9; Tamu Spesial

231 14 0
                                    

Arga tersenyum lembut, "Kita lagi dirumah ku, lebih tepatnya rumah papa ku."

Flo tercengang, bagaimana bisa? Rumah ini seperti layaknya istana diluar negeri, sangat indah dan mewah. Bukan tentang kemewahannya yang ia kagetkan, namun dengan Arga yang tidak terlihat orang kayanya. Lelaki itu sangat sederhana dan memakai motor yang siap dimusiumkan saking tuanya motor itu. Flo pikir Arga tidak mampu, tapi ternyata fikirannya salah. Ternyata lelaki itu lebih mampu darinya, pikirnya.

"Flo?"

Arga membangunkan gadis itu dari lamunannya.

"Eh iya?! Ada apa?"

Arga menggelengkan kepalanya, "Kamu yang kenapa, yaudah ayo kita masuk."

Ternyata sudah pukul sepuluh malam. Sepertinya keluarga lelaki itu sudah memasuki kamar masing masing. Tanpa berfikir lama lelaki itu menarik pergelangan Flo dan terlihat tidak ada penolakan dari gadis nakal itu.

Mereka masuk dan menaiki anak tangga, menuju lantai dua dimana kamar tamu terdapat.

"Sebenernya lo ngapain bawa gue kesini sih Ga?" tanya gadis itu heran.

"Udah kamu ikutin aja ya?" lalu Flo mengangguk.

Hey? Sejak kapan gadis nakal itu menuruti si cupu yang lemah? Haha! Sangat lucu. Dasar wanita, kalian selalu menurut pada suasana dan tidak bisa memegang prinsip.

Eh? Aku juga wanita ternyata.-.

Terlihat Arga yang memasuki kamar dan tak lupa menarik gadis itu masuk dan membiarkan pintu tertutup.

"Eh? Ngapain lo bawa gue ke kamar?! Eh cupu! Gue masih perawan ya! Kurang ajar!" omel Flo.

"Kamu masih perawan Flo?"

Flo membulatkan matanya dan Arga pun tersadar atas ucapannya.

"Ma-maaf Flo aku gak bermaksud-"

"Diem lo! Senakal apapun gue, gue gak akan biarin ada yang nyentuh gue selain suami gue nanti!"

Arga tersenyum, hatinya menghangat saat gadis itu berkata jika yang memiliki hak itu hanya untuk suaminya. Sebentar? Buat apa ia-? Ya Tuhan! Arga tidak habis fikir apa yang baru saja ia rasakan. Aneh.

"Iya, aku minta maaf. Aku juga gatau kenapa narik kamu pergi setelah papa mu nampar. Aku gak suka ada lelaki yang nyakitin perempuan. Dan aku mutusin buat bawa kamu kesini, kerumah ku buat nginep sementara sampai kamu tenang."

"..kamu gak bisa disana Flo kalau ada masalah kaya gini, kalo gak kamu bisa ke tempat yang kotor. Aku gak mau itu kejadian lagi."

Entah mengapa, jantung gadis itu mulai bergerak lebih cepat saat Arga berkata bahwa ia tidak ingin Flo kenapa napa. Apa? Ada apa ini? Mengapa perasaanya seperti ini? Ah! Ini hanya perasaan lain. Pikirnya.

"Tapi orang tua lo gimana? Kalo mereka tau lo bawa perempuan ke rumah? Lo kan anak cupu, mereka pasti kaget anak sampah kaya lo bisa bawa perempuan." katanya mengejek.

Arga tersenyum, "Aku yang ngehadepin orang tua aku, tenang aja. Kamu cucian dulu ya, trus langsung istirahat. Apa kamu laper?"

Flo mengagguk, karna memang sejak siang tadi ia belum memakan apapun selain minum air putih.

Lelaki itu terkekeh melihat wajah menggemaskan Flo saat mengagguk seperti gadis kecil yang polos.

"Setengah jam lagi makanan siap, kamu cucian dulu ya. Biar gak kotor naik ke tempat tidurnya."

Lalu Arga melenggang pergi menuju kamar orang tuanya, dan Flo melakukan yang sudah diperintahkan Arga. Lelaki itu sudah sampai didepan kamar orang tuanya, dan mengetuknya perlahan.

FlorencyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang