenekmu"

"aku akan memasukanmu ke penjara. Dan kupastikan, kau akan masuk daftar blacklist negara ini"

FEELING OF BEING AN ENEMY  [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang