Di pagi hari yang cerah, disaat semua makhluk hidup masih terbuai mimpi, seorang lelaki tinggi berwajah tampan, berjalan santai keluar dari gerbang asrama putra menuju lapangan terbuka yang menjadi satu-satunya pemisah dengan asrama putri.
Di bahu kirinya, bertengger familiar nya yang menyerupai burung. Sesekali familiar tersebut mengumpulkan udara sekitar hingga menyelimuti dirinya dan sang master.
Langkah lelaki itu membawanya ke tengah lapangan. Dia berdiam sebentar disana, matanya berkilat nakal sedangkan bibirnya menyunggingkan senyuman jail.
"Kau sudah siap Tee," tanyanya pada familiarnya yang di jawab dengan anggukan.
Melihat anggukan familiarnya, lelaki tersebut menarik napas dalam-dalam kemudian berteriak sekencang-kencangnya.
"Good Morning, y'all! Wake up! It's Monday Yow! Banguuuuunnnn!" teriaknya tanpa peduli.
Disaat bersamaan, Tee familiarnya ikut menggerakkan sayapnya, mengatur agar suara masternya bisa terkirim ke setiap sudut asrama dengan bantuan angin yang telah dikumpulkannya.
Tidak akan ada satupun ruang yang aman dari teriakan lelaki tersebut, karena angin yang membawa suara berisiknya bisa masuk melalui celah sangat kecil sekalipun, ditambah lagi, tanpa bantuan angin familiarnya pun, suara lelaki tersebut juga sudah sangat keras.
Dan benar saja, tidak sampai satu menit, suara teriakan, dumelan, marah dan terkejut merusak kesunyian pagi itu. Padahal waktu baru menunjukkan pukul 5.35 dan hari itu hari Senin. Sungguh sangat menyebalkan bukan.
Apalagi, hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan tengah semester.
"June! Fuck you!" teriak seorang perempuan bersurai coklat yang menyembulkan kepalanya di salah satu jendela kamar asrama puteri sambil melemparkan jam wekernya ke kepala lelaki itu yang berhasil dielakkan olehnya.
"Hahaha, no! no! no! sister! seberapa pun besarnya aku menyayangimu, I won't fuck you! Aku tidak suka incest!" teriaknya membalas Lisa yang adalah kakak kembarnya.
"Yeah! Fuck you, June!" suara lain kembali meneriaki lelaki yang duduk santai di lapangan itu dengan kesal, kali ini sebuah boomerang dilempar kearahnya.
"I told ya'! I don't do incest, Jk!" teriaknya kembali pada adik kembarnya sambil menghindari boomerang yang hampir mengenai telinganya.
Yup, si lelaki tinggi yang merusak ketenangan pagi para siswa yang masih bergelung dalam mimpi adalah Kwon Junhoe. Si berisik yang sok ganteng, kalau kata kakak dan adik kembarnya.
Dengan seringai bahagia, si Junhoe duduk santai di tengah lapangan sambil memperhatikan gerakan-gerakan lalu lalang di asrama putra dan putri.
Ini adalah semester terakhir mereka sebagai pelajar, tentu harus diisi dengan sebanyak mungkin kenangan indah kan, begitu pemikiran Junhoe saat itu.
Setengah jam kemudian, seorang gadis bertungkai panjang dan berwajah seperti boneka berlari kencang kearah Junhoe. Familiarnya, Kitsu juga mengikutinya dari belakang, siap menendang bokong Junhoe yang telah mengganggu tidur cantik master kesayangannya.
Tetapi sebelum Lisa dan Kitsu sampai ke tempat Junhoe, sebuah tangan berotot memiting leher Junhoe terlebih dahulu. Familiarnya, Nuki mencebir ke arah Kitsu yang kalah cepat dengan masternya.
"Yak! Kookie lepaskan dia, harusnya aku yang menendangnya," teriak Lisa kepada Jungkook yang sedang memiting Junhoe.
"Arghh! Yow muscle bunny, lepasin, aku gak bisa napas nih," teriaknya bebarengan dengan umpatan Lisa, sambil berusaha melepaskan leher Junhoe dari pitingan lengan kerasnya Jongkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] LUXNOX
Fantasythe world is crumbling after their goddess falling in love with lord of darkness. And now, only the third generation who can stop the chaos. a story about adventure, journey and friendship - might or might not have a little bit romance ⚠ warning ⚠ T...