Empat tahun kemudian, Jakarta sedang diselimuti hawa dingin. Sehingga sangat malas jika harus berpergian keluar. Tak terlalu berbeda dari empat tahun yang lalu, hanya saja gedung yang lebih banyak dan hampir disemua terdapat pepohonan yang menambah kesejukan dikota Jakarta.
Seseorang baru saja memasuki gedung. Dengan arogant, wanita itu melewati beberapa meja kariawan dan diberi hormat. Wanita itu tak lain adalah Flo, penerus Blaxton Company.
Setelah ia lulus dari kuliahnya dan mengambil gelar S1 Management Bisnis, wanita itu akan segera menggantikan ayahnya. Pekerjaan yang tidak ia inginkan sama sekali walau dirinya menjadi salah satu pemilik perusahaan terbesar Indonesia. Ya, dengan berjalannya waktu, perusahaan itu telah kembali bangkit dan meraih banyak prestasi.
Dan Devon? Lelaki itu sudah mulai kuliah sejak dua tahun yang lalu dan mengikuti jejak kakaknya dengan mengambil jurusan yang sama. Sedikit demi sedikit, lelaki itu mempelajari semua tentang perusahaan pada kakaknya. Dengan senang hati Flo membantunya.
Pintu terketuk dan menampilkan Anna, sekertaris Flo.
"Maaf bu menggangu, pihak dari perusahaan Branicto telah datang bersama tuan besar Arfin. Sebentar lagi mereka datang dan Direktur Martin meminta ibu kebawah karna akan menyambut tuan Besar."
"Iya, saya akan kebawah nanti."
"Baik bu, permisi." Anna pun pergi.
Flo menarik nafasnya, "Ketibang om Arfin dateng aja bapa gue ribet."
Wanita itu turun kelantai bawah dan mendapati ayahnya dan petinggi lainnya yang berada disana.
"Flo kamu lama sekali sih nak," ucap Martin.
"Baru juga dateng pa, udah disuruh turun lagi."
"Pak! Tuan Arfin sudah datang." ucap satpam yang datang terburu buru.
"Baik, ayo kita semua kedepan untuk menyambut." lalu Martin dan yang lainnya segera keluar, berbaris rapih dan tersenyum saat melihat mobil teelah memasuki lobby utama.
Martin sangat menghargai Arfin, bukan hanya karena perusahaan mereka telah membantu, namun karna Arfin sangat bijaksana dan baik. Ia sangat menghargai Arfin Branicto.
Flo hanya memasang wajah datar, sudah biasa baginya bertemu dengan seorang Arfin. Ditambah dengan pertemuannya empat tahun yang lalu, ketika Arfin baru mengetahui bahwa Flo adalah anak dari Martin sekaligus teman dari putra keduanya.
Tak lama Arfin turun, dapat terlihat jelas karna mobil berhenti tepat tak jauh dari mereka. Lalu kemudian disusul oleh Raka yang juga menemani ayahnya. Dan terlihat seseorang yang juga turun dari mobil.
Flo membulatkan matanya, itu, itu adalah, Arga! Oh Tuhan Flo sangat terkejut, lelaki itu nampak sangat berubah. Tak ada behel dan kacamata yang ia kenakan seperti biasanya. Arga telah berubah! Lelaki itu terlihat sangat tampan dengan rambutnya yang rapih, jas hitam yang pas, dan.. ah. Bahkan Flo hampir saja tidak menyadari jika itu adalah lelaki yang selama ini ia cintai.
"Selamat datang tuan Arfin diperusahaan kami." mereka menunduk hormat terkecuali Flo yang terlihat masih terkejut.
"Ah, tidak usah seperti itu." Arfin terkekeh.
"Yasudah, mari masuk pak, ayo nak Raka, dan.."
"Saya Arga om." jawabnya sopan.
"Dan Arga. Mari." Martin tersenyum atasnya.
Mereka berjalan bersama menuju ruangan, dan sesekali diberi hormat oleh kariawan yang tengah berjalan disekitar mereka.
Flo hanya berjalan dengan diam disamping Raka. Arfin dan Martin tengah berbincang bincang didepannya. Dan Arga berada disamping Arfin. Wanita itu sangat tegang, bagaimana jika diruangan nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Florencya
Romansa(SELESAI✔️) Hanya tentang gadis nakal yang mengklaim secara terang terangan bahwa si cupu sudah resmi menjadi kekasihnya. Bagaimana nasib si cupu itu selanjutnya? • • [DILARANG : MENGIKUTI, MENG-COPAST, MENIRU, DLL✖ KARNA INI ADALAH ASLI PIKIRAN SE...