6. Mrs. Grace ? 🍁

1.7K 236 31
                                    

Kehidupan memang tidak pernah bisa di prediksi. Ia berputar sesuka hati. Kadang membuat kita jatuh kadang membuat kita diatas.

Jadi, jangan pernah terlalu merasa menderita atau terlalu merasa sombong dan lupa diri.

-New York, 14 oktober
Masih tertawa bahagia melihat Voldemort takluk dibawah seorang lansia.

🍁🍁🍁

"ayo makan Jisoo" ujar Jenny tegas.

"namaku Vira, Jenny" ralat Vira. Ia merasa aneh dengan panggilan itu. Kulitnya tidak seputih orang korea. Ia asli orang Jawa, Indonesia. Lebih ke sawo matang bahkan.

"terserahku mau memanggilmu apa. Jangan menyuruhku!"

"baiklah yang mulia Mrs. Grace" pasrah Vira.

"panggil aku Jenny!"

"anda memanggilku sesuka anda. Lantas kenapa saya harus menuruti anda?" Goda Vira.

"heh. Berani kau?"

"kenapa harus takut? Namaku Vira. Arasya Savira. Tidak ada kata Jisoo disana."

"tidak semua orang berkesempatan untuk menyandang nama panggilan dariku. Kau seharusnya merasa beruntung. Heh, Alen kenapa kau tertawa? Anak tidak sopan!" Vira melirik pada Voldemort tampan yang dipanggil Alen itu. Teringat beberapa waktu yang lalu, Ia terus tertawa melihat tingkah nenek dan cucunya ini.

Seorang pria dewasa yang gagah dijewer oleh nenek lansia. Yah, tentunya Jenny masih sangat cantik untuk ukuran nenek-nenek. Bahkan ia baru tahu, jika Jenny mantan seorang model.

"Jisoo, makanlah. Kau pasti lapar" ujar Jenny kemudian.

Vira sempat tergiur dengan ayam crispy di hadapannya. Saat ia akan mengambilnya, tangannya terhenti. Ia gusar. Apa ayam ini halal untuknya? Bukan! Bukan masalah uang yang didapatkan oleh mereka. Tapi ini ayam. Siapa yang menyembelihnya. Itulah penentu halal-haramnya. Jika ayam itu dipotong tanpa mengucap nama Allah. Maka jelas, ayam itu haram untuknya. Hukum makanan ini Syubhat. Tidak jelas halal atau haramnya. Tapi, di negara eropa tidak ada hukum syubhat. Gurunya pernah bilang begitu.

Tapi demi kehati-hatian. Vira harus meneguk ludahnya. Mengambil makanan semacam omelet dan tuna, sayur, dan makanan tanpa daging sekalipun. Kecuali daging ikan. Halal forever.

Jenny menatapnya heran.

"kau berubah jadi herbivora?"

"memangnya aku sapi apa!"gurau Vira.

"ada banyak daging disini. Beef steak, ayam, pastrami, Bec, dan reuben sandwich"

"aku sudah mengambil tuna. Sudah cukup buatku. Aku tidak terlalu suka daging selain ikan. Maaf" ujar Vira beralibi.

"oh ya? Brigit! Brigit!" teriak Jenny memanggil juru masak didapurnya.

"cepat masakkan macam-macam olahan seafood. Cepat!" titah Jenny membuat Vira gelagapan.

"tidak perlu Jenny. Ini sudah lebih dari cukup. Tidak perlu masak lagi"

"memangnya siapa yang memasaknya untukmu? Aku juga sedang ingin makan seafood. Jangan GR!"

'Hmm ok. Vira, kamu terlalu over PD. Kenapa semua jadi menyebalkan begini' batin Vira

🍁

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FEELING OF BEING AN ENEMY  [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang