5; Di Jemput!

273 12 0
                                    

Arga tersenyum karna untuk pertama kalinya gadis nakal itu mau menurutinya.

"Waktu itu aku mau ke pasar nganterin barang barang nenek. Diperempatan, aku liat ada mobil yang ngebut dan ternyata itu mobil kamu. Pas aku mau menghindar, mobil kamu malah udah menghindar duluan dan langsung nabrak pepohonan yang ada disana."

"..akhirnya aku turun dari motor dan langsung nyamperin mobil kamu. Pas aku buka pintu mobil ternyata ada kamu disana, aku sempet kaget kalo itu kamu. Disitu aku bangunin kamu, tapi kamu gak bangun bangun."

"Dan ternyata kamu pingsan, ya aku mutusin untuk panggil pak Ari buat ambil motor dan bawa mobil kamu ke rumah."

"Lo yang bawa mobil? Emang lo bisa?"

"Keadaan kamu sekarang gimana emang?" terlihat Arga yang tidak ingin membahasnya.

Flo yang menyadarinya hanya menaikkan sebelah alisnya, dan kembali bertanya. "Nenek lo jualan dipasar?"

"Iya, namanya nenek Ira."

"Gue gak perduli namanya! Cupu!"

"Loh kok kamu marah lagi? Kan tadi udah janji,"

Kali ini Arga benar benar menguras kesabarannya! Ia sudah tidak kuat lagi, namun ia tahan dengan menampilkan senyum yang ia buat buat.

"Iya Argaaa.. Ini gue udah senyum."

Arga tertkekeh saat melihat ekspresi gadis itu. "Iya iyaa,"

"Oiya, kalo kamu kenapa?" lelaki itu kembali bersuara.

Flo mengernyitkan dahi. "Kenapa apanya?"

"Kenapa kamu keluar malam malam?"

Flo kembali menatap keluar acuh. "Oh itu. Ya cuma main aja,"

"Kamu main ke club?"

"Iya,"

"Ada masalah apa sampai kamu ke club semalam itu dan minum minuman keras?"

Flo diam.

"Flo?"

Gadis itu tetap diam.

"Cerita aja kalo punya masalah, kan ceritanya aku pacar kamu."

Flo menoleh, "Lo gue jadiin pacar juga cuma gue manfaatin buat tugas doang!"

"Emangnya gamau manfaatin aku juga untuk jadi pendengar kamu?"

Wanita itu kembali menatap awan yang gelap. "Gak ada satupun manusia yang terlahir sendiri. Termasuk gue, tapi ko dunia kayaknya gak mau temenan sama gue ya?" Flo terkekeh atas ucapannya sendiri.

Arga tidak mengerti maksud dari ucapan Flo, apa ia sedang membicarakan nasib buruk yang menimpanya?

Entah mengapa ada yang mengganjal dihati lelaki itu melihat raut wajah, tatapan, dan cara bicara wanita yang disampingnya ini. Apa yang terjadi pada gadis itu sehingga ia terlihat sehancur ini?

Lelaki itu tidak mau terlihat lebih banyak tau, lebih baik Flo sendiri yang menceritakan semuanya. Ia tidak ingin melihat gadis itu risih dengannya.

"Bahkan manusia yang terlahir dikelilingi banyak orang pun bisa ngerasa dirinya sepi."

Flo menaikkan sebelah alisnya, apa yang dimaksud Arga adalah dirinya?

"Manusia gak pernah tau kapan dirinya jatuh, apalagi pas kembali bangun. Yang mereka tau tuh cuma 'kecurangan dunia' yang terjadi sama diri mereka."

"Maksud lo apa?" Flo menatapnya.

Arga tersenyum, "Gak ada gembok tanpa kunci, gak ada rumah tanpa atap, dan gak ada masalah tanpa waktu. Kayaknya kamu cukup paham sama omongan aku."

FlorencyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang