9. Punishment

1.5K 227 15
                                    

"Katakan alasan kalian," perintah Mr. Lee datar kepada tiga siswanya yang berdiri di hadapannya, yakni Lisa, Junhoe dan Jungkook, yang saat ini sedang berada di ruang guru pembimbing mereka.

Ketiganya berdiri santai di hadapan Mr. Lee yang sedang duduk di kursinya yang nyaman.

Hanya sebuah meja kayu besar yang membatasi mereka dengannya.

Kantor itu bermandikan cahaya temaram matahari yang masuk dari jendela besar yang berada di samping kanan meja sang guru.

Di belakang kursinya, terdapat rak buku besar yang dipenuhi buku serta beberapa pajangan kecil yang sepertinya didapat dari kotak sereal.

Disamping lemari buku, terdapat berderet-deret loker yang di labeli huruf dan tingkatan yang didalamnya terdapat berkas-berkas siswa setiap tingkatnya.

Di bagian sudut dekat jendela, terdapat sebuah lemari kaca yang didalamnya terdapat piala serta piagam milik Mr. Lee.

Kantor itu cukup nyaman, dindingnya dilapisi wallpaper berwarna kuning pastel dan walaupun samar, kantor guru pembimbingnya ini wangi jeruk tangerine yang menyegarkan.

Di salah satu bagian dindingnya, tepat dibelakang si kembar tiga, terdapat lukisan pemandangan Lux yang besar dan menyejukkan.

Berbeda dengan keadaan kantornya yang rapih, meja Mr. Lee dipenuhi banyak berkas, di sudut kirinya terdapat sebuah lampu meja berwarna hijau terang yang kontras dengan nuansa keseluruhan.

Disebelah lampu hijau itu, terdapat sebuah pigura kecil yang menampilkan foto seorang bocah laki-laki dan seorang wanita dewasa. Mungkin itu foto istri dan anaknya, pikir si kembar.

"Kami tidak bersalah," jawab Junhoe acuh.

"Ada 28 anak yang terluka dan sedang dirawat di klinik sekolah, sebagian terpaksa dijahit karena lukanya cukup dalam, dan kalian tidak bersalah?

"Oh, dan 7 diantaranya bahkan mengatakan kalau kepalanya sakit dan menjerit-jerit ketakutan hingga harus meminum obat penenang, kalian masih tidak merasa ada salah?" tanyanya tajam kepada si kembar tiga yang sedari tadi melihatnya dengan tatapan malas.

"Kami tidak bersalah," kali ini Jungkook yang menjawab.

"Apa yang kalian tidak mengerti dari pertanyaanku, begitu banyak anak yang terluka, kalian bilang kalian tidak bersalah? lantas siapa yang melakukannya? hantu?" Mr. Lee menggebrak mejanya dengan tatapan marah.

"Kau tidak punya bukti jika kami melakukannya," bela Lisa menatap balik ke arah guru pembimbingnya tanpa takut.

Oh, benar, Mr. Lee lupa, ia berhadapan dengan siapa. Si kembar tiga berdarah hybird. Perpaduan dua darah legendaris yang memiliki kekuatan sihir menakutkan. Kekuatan senyap kalau kata orang.

Mereka bisa membunuh orang disaat mereka sendiri sedang bermain kartu diruangan atau bahkan di tempat lain dengan kekuatan Elf nya.

Sedangkan, dengan menggunakan kekuatan Vampire nya mereka bahkan juga bisa mengendalikan pikiran orang lain untuk membunuh dirinya sendiri tanpa melumuri dirinya sendiri dengan darah.

"Bapak memanggil ibu kalian, kalian boleh duduk disana sambil menunggunya datang," kata Mr. Lee datar sambil menunjuk sofa panjang didepannya.

Sungguh, ia malas melibatkan diri pada kekuatan Elf dan Vampire ditambah lagi, keturunan darah murni Kwon dan Park. Mereka terlalu kuat.

"Kami lapar, ini sudah siang, Pak," Junhoe memecah keheningan.

Mr. Lee menatap mereka tidak percaya. Mereka ini harusnya takut karena mereka telah melukai siswa lain, tetapi yang apa yang barusan Junhoe katakan? mereka lapar? Arghh, rasanya dia bisa gila.

[Completed] LUXNOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang