[ KISAH ROMANS BEDA AGAMA ]💙
#1 dalam spiritual (10/07/21)
#1 dalam beda agama (20/01/21)
#1 dalam billionair (03/08/21)
#1 dalam Traveler (26/03/20)
#25 dalam i love you dari 1,53k (27/05/20)
#25 dalam hijrah (12/08/21)
#15 dalam enemy (01/06/20)
...
Berhentilah membantahku! Kau membuatku khawatir dan emosiku tak terkendali. Namun marah padamu juga takkan mampu kulakukan.
-New York, 27-28 Oktober
Masih di tempat ini. Denganmu yang sanggup mengacaukan pikiranku.
🍁🍁🍁
°
Jangan lupa baca Al-Quran juga ya :) Sisihkan waktu untuk akhiratmu.
°
-Alen POV ✔️
°
Suara hentakan beat musik mengalun keras saat kakiku keluar dari ruang VVIP di club 'Svarozky'. Klienku sudah menunggu, namun laptopku belum juga sampai. Aku berjalan ke arah bartender, memesan vodka. Aku melihat sekelilingku yang dipenuhi dengan orang-orang menengah atas hingga para pemimpin perusahaan sepertiku.
Aku menenggak vodka, dan dari sudut mataku kulihat ada seorang wanita berjalan mendekatiku. Aku menaruh gelas di meja, wanita itu sudah memelukku dan mengelus rahangku. Dan itu membuatku risih.
"Mau bermain denganku malam ini, Mr. G ?" tanya wanita itu dengan nada yang lebih terdengar seperti desahan.
Dia bukan jalang murahan seperti tingkah lakunya. Dia adalah seorang model, bahkan aku sering melihatnya di beberapa majalah iklan produk-produk ternama. Ah, persetan dengan itu semua. Aku merasa ada yang salah di sini. Jadilah aku mendorong pelan bahu wanita itu, menjauhkannya dariku. Hei! Seorang Mr. G dikenal sebagai seorang badboy kelas atas. Penakhluk hati wanita, dan malaikat berhati lembut. Tidak mungkin aku berlaku kasar pada wanita. Seperti mendorong wanita ini hingga jatuh di lantai, misalnya.
"Maaf sekali, aku mungkin akan menyesal melewatkan malaikat cantik sepertimu. Tapi malam ini aku ada urusan yang sangat penting" jelasku sembari mengelus rambutnya yang aku tahu hasil salon terkemuka.
Dia terlihat tersanjung dengan ucapanku. Dia malah semakin menempelkan dadanya di lenganku. Aku berusaha melepasnya lembut.
"Ah, tidak. Jangan menggodaku, aku tidak akan melepasmu jika terus seperti ini"
"Maka kurung aku bersamamu. Aku bersedia jadi tawananmu, sayang" ujarnya membuatku meringis. See, wanita ini cantik luar biasa. Tapi sayang, murahan pada manis di ujung lidah . Seperti kebanyakan wanita, mereka takhluk akan kalimat pujian dan kat-kata manis. Itulah sebabnya para wanita banyak menjadi korban php. Padahal lelaki tidak memberi harapan padanya, wanita saja yang terlalu berharap. Sudah tau lelaki itu baik pada semua orang, masih saja baper dengan kebaikannya. Akhirnya, patah lalu mengatakan buaya pada lelaki. Ah, lelaki memang selalu salah.
Ok, boy. Mari kuajarkan cara menggaet wanita. Jika kelemahan pria adalah mata, maka kelemahan wanita itu ada di telinganya. Pria mampu mendua hanya karena wanita yang lebih cantik dan menarik, tapi wanita akan luluh pada ucapan lembut dan takhluk dengan pujian yang 'terdengar tulus'. Dan satu lagi, ia luluh pada kata cinta dan janji manis.
Tidak harus tampan layaknya dewa yunani atau kaya layaknya Bill Gates. Asal kau pintar merayu, kau bisa dapatkan wanita yang kau mau. Puji dia, tatap dia dengan lembut, janjikan hal yang manis, dan sodorkan bahu dan dadamu untuknya bersandar. Maka, hap. Mereka akan bertekuk lutut di hadapanmu. Jangan agresif! Wanita akan ilfeel dengan tingkah agresif yang hanya layak disandang para penjahat kelamin. Bersikaplah lebih cool, tapi jangan terlalu cuek. Tunjukkan keramahanmu, buat dia nyaman bersamamu. Lalu bergantung padamu. Maka ia akan berikan apapun padamu layaknya kau seorang raja.
Ah, tapi itu rumit. Jika kau punya wajah tampan dan uang. Tidak perlu itu semua. Wanita akan mengerubungimu seperti semut. Maka berhentilah mempermainkan wanita. Gunakan otakmu agar lebih berguna, bekerjalah. Buat inovasi, cari peluang, dan gigih. Maka kau pasti akan kaya. Soal tampan, skin care banyak. Dan pasti mahal. Maka jadilah kaya. Lupakan wanita saat kau masih miskin. Berpikir, dan bekerjalah hingga kau dihujat banyak orang karena dikira ikut pesugihan. Maka wanita manapun bisa kau dapatkan.
Ok, back to story.
"Tidak bisa cantik, aku akan bangkrut jika menuruti mauku kali ini. Lalu dengan apa aku akan membelikanmu hadiah jika sampai aku bangkrut, hmm?" godaku mengelus pipinya yang terlihat memerah, tersipu.
"Ah, aku tidak yakin kau akan bangkrut hanya karena melewatkan sehari tanpa bekerja. Tapi, baiklah. Aku melepasmu kali ini. Dapatkan uang yang banyak, dan kembalilah padaku. Aku menunggumu, sayang. Love you" lalu ia mengecup bibirku dan melumatnya ganas. Dan aku membalasnya, dan menyudahinya dengan cepat.
Beberapa wanita mulai mendekatiku saat aku melepaskan tautan dengan wanita itu. Ah sial! Terjebak lagi! Namun belum sempat mereka menyentuhku, wanita tadi telah menahan mereka. Kulihat mereka terlihat bertengkar. Ok, biar itu jadi urusan mereka. Aku tidak akan peduli. Aku harus keluar dari sini. Firasatku mengatakan ada yang salah. Oh sial! Sejak kapan Valenzo Alans Gabriel lebih menggunakan perasaanya dibandingkan berpikir dengan logikanya?
Di sepanjang jalan, selalu ada wanita yang paling tidak mengerlingkan mata padaku. Bahkan nekat merangkul dan mencium. Cukup sudah! Aku memerintahkan para bodyguardku berjalan disampingku agar wanita-wanita ini tidak menggangguku.
Aku menelpon sopirku,
"Kenapa laptopku belum sampai?" aku hampir membentaknya..
"....."
"Hah. Kenapa kau membiarkannya ikut! Dan meninggalkannya di sini sendiri? Bodoh!"
"....."
"satu jam yang lalu?"
"....."
"shit--" aku melempar keras ponselku hingga retak kacanya. Tapi tidak pecah berkeping-keping. (soalnya mahal makanya tahan banting wkwk)
🍁
-Author POV
Alen berjalan cepat menuju pintu keluar. Beberapa pasang mata menatapnya, tapi ia tak peduli. Ia terus berjalan hingga keluar dari club itu. Diluar ia tak melihat Vira. Ia menjelajahkan pandangannya ke sekitar area club. Nihil.
Alen kembali masuk ke dalam club, namun matanya melihat benda yang sangat dikenalinya. Itu laptopnya. Alen berjalan ke arah bodyguard yang berada di pintu keluar.
-Alen POV✔
°
"Mr. G, ada yang bisa saya bantu?" hormat bodyguard itu.
"Itu laptopku" ujarku to the poin, ia langsung mengambil laptop itu dan menyerahkannya padaku.
"Mana gadis yang membawa laptop ini padaku? Apa dia sudah pulang?" tanyaku tegas.
Bodyguard itu nampak pucat wajahnya. Apa dia takut denganku? Ah biasa memang, jika wanita menatapku dengan pujaan. Maka laki-laki akan menatapku dengan tatapan terintimidasi.
"I-iya Mr. G, dia sudah pergi dari sini" ujarnya gagap.
Aku tak mempedulikannya. Dan masuk kembali menuju klienku. Baguslah jika Vira sudah pulang. Aku tidak perlu khawatir lagi pada gadis kecilku.
•
TBC 💙💙💙 Jangan lupa VOTE n KOMEN ya :) . Part ini ada 2 ya... Karena kalian minta cepet-cepet up jadi sekarang langsung up. . Segitu dulu ya, Thanks for support💚 I love you💘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.