33. Kak Syafiq🍁

917 135 29
                                    

Untuk pertama kalinya setelah lebih dari setahun.
Aku kembali merasakannya lagi. Sakit yang teramat dalam. Juga kecewa yang menggumpal begitu kerasnya.

Sesak dan terbebani.

Surabaya, 14 November

Kembali terjebak pada keramaian. Dalam suasana hati yang ingin sendiri.

Lalu,,,
Mengukir senyum di atas perihnya luka.

🍁🍁🍁

.

NB: Klik mulmed itu Syafiq 💚
.

.

"Kakak yakin mau sama Saya?" Tanya Vira pada pemuda di depannya.

"Bisa kasih alasan ke Saya kenapa nggak mau sama Anti (kamu perempuan)?" Pemuda itu balik bertanya pada Vira.

Vira menggigit bibirnya ragu. Kemudian ia menghela napas pasrah.

"Banyak" Ujar Vira yang menatap kosong ke depan. Lelaki itu tak merespon. Tetap menunggu kelanjutan kalimat Vira.

"Saya ini bukan perempuan yang baik. Bahkan kalau bisa dibilang, buruk." Vira menunduk setelah mengatakan itu.

Hening.

Hampir lima menit lamanya keheningan itu mengisi interaksi diantara keduanya. Hingga pemuda itu akhirnya bersuara,

"Kenapa bisa bilang begitu?" Tanyanya sambil menunduk. Tak berani mengangkat pandangan pada lawan bicaranya.

Vira menoleh, ke arah pemuda yang sedari tadi menundukkan pandangannya. Seketika, Vira merasakan kekecewaan yang dalam pada dirinya sendiri. Ia jadi merasa sangat kotor dan tidak pantas bersanding dengan lelaki di sampingnya ini.

"Saya nggak pantas buat Kakak. Saya ini masih malas ibadah, shalat aja nunda-nunda terus"

"Tapi shalat anti penuh?"

"Iya. Tapi-"

"Kalau urusan tepat waktu dan di awal waktu, mungkin kita bisa perbaiki nanti. Setelah menikah" Ujar lelaki itu tanpa ragu.

Deg!

Kepala Vira langsung pening mendengar kata 'menikah'. Sungguh, Vira sangat tidak siap dengan komitmen sesakral itu. Ia takut. Apa ia mampu menanggung risikonya? Apa ia mampu memenuhi hak dan tanggung jawab sebagai seorang istri pada pernikahan itu sendiri? Ia tidak yakin.

"Kak Syafiq, jujur. Vira merasa nggak pantas buat kakak. Kakak terlalu sempurna untuk Vira yang terlalu biasa. Jangan buat Vira merasa bersalah dengan pernikahan ini. Vira ini kotor, Kak" Vira menghela putus asa.

Pemuda bernama Syafiq itu pun mengangkat pandangannya ke arah Vira. Bisa dilihatnya jika gadis itu sedang tidak baik-baik saja.

"Kenapa anti merasa seperti itu?" tanya Syafiq dengan nada lembut. Membuat hati siapapun pasti luluh dan merasakan kehangatan di hatinya. Tapi tidak dengan Vira. Dadanya mencelos, merasakan sesak yang menohok ulu hatinya. Tidak! Pemuda ini bukan untuknya. Vira tidak sanggup menghadapi kesempurnaan akhlak lelaki ini.

"Vira mau jujur, maaf. Semoga kakak tidak merasa dikecewakan ataupun terhina dengan kejujuran ini. Setelah ini, Vira pasrah dengan keputusan kakak. Apapun itu" Vira menarik napas panjang.

Syafiq membenarkan posisi duduknya, berusaha menjadi pendengar yang baik.

"Pernikahan ehm maksudnya perjodohan ini,,," Vira terlihat ragu untuk mengatakannya.

FEELING OF BEING AN ENEMY  [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang