FEELING OF BEING AN ENEMY [End]✔️

16. Special For Me [2] 🍁

"I-iya Mr. G, dia sudah pergi dari sini" ujarnya gagap.

Aku tak mempedulikannya. Dan masuk kembali menuju klienku. Baguslah jika Vira sudah pulang. Aku tidak perlu khawatir lagi pada gadis kecilku.
.
.
.

......

°

Ah gadis kecilku, memangnya sejak kapan ia jadi milikku?

Aku berjalan ke lantai atas, ruang VVIP dimana ada klienku di sana. Entah apa yang kupikirkan. Aku justru berhenti di tengah tangga. Kulihat bodyguard itu masuk mengendap-endap, mencurigakan. Dan hei! Kebetulan sekali hari ini bodyguard yang menjaga di depan hanya satu orang. Biasanya ada lima atau bahkan lebih. Tapi untuk apa aku memikirkan itu? Tidak penting sekali.

Aku kembali berjalan ke atas, meraih ponselku yang satunya lagi. Ponsel untuk bisnis, aku melacak ponsel Vira. Ah, bagiku dia seperti anak kecil yang akan hilang jika aku tidak mengawasinya. Sulit sekali mencari keberadaan gadis lincah yang hidup nomaden sepertinya. Jadilah aku selalu memantau keberadaan Vira saat pagi, siang, dan bahkan malam. Hal yang membuat keningku berkerut adalah lokasi Vira masih di club ini. Aku berhenti saat sampai di pintu masuk ruang VVIP. Sial, bodyguard keparat itu membohongiku!

Aku menyerahkan laptopku pada bodyguardku dan langsung berlari ke lantai bawah. Tak kupedulikan suara derapan langkah kakiku yang menarik perhatian beberapa orang.

Viraaa...

Entah apa yang sudah dilakukan mereka pada gadis kecilku.

Aku melihat bodyguard itu keluar dari sebuah kamar. Ia menatapku dengan wajah terkejut dan pucat. Seperti melihat hantu atau bahkan malaikat kematiannya. Yah, kupastikan aku akan jadi malaikat kematianmu setelah ini! (kayaknya ini salah server wkwk. Ini cerita religi, kok isinya creepy. Kebawa cerita sebelah nih wkwk)

Aku bergegas masuk. Dan dengan lancangnya bodyguard berwajah pucat itu menahanku. Aku menyingkirkan tangannya dan menendangnya diperut lalu melayangkan bogemku ke wajahnya hingga sudut bibirnya berdarah. Dua orang lainnya maju dan menyerangku, ugh. Mereka benar-benar cari masalah. Dari sudut mataku, aku bisa melihat dua orang lainnya mengangkat seorang gadis dengan pakaian terkoyak. Wajahnya tak terlihat karena tertutupi rambut lurus berwarna hitam kecoklatan. Siapa dia?

Aku tidak membuang waktu. Aku memukul mereka di wajah dan menghantam belakang leher mereka. Area bahu hingga belakang leher adalah area mematikan untuk melumpuhkan orang tanpa harus membunuhnya.

Mereka langsung jatuh seraya meringis kesakitan. Bodyguardku sudah di belakangku dan mengurus mereka. Segera kukejar dua orang lainnya yang keluar dari pintu lain kamar itu. Aku menarik kaos salah satu dari mereka dan langsung menendang perutnya dengan keras hingga darah keluar dari mulutnya. Aku beralih pada satu orang lainnya yang mulai menjauh. Sangat pengecut! Aku meraih wanita di pelukan lelaki itu. Aku meraih pinggangnya dan menyandarkannya di samping tubuhku. Lalu aku menendang tulang kering bodyguard itu hingga terjungkal dan barulah aku menancapkan pisau di punggungnya. (ok, ini authornya beneran salah server. Inituh seharusnya ada di the santuy atau bad girl's undercover klo yang creepy kek gini wkwk)

Polisi sudah datang membawa kelima orang itu. Aku merebahkan tubuh wanita itu di pangkuanku. Bajunya benar-benar terkoyak, hanya tersisa tank top bertali spageti berwarna hitam yang kontras dengan kulit putihnya. Serta celana panjang semata kaki yang hampir melorot. Entah apa yang sudah dilakukan para lelaki itu pada wanita ini. Tapi pakaiannya masih terlihat normal. Hanya tali atasannya yang melorot hingga ke bahu. Aku menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya. Vira! Bagaimana mungkin?!

Sial. Aku melepaskan jasku dan langsung menutupkannya ke tubuh atas Vira. Baiklah. Pakaian seperti ini terbilang normal dan sopan. Untuk wanita lain! Tapi ini benar-benar keterlaluan karena itu terjadi pada gadis kecilku. Aku tau setertutup apa pakaian Vira. Dan para lelaki kurang ajar itu bahkan sudah lebih dulu melihat tubuh mulus Vira. Hei! Sebelum ini aku bahkan tak pernah melihat seujung helai rambut Vira! Benar-benar tak termaafkan para lelaki itu!