54. Aftermath

878 169 6
                                    

Ferox berjalan cepat menuju penjara bawah tanah, lebih tepatnya ruang penyiksaan bawah tanah. Napasnya memburu dan jangan ditanya bagaimana emosinya.

Ia kehilangan Innaz salah satu perwiranya, bahkan kedudukannya lebih tinggi dibanding Acedia yang malah selamat dari pertarungan dengan hybird dan teman-temannya.

Seharusnya Acedia yang mati, bukan Innaz, kesalnya. Mencari demon sekuat Innaz sangat sulit, tapi menggantikan prajurit tingkat bawah seperti Acedia lebih mudah.

Tangannya membuka pintu kayu berat dengan kasar, ditatapnya Acedia yang setengah sadar karena telah disiksa semalaman.

Masih dalam kemarahannya, Ferox mengambil gelas berisi air dan menumpahkan airnya ke wajah Acedia untuk menyadarkannya.

Ferox menatap matanya dengan tajam dan menggeram, "Lalu apa yang harus kulakukan untuk mengisi posisi Innaz?" tanyanya.

Acedia hanya bisa menatapnya datar. Ia juga marah atas kematian Innaz, tapi bukam karena alasan yang sama dengan Ferox, Acedia marah karena ia mencintainya.

Itulah mengapa ia akhirnya setuju mengikuti keinginan Innaz untuk menyerang hybird dan teman-temannya, walau ia tahu kalau akan berakibat fatal jika melanggar perintah Ferox.

"Katakan, Acedia! dimana aku bisa mencari pengganti Innaz!" teriak Ferox marah.

Acedia lagi-lagi terdiam, ia sudah malas membela dirinya. Dirinya pasrah menerima hukuman apapun, toh apapun itu, tidak akan membuat Innaz kembali hidup.

 Dirinya pasrah menerima hukuman apapun, toh apapun itu, tidak akan membuat Innaz kembali hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Image cr. Alibaba

Ferox kini sudah mengambil pecut dan mulai memecut Acedia tanpa ampun. "Katakan padaku! Apa yang membunuh Innaz!"

Dengan susah payah, Acedia menceritakan bagaimana Innaz sudah kepayahan karena pelukan kematian Dryad dan kemudian menemui ajalnya karena seorang half Siren Wizard.

Ferox menatap Acedia masih dengan kemarahan yang sama, "Lemparkan dia ke nothingness. Aku tidak butuh bawahan yang bahkan tidak bisa mematuhi perintah atasannya," perintahnya pada beberapa troll yang berjaga. Sedangkan Acedia hanya bisa terbelalak terkejut.

Nothingness adalah tempat kosong, tidak ada cahaya, suara, apapun, bahkan kau akan sulit merasakan dirimu sendiri. Siapapun yang dibuang kesana bisa menjadi gila.

Lalu dengan langkah tergesa-gesa meninggalkan penjara tempat Acedia ditahan. The dark Lord memanggilnya dan itu bukan berita baik ditambah ia kehilangan dua perwiranya.

Acedia akan membayarnya jika ia mendapat hukuman dari The Dark Lord, pikirnya.

***

Berbeda dengan perlakuan penduduk kota Parvus, para penduduk elf di desa elf memperlakukan Jin dan kawan-kawannya dengan sangat baik.

[Completed] LUXNOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang