Lebih baik memangkas harapan hingga tandas,
Daripada kecewa lalu binasa.Malang, 17 November
Jaga shalat lima waktu aja aku nggak bisa, apalagi jaga kamu...
🍁🍁🍁
Vira mengambil mukenah putih dalam almari yang disediakan di masjid. Ia melepas hijabnya perlahan, ia sedikit mengernyit kala merasakan sesuatu menusuk kepalanya. Vira mengambil sesuatu dari rambutnya, dan merasa terkejut melihat jarum. Oh, mungkin jarumnya jatuh sewaktu ia nembenarkan hijab. Vira melupakan itu lalu memakai mukenah sembari menerawang sholat apa saja yang ia tinggalkan.
Shubuh,
Dhuhur,
Ashar.
Vira menengok jam dinding besar yang menempel di pilar masjid.
16.52 WIB
Sudah hampir magrib bahkan. Vira menoleh ke sekeliling, ada beberapa santri yang tengah bersandar di pojok-pojok masjid seraya melantunkan hafalan. Vira semakin merasa hampa melihat dirinya yang begitu kotor.
Vira mengambil posisi untuk shalat. Mulai dari shalat ashar yang ia dahulukan, baru meng-qodo' (mengganti) shalat lainnya. Vira menunduk menatap sajadah masjid yang berkarpet tebal dan empuk. Ia bisa merasakan dengung kipas angin yang berputar. Lalu ia mengangkat tangan, bertakbir seraya melafalkan niat sholat dalam hati.
Vira melafalkan Al-Fatihah lalu seketika ia merasakan hembusan angin dipunggungnya. Ada rasa panas-dingin ketika ia bertakbir lalu ruku' hingga sujud.
Brukk!!
"Astagfirullah" pekik seorang santri dengan mukenah putih bermotif flora warna biru.
Gadis itu menghampiri Vira yang tergeletak lunglai diatas sajadah. Ia menggoyangkan lengan Vira, berusaha menyadarkan dari pingsannya. Gadis itu menoleh ketika beberapa santri perempuan juga menghampirinya.
"Kakak ini kenapa, Dyah?" tanya salah satunya.
"Afwan, ana kurang tahu. Tadi tiba-tiba aja jatuh waktu shalat" jawab gadis bernama Dyah itu.
"Ada yang kenal atau sekamar?" tanya Ukhti Arin--salah satu santri senior.
"Oh, saya pernah lihat kak. Kalau nggak salah tamunya orang ndalem"
"Astagfirullah.. Anti, bisa tolong panggilkan Mbak Dinda, yang menjaga UKS?" Tanya Arin.
"Sudah kak. Ustadzah Dara juga sudah dikabari. Mungkin sedang perjalanan kemari" Jawab salah satunya.
Perlahan, Vira membuka matanya. Matanya menatap lurus pada langit-langit masjid. Lalu ia bangkit terduduk, ia menoleh ke arah sekitarnya lalu tertawa sangat kencang.
"HAHAHAHAAA"
Membuat santri-santri disana kaget, bingung, dan entah apa. Mereka sedikit mundur ketika tawa Vira tidak mereda dan malah semakin kencang. Salah seorang santri yang tadi bernama Dyah mendekat dan memagang bahu Vira ragu-ragu. Tawanya berhenti. Lalu ia menoleh ke arah Dyah.
Dyah langsung terbelalak kaget melihat bola mata Vira yang berwarna hijau pucat dengan rahang yang mengeras, seolah kemarahan melingkupi dirinya. Dyah langsung terduduk dengan wajah pias. Ia masih shock dan tak bergeming. Beberapa santri lainnya menghampiri Dyah sambil terus berusaha menyadarkan Dyah.
"Istighfar Dyah, istighfar,," Dyah memejamkan matanya. Merapal istighfar seraya menangis terisak seolah menahan kesakitan dalam dirinya.
Arin mendekati Vira. Mencekal pergelangan tangan gadis itu seraya terus merapalkan ayat kursi. Bira meronta, dan terus berusaha melepaskan diri. Arin melihat jemari tangan Vira terkepal erat. Arin memejamkan matanya untuk menguatkan diri, dugaannya benar.

KAMU SEDANG MEMBACA
FEELING OF BEING AN ENEMY [End]✔️
Spiritual[ KISAH ROMANS BEDA AGAMA ]💙 #1 dalam spiritual (10/07/21) #1 dalam beda agama (20/01/21) #1 dalam billionair (03/08/21) #1 dalam Traveler (26/03/20) #25 dalam i love you dari 1,53k (27/05/20) #25 dalam hijrah (12/08/21) #15 dalam enemy (01/06/20) ...