16; Patah

147 6 1
                                    

Philippians Scool, Jakarta.

Tak ada rasa saat menjalankan hari yang sangat terik ini. Matahari seakan berteriak diujung sana. Terlihat gadis itu yang sedang berada dibelakang sekolah seorang diri. Ya, Flo bolos dari kelasnya. Ia sangat memikirkan apa yang terjadi dua hari yang lalu.

Dan bagaimana dengan kedua temannya? Mereka pergi kekantin untuk membeli makanan untuk menemani waktu kosong mereka. Waktu kosong? Jelas jelas mereka pergi dari waktu pelajaran Biologi. Dasar anak anak nakal!

Gadis itu pun memikirkan hubungannya dengan Arga yang semakin merenggang. Entah apa alasannya, lelaki itu semakin jarang ia lihat. Dan tugas pun tak ada, jadi Flo tidak berniat untuk kekelasnya kembali tanpa tujuan.

Tak lama Kanya Selly datang dan membawa banyak jajanan yang mereka beli dari kantin. Banyak? Ya! Mereka diberi uang banyak oleh Flo untuk membeli itu semua. Tidak memanfaatkan, nyatanya memang Flo lah yang lebih kaya diantara mereka bertiga.

"Eh Flo," panggil Selly disela sela memakan makanannya.

"Hm,"

"Tadi Selly liat Arga sam Dhea ngobrol dikoridor tuh,"

Flo mengerutkan kedua keningnya herang.

"Iya, terus mereka ketawa bareng. Ditambah si Dhea nyenggol Arga kek sok akrab gitu."

Gadis itu berdiri, hendak menuju koridor.

"Flo!" panggil Kanya.

Flo menoleh, "Apa lagi?."

"Lo mau kemana?"

"Nyamperin mereka lah!"

"Lo cemburu?"

Flo diam.

"Lo suka sama Arga?" sambar Selly.

Flo semakin diam tak bergeming.

Kanya berdiri dan menghampiri Flo, "Lo gak suka beneran kan Flo?"

Flo menatap keduanya bergantian, "Kenapa kalian ngomong kaya gitu?"

Kanya terkekeh, "Kita udah temenan dari kapan tau ya Flo? Lo gak sadar? Lo punya masalah sama Bella, Dhea, Vino, itu gak jauh jauh karna Arga. Cowo sampah lo itu."

"Dan soal Vino kemarin? Lo nyatanya emang gak terimakan kalo Arga gak dipihak lu. Bukan karna harga diri lo, tapi karna perasaan lo Flo."

"Jaga mulut lo Kay!" sambar Flo.

"Flo! Lo harus sadar kalo lo udah berubah. Lo gak mau main lagi sama kita, dan lo lebih banyak berubah. Lo bukan Flo yang kita kenal dulu, lo sadar gak sih?" kata Kanya.

"Kalo gue berubah semakin baik kenapa enggak? Ada yang salah? Iya?"

Kanya kembali terkekeh, "Bahkan dari dulu aja lo gak kenal yang namanya 'kebaikan', sekarang?"

Flo diam, benar. Ini semua benar. Apa yang Kanya katakan itu sangat benar. Dirinya sudah berubah, apa benar karna keberadaan Arga?

"Jadi lo beneran suka Flo sama Arga?" kali ini Selly yang berbicara.

"Gak! Gue gak pernah ada rasa sama manusia sapah kek Arga. Gakan pernah! Bahkan gue berani bersumpah kalo gue gakan pernah punya rasa sama manusia sampah itu!"

Kanya tersenyum, "Tuh Arga Flo,"

Sesaat Flo melihat kebelakangnya dan benar Arga sedang berdiri menyaksikan semua yang Flo katakan. Gadis itu meruntuki dirinya sesaat melihat Arga melangkah pergi.

"Flo, muka lo gak bisa dibohongin. Nyatanya lo emang punya rasa sama Arga." ucap Kanya yang pergi, diikuti oleh Selly.

Disinilah ia, kembali sendiri. Sudah kedua kalinya ia berkata sekejam itu dan Arga pun mendengarnya. Apakah Arga kecewa padanya? Tapi untuk apa? Apa lelaki itu juga punya perasaan yang sama?

FlorencyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang