Lisa melangkah pelan menuju ruang makan untuk makan siang. Rosè tidak menemaninya karena harus mencari buku di perpustakaan.
Sedangkan Junhoe dan Jungkook diminta untuk mengembalikan alat peraga pelajaran sebelumnya ke kantor guru.
Jadilah Lisa berjalan sendiri, dan ia sangat tidak menyukainya. Ia tahu, dirinya akan menjadi mangsa empuk bagi mereka yang jijik dengan darahnya.
Terutama para perempuan, mereka sangat membencinya padahal yang berdarah hybird bukan hanya dia.
Tapi karena dirinya perempuan, dirinyalah yang lebih terkena imbasnya dibanding adik-adiknya yang laki-laki.
Benar saja, baru setengah jalan, Lisa sudah mendengar cemoohan-cemoohan yang sudah tidak lagi berusaha disembunyikan.
"Lihat tuh, tumben gak ngumpet di belakang badan adiknya. Dasar darah kotor. Heran saudaranya kok gak malu yah?"
"Kasian yah, muka cantik darahnya kotor."
"Kalo ada sekolah lain, gue gak mau sekolah disini. Jijik banget deket-deket sama darah kotor."
Dengan langkah mantap, Lisa berusaha menulikan telinganya. Tidak, ia tidak ingin mendapat masalah di tingkat akhir sekolahnya.
Toh, selama hampir enam tahun ini, ia berhasil menghindarinya.
Mereka bukan orang yang perlu diperhatikan. Mereka hanya iri, batinnya berkata.
Walau hatinya terkadang juga merasakan sakit karena cemoohan mereka.
Kitsu yang mengikuti langkah Lisa dalam diam, merasa sedih melihat master yang dia sayangi berusaha cuek.
Kalau ia punya kekuatan bisa mengeluarkan kemampuannya tanpa harus minta ijin atau tanpa perintah Lisa, mulut jahat perempuan-perempuan itu pasti sudah gosong karena ia bakar.
'Kitsu?' panggil Lisa melalui pikiran. Antara master dan familiar bisa saling berkomunikasi melalui pikiran, karena mereka toh sebenarnya satu tubuh.
'Ya Lili,' jawab Kitsu. Mereka memang saling memanggil nama, karena Lisa dan adik-adik kembarnya menganggap familiar mereka sebagai adik.
'Jangan pedulikan mereka, mereka tidak pantas atas perhatianmu.'
'Jangan terlalu baik Lili, Mereka tidak pantas menerima kebaikanmu,' jawab Kitsu
'Bukan itu Kitsu, aku hanya tidak ingin kamu jadi kotor karena mulut bau mereka,' kata Lisa sambil menampilkan seringainya.
Itulah kenapa Kitsu sangat menyayangi Lisa. Karena walau dirinya perempuan Lisa adalah seorang yang kuat dan mandiri.
Dibalik sikap manisnya, Lisa bukanlah perempuan manja yang perlu bantuan lelaki dalam hidupnya.
"Hei, darah kotor, dipel donk, gimana kita bisa jalan di koridor ini, bisa-bisa kita ketularan darah kotormu," kata seorang gadis berambut pendek yang dengan sengaja menghalangi jalannya sambil menyerahkan alat pel ke arahnya.
"Ups, pegang gagangnya saja, jangan dekat-dekat tanganku, nanti gatal," lanjutnya lagi sambil tertawa mengejek.
Lisa berusaha sekuatnya untuk mengacuhkannya. Ia berjalan santai melewati perempuan kurang ajar yang menghalanginya.
Namun, belum berhasil ia melewatinya, perempuan yang lebih pendek darinya menjegal kakinya menggunakan gagang kain pel yang ia bawa.
Untungnya, Lisa memiliki darah Vampire dalam tubuhnya, jadi dengan cepat ia bisa menghindarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] LUXNOX
Fantasythe world is crumbling after their goddess falling in love with lord of darkness. And now, only the third generation who can stop the chaos. a story about adventure, journey and friendship - might or might not have a little bit romance ⚠ warning ⚠ T...