Mereka semua merasakannya, udara dan suasana Lux yang semakin hari semakin berbeda. Mereka bahkan tidak tahu kata yang tepat untuk menjabarkannya.
Lux, dunia tempat mereka tinggal, seperti berada diujung kematiannya. Udara di sekitar mereka terasa berat dan mencekik seakan membawa hawa kematian yang begitu pekat.
Keadaan lingkungan Lux bahkan jauh lebih buruk dari udara yang mereka rasakan. Lux yang terlihat kini seperti sebuah kota tua tidak berpenghuni, sunyi dan mencekam, tidak ada lagi suara binatang yang bersahutan bahkan angin dan air seakan enggan untuk bergerak menciptakan suasana.
Tentu mereka tahu, perang terakhir akan datang sebentar lagi, dan sepertinya akan lebih cepat dari perkiraan, walau sebagian dari diri mereka ingin menyangkalnya.
Wizards, setiap hari, setiap waktu terus menerus memperbaharui mantera pelindung di sekitar kastil haimoni Kim. Mereka berbagi tugas tanpa henti, tanpa kenal lelah selalu melafalkan mantera untuk melindungi setiap makhluk di dalam kastil haimoni Kim.
Tapi mau sampai kapan mereka bersembunyi, berusaha keras berlatih, meyakinkan diri kalau sebentar lagi mereka siap bertarung. Jawabannya tidak pernah, mereka tidak akan pernah siap.
Well, mereka hanya anak muda yang berusia duapuluhan tahun, bahkan beberapa dari mereka baru saja menginjak usia dewasa. Jangan salahkan mereka jika mereka tidak pernah merasa siap.
Tapi hari itu, hari ketika haimoni Kim datang tergesa-gesa dengan wajah pucat, mereka akhirnya tahu, kalau mereka sudah tidak lagi bisa menghindari takdir mereka dan mereka harus menghadapinya, siap atau tidak.
***
Pelindung itu, pelindung satu-satunya yang tersisa akhirnya retak dan runtuh hingga tak bersisa, diiringi pekikan mengerikan dan tawa mengejek yang bergaung berputar-putar di sekitar kastil haimoni Kim.
Jika bisa memilih, tidak ada satupun yang mau keluar menghadapi apapun makhluk yang kini mulai menyerbu hampir memasuki halaman kastil haimoni Kim.
Tapi sekali lagi, ini adalah takdir mereka, takdir yang dipilih oleh goddess mereka demi kedamaian Lux dan demi orang tua mereka yang rela menukar waktu hidup mereka demi mereka.
Wizard termasuk Mingyu sudah memisahkan diri, menjauh dari tempat pertarungan. Mereka akan melawan dari jarak jauh. Tugas utama mereka adalah melindungi mereka yang berperang, berusaha untuk meminimalkan resiko yang ada.
Team North, East, West dan South bersiap di posisi masing-masing, menghadapi demon yang mengepung di keempat penjuru.
***
Kini, demon-demon rank S dan rank 0 berdiri dengan wajah menyeringai jahat di baris terdepan menatap makhluk-makhluk Lux di hadapan mereka yang berada di jarak 100 meter dari mereka.
Tidak berbeda jauh dengan para demon, setiap makhluk Lux juga ikut menatap mereka dengan berani dan waspada walaupun degup jantung mereka tidak seberani tatapan mereka.
Walau saling menatap, tidak ada satupun dari mereka yang berminat bergerak. Mereka hanya saling menatap dan menunggu. Keadaan yang tadinya kisruh kini kembali sunyi, bahkan sebatang jarum yang terjatuh pun bisa dengan mudah di dengar.
Wizard termasuk Mingyu kini sudah bersiap merapal banyak mantera dari mantera pelindung hingga merapal mantera ritual memanggil makhluk-makhluk ancient.
Kesunyian yang tercipta seakan mencekik mereka, terutama makhluk yang tinggal di Lux. Mereka bahkan tidak tahu sudah berapa lama saling menatap dalam diam bersiap-siap dengan serangan dadakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] LUXNOX
Fantasithe world is crumbling after their goddess falling in love with lord of darkness. And now, only the third generation who can stop the chaos. a story about adventure, journey and friendship - might or might not have a little bit romance ⚠ warning ⚠ T...