47; Welcome!

69 5 0
                                    

Namun seketika, wanita itu berhenti. "Itu? Felly?"

Terlihat keduanya sedang memegang tangan satu sama lain di atas meja, bertatapan, dan—

"Arga?" ucapnya.

Arga menoleh ke sumber suara dan brtapa terkejutnya ia mendapati Flo yang berada disana. Dengan cepat lelaki itu melepaskan tangannya dan bangkit berdiri menghampiri Flo yang tidak jauh dari mejanya.

"Flo? Kamu kenapa bisa disini?"

Wanita itu terkekeh dengan mata yang berkaca, "Aku? Disini? Gakebalik? Kamu? Sama siapa? Felly ya namanya?"

"Floo, ini gak kaya yang kamu kira. Aku habis—"

"Diem! Udah. Aku disana nurunin ego dan effort kesini buat nemuin kamu." terdengar suara marah Flo.

Wanita itu meneteskan air matanya, "Terus kamu? Asik pegangan tangan? Setres!"

Arga mencoba menenangi istrinya, ia tidak perduli dengan mata pengunjung lain yang sudah memperhatikan mereka. "Enggak sayang, enggak, dengerin—"

Flo menghempaskan tangan Arga dibahunya dengan kasar. "Kamu, jahat Arga."

Wanita itu pergi, sedikit berlari meninggalkan  Arga. Tidak berlama lama Arga mengambil barangnya yang tertinggal dimeja dan langsung mengejar istrinya. Felly yang melihat kejadian pun terkejut dan diam bergeming.

Flo berlari sekencang yang ia bisa dengan kondisinya. Tidak berfikir lama, ia menghampiri taxy yang berada tidak jauh darinya dan meminta sang supir untuk pergi secepat mungkin.

Arga yang melihat pun menjadi semakin panik, lantaran istrinya pergi dengan rasa kecewa dan dengan keadaan hamil besar. Disepanjang jalan, Arga tidak habis habisnya meruntuki diri sendiri karena kelalaiannya. Ia akan menyesal seumur hidup jika kejadian bertahun tahun lalu menghampirinya kembali. Dimana Flo harus menanggung nyawa antara hidup dan mati sehabis tertembak Renata. Ia akan menghukum dirinya sendiri jika Flo dan buah hatinya dalam bahaya.

Sementara itu, Flo menangis sejadi jadinya. Ia tidak tau ingin pergi kemana namun Flo meminta sopir untuk melaju lebih cepat.

Kedua mobil saling mengebut satu sama lain, seakan sedang bersaing. Mobil Arga tak henti hentinya memberikan klakson pada taxy yang ditumpangi istrinya. Flo terus meminta sopir agar lebih cepat dan ia menjanjikan bayaran yang tinggi, sopir pun menurut.

Terjadi kebut mengebut dimalam yang cukup ramai. Arga tidak mengurangi kecepatannya sedikitpun, dengan sekali hentakan, Arga berhasil menyalip taxy dan memberhentikan mobilnya didepan taxy. Terlihat mobil lelaki itu yang sedikit penyok akibat bibir taxy yang mendarat di pintu mobilnya. Dengan cepat Flo mengeluarkan uang yang tidak ia hitung jumlahnya dan bergegas keluar dari mobil.

Arga yang melihat itu langsung berlari mengejar Flo. Wanita itu mengeluarkan segala tenaga untuk tidak tertangkap lelakinya dan pergi menjauh sejauh jauhnya. Rasa sakitnya terlalu besar untuk diingat. Ia menangis seraya memegangi perut besarnya. Arga terus mengejarnya, lelaki itu benar benar tidak habis fikir, semarah apa Flo padanya hingga dirinya sulit untuk mengejar wanitanya.

"Flo! Tunggu!!" teriak Arga.

Flo tetap berlari menghindarinya sebisa mungkin, sesekali ia menengok kearah belakang untuk memastikan seberapa jauh jaraknya dari Arga. Wanita itu terkejut melihat Arga yang semakin dekat dengan dirinya yang sudah semakin lelah. Ia memutuskan untuk menyebrang diperempatan dan—

FlorencyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang