62. Peaceful Day Before the Storm

818 167 65
                                    

Jin dan teman-temannya berjalan tertatih-tatih kembali ke kastil tua milik haimoni Kim. Mereka memang berhasil mengalahkan Iratus, namun luka yang mereka dapatkan karena pertarungan juga tidak bisa dibilang ringan.

Beberapa bahkan harus ditopang agar bisa berjalan. Untunglah kastil haimoni Kim tidak terlalu jauh karena mereka jelas tidak mau berjalan dalam gelap, apalagi sepertinya, kedamaian di sekitar mereka terasa semu. Seakan sesuatu yang sangat besar akan terjadi.

Di ujung sana, di depan gerbang besar kastil, haimoni Kim sidah menunggu mereka dengan senyuman lembutnya. Si gaga Kim memang sudah sangat tua, namun senyuman lembutnya bisa membuat siapapun yang melihatnya terasa hangat dan itulah yang dirasakan Jin dan yang lainnya.

"Kalian telah melakukan yang terbaik, aku tahu kalian bisa melakukannya. Terima kasih, anak-anakku," ujarnya setelah Jin dan yang lainnya sudah berada cukup dekat dengannya. "Ayo masuk, obati luka-luka kalian. Ada banyak sekali yang ingin kukatakan."

"Apa adik-adikku sudah pulang, haimoni Kim?" tanya Jin begitu mereka sudah berada di ruang makan. Luka mereka sudah diobati dan mereka sudah berganti pakaian.

Haimoni Kim tersenyum memandangi ke enam belas pemuda pemudi di hadapannya, "Makanlah dulu, mereka baik-baik saja, tapi mereka memutuskan untuk pulang besok pagi ketika matahari sudah terbit, jangan terlalu khawatir Jin."

"Apa mereka juga bertemu demon sehingga telat pulang?" tanya Irene yang juga khawatir dengan adiknya.

"Hmm mereka bertemu dengan dua demon, tapi mereka mengatasinya dengan baik. Tenang saja aku tidak akan membiarkan apapun terjadi pada mereka. Sekarang makanlah lalu istirahat, ada yang banyak kejutan yang ingin kukatakan besok, jadi kalian harus dalam keadaan baik saat mendengarnya," ujar haimoni Kim menyudahi perbincangan mereka.

***

Di sisi lain, tepatnya di sebuah cottage kayu tempat Yoongi dan teman-temannya bermalam, terlihat seorang gadis duduk di atas atap sambil memperhatikan bintang-bintang yang bersinar terang di langit.

'Sudah berapa lama aku tidak benar-benar menikmati kedamaian langit malam', pikirnya, padahal langit penuh bintang adalah kesukaannya sejak kecil.

Gadis itu benar-benar terhanyut dalam dunianya hingga tak menyadari seorang pria tampan yang duduk di sebelahnya sambil memainkan kuku-kukunya karena gugup.

Butuh lebih dari 10 menit untuk pria itu untuk akhirnya memberanikan diri berbicara pada gadis di sebelah kirinya, terlebih ketika tanpa sengaja dirinya melihat bercak darah kering di baju yang digunakan gadis itu, "Maaf..," lirihnya tanpa berani memandang lawan bicaranya dan hanya menunduk meratapi kenapa ia bodoh sekali hingga melukai gadis yang ia cintai.

Gadis itu terkejut mendengar suara berat yang mengalun tepat disisinya. "Taehyung oppa?!" ucapnya begitu melihat si empunya suara.

Taehyung hanya menunduk, tidak memiliki keberanian untuk memandangi wajah kesukaannya.

"Kenapa diam?" tanya Lisa bingung, "Kau tadi bicara apa?" tanyanya lagi.

Taehyung memejamkan matanya mengumpulkan keberaniannya untuk mengusir kehugupannya, "Maafkan aku, aku melukaimu," ujar Taehyung tanpa memandang Lisa.

"Kau meminta maaf pada angin?" tanya Lisa malas karena Taehyung tidak berani memandangnya.

Dengan terkejut, Taehyung menoleh ke arah Lisa, berusaha untuk menjelaskan kesalahpahaman Lisa, "Bukan, aku...aku meminta maaf padamu," serunya terburu-buru.

Lisa tersenyum manis, lebih tepatnya menggemaskan karena Lisa yang tersenyum memang terlihat sangat menggemaskan, "Aku tahu oppa. Lagipula kau tidak salah, aku pemanipulasi pikiran, jadi aku tahu persis apa rasanya ketika pikiranmu dimanipulasi. Tidak usah terlalu panik seperti itu. Aku hanya kesal kau tidak mau melihatku, apa aku sejelek itu hingga kau tidak mau melihatku," rajuk Lisa dengan mencibirkan mulutnya.

[Completed] LUXNOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang