[ KISAH ROMANS BEDA AGAMA ]💙
#1 dalam spiritual (10/07/21)
#1 dalam beda agama (20/01/21)
#1 dalam billionair (03/08/21)
#1 dalam Traveler (26/03/20)
#25 dalam i love you dari 1,53k (27/05/20)
#25 dalam hijrah (12/08/21)
#15 dalam enemy (01/06/20)
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Makin hits aja doi gengs ckckck,,
°
°
26 November
"Gimana Ustadz Ian, apa kita tidak sebaiknya mengikuti saran warga saja untuk memanggil Ki Datuk Wardoyo?" tanya seorang pengajar di SMP yang juga bagiandari yayasan pesantren.
"Astagfirullah,, tidak. Itu syirik Ustadz. Kita tahu itu, saya tidak setuju"
"Tapi SMA islam 17 sudah membuktikan jika Ki Datuk memang mumpuni dalam satu hari saja kedatangan beliau sudah tidak terjadi lagi kerasukan disana." lelaki berbaju koko biru tua ikut berargumen.
"Betul Ustadz, semakin hari semakin bertambah santri yang kerasukan. Para wali santri banyak yang protes dan marah-marah pada kami" tambah seorang ustadzah berhijab maroon.
Ian menghela napas. Bagaimana nasib muridnya jika gurunya yang membimbing dan mengajari malah menyerah duluan? Ya Allah...
"Menurut saya, Kyai sepuh perlu dikabari. Mungkin beliau ada solusi" kali ini Ustadz Arsyad ikut bersuara. Ia juga menentang pemanggilan orang pintar itu.
"Tapi apa iya mengganggu Kyai Sepuh yang sedang umrah? Itu semakin membuktikan jika para pengurus tidak mampu mengemban apa yang diamanahkan oleh beliau" tanggap Ustadzah Hanifah.
"Yasudah. Seperti saran saya tadi, kita panggil Ki Datuk. Dalam sehari masalah pasti selesai" lelaki itu masih saja bersikukuh untuk memanggil dukun itu.
"Justru itu, sehari langsung selesai padahal disana ada kurang lebih tujuh puluh anak yang terserang. Apa tidak terlalu aneh?" tanggap Ian.
"Buktinya sudah 3 hari dari pemanggilan Ki Datuk, tidak ada murid hang terkena lagi. Suasana sudah kembali kondusif seperti sediakala"
"Tapi-"
"Ah, kenapa tapi, tapi terus. Kamu diamanahi oleh Kyai Sepuh bukan untuk menjadi keragu-raguan, yang tegas! Kita bicara bukti, bukan sekadar asumsi sama teorimu itu!" cecar pengajar itu.
"Sudahlah apa yang kalian pikirkan lagi? Kesampingkan asumsi dan keraguan kalian. Keselamatan santri-santri jauh lebih penting, jadi jangan mengulur waktu! Apa salahnya mencoba?" tambah pengajar itu lagi.
Beberapa mulai ikut setuju dan mendesak Ian untuk segera mengambil keputusan. Mereka memandang Ian dengan raut menuntut dan tidak sabaran.
"Baiklah, sudah saya putuskan,,"
🍁
29 November
Berangsur, keadaan di pesantren mulai berjalan seperti semula. Tinggal satu atau dua santri saja yang masih mengalami kerasukan.
Hal itu juga berlaku untuk pesantren-pesantren lainnya. Mengikuti cara penyelesaian pesantren Roudlotusy Syifa'. Kyai Sepuh sudah kembali sehari yang lalu, dan beliau marah besar kepada pengajar SMA yang memberikan saran pemanggilan Ki Datuk. Para pengurus lainnya hanya menunduk dan tidak bisa ikut membela. Akhirnya pengajar bernama Agung itu diberi kesempatan sekali lagi untuk berada di pesantren ini. Tapi ia memilih mundur dan keluar dari pesantren setelah mengucap maaf. Yah, itu sudah menjadi pilihannya.