- Beberapa menit sebelumnya -
'Ugh tubuhku sakit semua' keluh Jungkook dalam hatinya. Dalam keadaan setengah sadar ia mengamati sekitarnya.
'Dimana dia? Apa yang terjadi? Mengapa tubuhnya terasa sakit?' begitu banyak pertanyaan yang muncul di benaknya.
Tapi rasa takut kehilangan kakak-kakak kembarnya membuatnya benar-benar terjaga.
Tidak mempedulikan tubuhnya yang terasa nyeri, ia terduduk dan memandang sekeliling. Betapa leganya ketika melihat Junhoe dan Lisa berbaring didekatnya.
"Lili, Jun? kalian sudah sadar?" tanyanya perlahan memperhatikan tubuh mereka yang juga dipenuhi luka-luka goresan sama seperti di tubuhnya.
"Ouch! dimana ini, Kookie? Apa yang terjadi?" tanya Lisa yang mulai sadar diikuti dengan Junhoe yang memperhatikan sekelilingnya.
"Ini salah satu rumah werewolves, apa yang sebenarnya terjadi?" ujar Junhoe.
"Entahlah, yang kuingat suara yang menggelegar lalu aku merasakan tubuhku terlempar," jawab Lisa.
"Dimana yang lain?" tanya Junhoe.
"Disana ada Tae oppa, Lea dan Ari," jawab Lisa.
"Bukan dia yang...suara apa itu?" gerutuan Jungkook terpotong karena suara yang memekakkan diluar.
"Ayo kita cari tahu," ajak Lisa yang sudah melesat keluar diikuti kedua adiknya.
"A demon? rank S? Jungkook, lindungi mereka, mereka tidak akan sempat lari!" teriak Junhoe.
Jungkook, membuat kubah dari tanah untuk menahan serangan bom yang hampir saja melukai teman-temannya.
'Tunggu, kenapa tinggal mereka kemana yang lainnya?' tanya Lisa melalui telepati pada adik-adiknya.
'Lili, akupun baru saja tiba, bisa gak kita membicarakannya nanti saja?' jawab Junhoe geregetan dengan kakak kembarnya.
"Hybird! Finally! Hello, ups... maafkan penampilanku! Perkenalkan, Alezia rank S in your service," dengan histeris wanita seksi yang telah kehilangan satu tangannya itu menyapa triplets ketika matanya menangkap ketiganya yang sedang memantau keadaan.
Matanya yang jahat berbinar melihat mereka dan tanpa menunggu lama, ia telah melupakan Jin dan yang lainnya.
"Oh! kau pasti Lalisa? Ferox menunggu mu young lady, oh dan tentu kedua adik-adikmu yang tampan ini," katanya menggoda.
Triplets hanya terdiam tidak tahu harus melakukan apa. "Mari, perjalanannya cukup jauh, tapi kuyakin dengan kekuatan kalian, kita akan tiba esok malam," seringai Alezia.
"Atas dasar apa kau menganggap kami akan ikut denganmu?" tanya Junhoe tak kalah sinis.
"Oww, jangan seperti itu tampan, tidak ada penolakan, okay?" lirihnya sambil mengelus pipi Junhoe yang langsung ditepis.
"Kubilang, aku tidak menerima penolakan!" beberapa tanda target muncul di bahu, lengan atas dan bawah, paha dan betis triplets.
"Tenang saja, aku hanya akan melumpuhkan kalian, kami butuh kalian dalam keadaan hidup," seringainya.
Kemudian Alezia membentangkan tangan kanannya menciptakan rudal-rudal seukuran peluru yang selanjutnya melesat cepat menuju target di tubuh triplets.
'Damn! kita harus membunuhnya jika ingin terlepas dari tanda ini!' telepati Junhoe sambil melesat menghindari rudal-rudal yang mengejar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] LUXNOX
Fantasíathe world is crumbling after their goddess falling in love with lord of darkness. And now, only the third generation who can stop the chaos. a story about adventure, journey and friendship - might or might not have a little bit romance ⚠ warning ⚠ T...