17. PULANG 🍁

1.1K 167 10
                                    

Akhir segalanya bukanlah kematian. Tapi hati yang terlanjur mati lebih dulu, disaat raga masih menyimpan nyawa.

-New York, 31 Oktober

Sedang menanyakan sebuah arti kehilangan tanpa pernah memiliki.

🍁🍁🍁

Pagi itu...

Saat mentari bersinar hangat membelai kulit. Saat pucuk-pucuk daun maple membiaskan warna keemasan. Saat angin segar membelai tirai jendela lembut, membuat tirai putih yang tipis itu bergoyang seolah melambaikan tangan pada siapapun yang ada di dalam sana. Seperti tirai itu berbicara,

'hei. Wake up! Matahari muncul. Pemandangan diluar terlalu indah untuk dilewatkan!'

Sayang,

Siapapun orang di dalam sana tidak berada di fase yang membuatnya mau bersuka ria menikmati ayat-ayat Allah dalam bentuk ciptaan indah yang ada di luar jendela itu.

Alen menatap sosok yang tergolek lemah di atas brankar rumah sakit. Ruang VVIP dengan fasilitas tingkat elit tetaplah menyebalkan. Siapa yang betah juga berlama-lama di rumah sakit jika menjadi pasien, atau salah satu kerabat dari pasien. Tidak ada, jika memang rasa kasih dan sayang benar-benar ada diantara mereka. Alen menatap Vira yang terbaring pucat dengan mata yang masih tertutup. Ia menggenggam tangan Vira yang terasa dingin.

Kata dokter, kondisi dan napas Vira sudah stabil. Berbanding terbalik dengan kondisi hati dan pikiran Alen yang kacau.

"Hei, kapan kamu bangun? Kamu sudah tiga hari bolos kerja. Bangunlah. Dan marahi aku, bukankah kau suka sekali marah-marah padaku, hmm? Jangan diam saja. Bangunlah, aku di sini. Aku tidak akan pergi,," Alen berkata pelan, hampir berbisik. Terdengar memilukan karena lelaki segagah itu terlihat lemah saat ini.

Masih hening. Hanya terdengar suara embusan AC dan mesin pendeteksi detak jantung yang mengisi ruangan itu.

Alen mengusap pipi Vira yang sedikit menirus dari sebelumnya. Bibir ini, yang selalu menyunggingkan senyum kini pucat tanpa senyuman. Mata indah nan jeli berbinar-binar itu kini tertutup. Bahkan suara berisik Vira yang mirip anak-anak kini tak dapat didengarnya.

Alen rindu, ia merasa kehilangan sosok Vira. Padahal Vira hanya mengisi harinya beberapa minggu ini. Tapi itu jelas menunjukkan, jika sosok Vira amat membawa pengaruh pada Alen.

Jujur, Alen takut untuk kehilangan. Ia benar-benar tidak siap.

Ia tidak mau kehilangan, lagi.

...

Ah, Apakah defini kehilangan yang sesungguhnya?

Kepergian,

Kematian,

Atau kenangan?

Aneh ya,
Manusia tak pernah memiliki apapun. Tapi sanggup merasakan pahitnya kehilangan.

Padahal semuanya hanya sebatas lalu. Dan jauh di lubuk hati semua orang tahu, ia tak pernah punya apa-apa.

Hanya sebatas titipan, hanya lewat dan kadang singgah lebih lama. Tapi tak pernah benar-benar memiliki.

Hanya sebatas mencecap rasa.

Tapi kadang ego sebagai manusia membuat kita lalai. Merasa titipan itu milik sendiri, hingga ketika Tuhan mengambil titipannya, manusia itu sendiri yang tak rela melepasnya.

Benar, definisi dari cinta dunia. Itulah yang membuat hati manusia kotor. Karena disisipi iri, dengki, dendam, dan penyakit hati lainnya. Tapi inti semuanya sama. Tidak adanya keikhlasan.

FEELING OF BEING AN ENEMY  [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang