Jeno memasuki perpustakaan dan mengambil duduk di samping jendela. Dibukanya buku yang diambilnya asal tadi, kemudian diletakkan kembali. Buku pilihannya kali ini sangat ekstrem. Sejarah Korea. Tidak masalah, tohnya dia tidak berniat membacanya.
Mata Jeno menatap nanar ke samping jendela. Rutinitas sehari-hari saat di perpustakaan. Duduk dan melamun. Padahal kata kakeknya tidak baik sering melamun. Karena, bisa membuat orang kerasukan.
Namun, seketika Jeno terperanjat. Mata coklatnya menangkap sesosok yang semalam ditemuinya. Apa hanya mirip? Atau mungkin hanya perasaannya saja. Ditajamkan pandangannya lagi, dan sepertinya dia memang tidak salah melihat. Karena senyumnya memang sama. Manis dan memesona. Tanpa disadari kedua sudut bibirnya terangkat naik.
##
Sesosok gadis bersurai panjang sedang memperbaiki kucir rambutnya. Sekali lagi dia menguap lebar sambil merenggangkan tangan. Gadis itu membuka tas. Tangan kecilnya sibuk mencari sesuatu di dalam. Sepertinya yang dicarinya tak kunjung ditemukan, karena tangannya semakin kasar merogoh di dalam. Saat itu juga sebuah botol minuman terpampang di depannya. Gadis itu mendongak. Senyumnya merekah saat mendapati laki-laki yang sedang memamerkan deretan gigi rapi. Tanpa berpikir panjang diraihnya segera botol minuman itu.
"Kalau begini terus berat badan kamu bisa turun lagi nanti," ujar Jaemin sambil menyodorkan sapu tangan dari sakunya.
Na Jaemin. Gadis di depannya ini lebih senang memanggilnya Nana. Tidak masalah, dia juga tidak butuh alasan untuk itu, karena itu seperti panggilan sayang baginya. Jaemin merupakan mahasiswa jurusan teknik yang tampan dan memesona. Sikap tenang dan lembutnya bisa membuat siapapun yang akan jatuh cinta dalam hitungan 3 detik. Namun, sepertinya tidak dengan gadis di depannya ini.
"Tidak juga," jawab Hyera sambil menyeka sisa air di bibir.
Kang Hyera. Mahasiswi baru jurusan manajemen yang sedang mengikuti masa orentasi di kampus. Ada banyak kegiatan yang harus dilakukan beberapa hari ini. Sejak pagi tadi dia sibuk meminta tanda tangan pada beberapa senior, dan itu adalah salah satu kegiatan wajib penerimaan mahasiswa baru. Perlahan dia menyeka keringat di pelipisnya dengan saputangan dari Jaemin.
Jaemin meraih map di tangan Hyera dan membukanya. Ada beberapa kolom yang masih belum berisi tanda tangan. Dia tahu betul, pasti banyak dari senior-senior yang mempersulit gadis ini, hingga masih ada kolom-kolom tanda tangan yang kosong. Padahal ini sudah jam makan siang. Dan dia yakin gadis ini belum makan.
"Sudah makan?" tanya Jaemin sambil mengambil duduk di samping Hyera. Dari dekat, terlihat jelas gadis ini kelelahan. Wajahnya juga sedikit pucat. Mungkin saja dia tidak sarapan tadi pagi. Dia tahu betul bagaimana Hyera saat melakukan kegiatan penting, selalu lalai mengisi perut.
"Sudah," jawab Hyera singkat.
Hyera merebahkan malas pundaknya di sandaran kursi. Sedikit memejamkan mata sambil menikmati angin yang menerpa wajahnya. Pikirannya perlahan mulai tenang.
Suasana di taman kampus memang sangat nyaman saat siang hari. Ada banyak pohon pinus yang berbaris rapi. Batang kokohnya menjulang tinggi meranggas, menghalangi panas terik matahari. Jadi tidak bisa dipungkiri siapa pun akan terhanyut saat berada di taman kampus. Bahkan bisa-bisa tertidur di tempat itu.
Angin lembut menerpa wajah lesu Hyera, hingga membuatnya terlena dalam kenyamanan. Itu karena dia memang sudah mondar-mandir berkeliling di setiap sudut kampus sejak pagi tadi. Dan sekarang sudah pukul 11 siang. Dia bahkan tidak ingat sudah berapa kali perutnya berteriak minta diisi. Namun, dia harus mengabaikan itu, karena mengisi perut bisa ditunda, tapi meminta tanda tangan tentu saja tidak.
"Jangan bohong. Ayo! Kakak juga belum makan siang."
Jaemin mencubit pipi Hyera pelan. Gadis itu bergeming, bahkan tampak enggan membuka mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last December (Tamat)√
Hayran KurguTuhan.. Jika memang masih ada sedikit kebahagiaan yang kumiliki. Aku ingin memberikan semuanya untuk Hyera. Tidak masalah aku pergi lebih cepat, asal gadis itu benar-benar bahagia tanpaku.